Kualitas Udara Pekanbaru Senin Malam Ini Capai Level BERBAHAYA!

Melansir bmkg.go.id, hingga pukul 21.00, grafik kondisi partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 10 mikron (mikrometer) menujukkan peningkatan.

Kompas.com
Karhutla di Riau, level pencemaran udara memasuki level berbahaya 

TRIBUNBATAM.ID, PEKANBARU - Senin (16/9/2019) malam ini, kualitas udara di Pekanbaru berada di level berbahaya.

Melansir bmkg.go.id, hingga pukul 21.00, grafik kondisi partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 10 mikron (mikrometer) menujukkan peningkatan.

Kualitas udara berdasar pengukuran PM10 pada sore hingga malam hari berada pada kisaran 329 sd 355 ugram/m3 atau berbahaya.

BMKG menyebutkan bahwa musim kemarau di wilayah Riau masih akan terjadi sampai pertengahan Oktober 2019.

Sedangkan untuk wilayah lain bisa sampai akhir Oktober atau Awal November 2019. 

Masker Ini Populer di Singapura. Hebat Menangkal Kabut Asap Plus Modis

Tindak Tegas Kebakaran Hutan dan Lahan, Kementerian LHK Segel 9 Perusahaan

Asap Kiriman Dari Riau Tak Kunjung Hilang, Polsek Sagulung Bagikan Ribuan Masker ke Pengendara

Sementara, hingga saat ini, api masih sulit dipadamkan meskipun jumlah personel yang dikerahkan untuk memadamkan api sudah 9.000 orang, untuk wilayah Sumatera dan Kalimantan.

Sulitnya memadamkan api adalah karena lahan yang terbakar adalah lahan gambut yang meskipun bisa dipadamkan di permukaan, namun api masih membara di kedalaman hingga tiga meter.

Hujan Buatan

Level udara di Pekanbaru Senin malam ini

Untuk antisipasi karhutla agar tidak tambah banyak dan tambah luas, pemerintah menyiagakan tiga pesawat untuk teknologi modifikasi cuaca (TMC) atau hujan buatan.

Pessawat Cassa 212-200 dengan kapasitas 1 ton sudah beroperasi di Riau sejak bulan 26 Februari 2019.

"Untuk memperkuat armada TMC, pemerintah menambah 1 pesat CN 295 dengan kapasitas 2.4 ton yang sudah berada di Pekanbaru dan 1 Hercules dengan kapasitas 5 ton yang direncanakan datang di Pekanbaru pada hari Senin besok," ungkap Plt Kapusdatinmas, Agus Wibowo dalam keterangannya seperti dilansir TribunBatam.id dari Tribunpekanbaru.com.

Operasi TMC sangat tergantung dengan keberadaan awan potensial hujan yang secara rutin diperkirakan oleh BMKG.

Seluruh pesawat dalam kondisi siaga dan jika terdapat potensi awan maka pesawat itu akan segera diterbangkan untuk menyemai awan agar menjadi hujan.

BMKG memperkirakan bahwa pertumbuhan awan berasal dari arah utama, sehingga saat ini sebagian wilayah Indonesia di sebelah utara seperti Aceh dan Sumatera Utara sudah mulai hujan.

"Pada hari ini terdapat potensi awan sedang di wilayah Riau dan tim masih menunggu sampai pertumbuhan awan potensial cukup banyak dan kemudian dilakukan operasi TMC," lanjutnya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved