70 Persen Tol di Batam Dirancang Melayang, Membentang dari Bandara Hang Nadim hingga Ujung Kota
Hampir 70 persen struktur jalan tol di Batam yang bakal dikembangkan akan dibuat melayang atau elevated.
#70 Persen Tol di Batam Dirancang Melayang, Membentang dari Bandara Hang Nadim hingga Ujung Kota
TRIBUNBATAM.id - Hampir 70 persen struktur jalan tol di Batam yang bakal dikembangkan akan dibuat melayang atau elevated.
Saat ini, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah menyusun trase Jalan Tol Dalam Kota Batam.
Targetnya, penyusunan trase untuk ruas yang akan digarap PT Hutama Karya (Persero) tersebut, selesai akhir tahun 2019 ini.
Menurut Kepala Divisi Pengembangan Jalan Tol Hutama Karya Agung Fajarwanto, hampir 70 persen struktur jalan berbayar ini akan dibuat melayang atau elevated.
Hal itu trase jalan yang membentang dari Bandara Hang Nadim hingga Batu Ampar sepanjang 25 kilometer melewati kawasan padat penduduk.
"Kemungkinan elevated. Tapi tergantung trasenya nanti," kata Agung di Jakarta, Kamis (5/9/2019).
langkah berikutnya adalah penetapan lokasi oleh pemerintah daerah, sebelum akhirnya penandatanganan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT).
"Targetnya akhir tahun ini kita selesaikan trasenya. Itu dari Bina Marga, jadi ROW plan," sebut Agung.
Adapun untuk kebutuhan investasi, hingga kini masih dalam proses perhitungan.
Namun sebagai gambaran, untuk membangun konstruksi jalan berbayar secara umum atau at grade mencapai Rp 100 miliar per kilometer.
Sedangkan untuk elevated membutuhkan biaya 3 sampai 4 kali lipat lebih mahal. Kebutuhan investasi ini, di luar anggaran pembebasan lahan.
Perseroan, imbuh dia, tidak akan ikut campur dalam proses tersebut, karena proyek ini sifatnya penugasan pemerintah kepada HK.
"Tanah itu kewajiban pemerintah, bukan komponen investasi. Bagi kami BUJT, sepanjang diadakan oleh pemerintah (tidak ada masalah)," tutup Agung. (Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "70 Persen Tol Dala) Kota Batam Dirancang Melayang"
Jalan tol di Ibu Kota Baru Kalimantan
TRIBUNBATAM - Jalan Tol Balikpapan- Samarinda (Balsam) yang berada di Kalimantan Timur dijadwalkan rampung pada Oktober 2019.
Direktur Teknik PT Jasamarga Balikpapan Samarinda (JBS) Edy Nugraha mengungkapkan target penyelesaian jalan tol pertama di Bumi Kalimantan ini kepada Kompas.com, Sabtu (7/9/2019) malam.
"Konstruksi fisik selesai pada Oktober 2019," kata Edy.
Dengan demikian, jalan berbayar ini dapat beroperasi dan digunakan publik pada libur Natal 2019, dan Tahun Baru 2020 mendatang.
Tol Balsam dirancang sepanjang 99,35 kilometer dengan perkiraan investasi senilai Rp 9,97 triliun.
Sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN), Tol Balsam dibangun dengan skema investasi dan viability gap fund (VGF).
Untuk skema investasi yang dikerjakan PT JBS mencakup Seksi I Km 13, Seksi II, Seksi III, dan Seksi IV (Samboja-Jembatan Mahkota II).
Sementara skema VGF yang dikerjakan pemerintah meliputi Seksi 1 (KM13-Samboja) dan Segmen 5 (KM 13-Bandara Sepinggan)
Saat ini, perkembangan konstruksi yang merupakan porsi PT JBS telah mencapai 97,57 persen.
"Masih ada deviasi sekitar 1,16 persen dari rencana 98,73 persen," kata Edy.
Jalan bebas hambatan ini bakal dilengkapi dengan empat gerbang tol. Keempatnya terletak di gerbang tol (GT) Manggar dengan ramp on/ramp off di Jl Mulawarman dan GT Karang Joang dengan ramp on/ramp off di Jl Soekarno-Hatta KM 13.
Kemudian, GT Samboja dengan ramp on/ramp off yang berada di Jl. Soekarno-Hatta Km 38 dan GT Palaran dengan ramp on/ramp off di Jl. Soekarno-Hatta km 4 (Samarinda).
Infrastruktur berkualitas tinggi
Sementara itu, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Danang Parikesit mengatakan, terpilihnya Kalimantan Timur sebagai provinsi ibu kota baru menggantikan Jakarta, melegitimasi kehadiran Jalan Tol Balsam.
Infrastruktur konektivitas ini tak hanya merupakan yang perdana di bumi Kalimantan, melainkan juga sebagai referensi bagi pembangunan infrastruktur berkualitas tinggi (high quality infrastructure).
Menurut Danang, Tol Balsam juga dirancang sebagai penghubung ibu kota Provinsi Kalimantan Timur di Samarinda, dengan sejumlah kota bisnis lainnya seperti Balikpapan, Penajam Paser Utara, Kutai Kertanegara, dan Bontang.
"Terutama Penajam Paser Utara, akan memiliki modal infrastruktur berkualitas tinggi yang melayani fungsi ibu kota negara," ujar Danang.
Dia menambahkan, Tol Balsam semakin strategis ketika didukung infrastruktur konektivitas lainnya menuju Pelabuhan Semayang di Balikpapan, dan Pelabuhan Samarinda.
"Konektivitas dengan pelabuhan ini untuk mendukung livelihood bagi ibu kota negara," ucap Danang.
