Orangtua Tak Mampu Beli Susu, Balita Deberi Kopi Senjak Usia 6 Bulan, Beigiin Kondisinya
Kedua orangtuanya terpaksa menyuguhi kopi tubruk ke anaknya lantaran tak mampu membeli susu.
TRIBUNBATAM.id - Miris, bayi ini diberikan dot berisi minuman kopi hingga 1,5 liter setiap hari.
Bayi perempuan tersebut berusia 14 bulan, tinggal di Polewali Mandar, Sulawesi Barat.
Hadijah Haura, nama bayi itu menghabiskan lima gelas atau setara 1,5 liter kopi setiap hari.
Kedua orangtuanya beralasan terpaksa menyuguhi kopi tubruk ke anaknya lantaran tak mampu membeli susu.
Hal mengejutkan terjadi.
• Terungkap Pelaku Pembunuhan Gadis 13 Tahun Juga Lakukan Pemerkosaan, Korban Sempat Melawan
• Pengemudi Sempat Dilempari Batu, Cerita Bripka Eka yang Terseret Sampai 200 Meter di atas Kap Mobil
• Anti Mainstream, Inilah Tempat Wisata Unik di Bangkok Sampai Minum Kopi Bersama Kucing
Semula ada kekhawatiran bayi ini mengalami hal tak diharapkan karena minum kopi tiap hari yang selazimnya bukan minuman bayi.

Nyatanya, balita ini baik-baik saja, dan sehat.
Meski mengonsumsi kopi, pertumbuhan fisik bayi itu seperti anak normal lainnya.
Anak pertama pasangan Sarifuddin dan Anita dari Desa Tonro Lima ini bahkan kerap membuat kedua orangtuanya tak bisa tidur lantaran bocah ini aktif bermain sendiri.
Anita mengaku kerap memberikan kopi karena ia tak mampu membeli susu.
Upah Rp 20.000 sebagai buruh kupas kopra bersama suaminya, hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan dapur kecil keluarganya.
"Ya mau diapalagi, pendapatannya tidak cukup untuk membeli susu.
Terpaksa setiap hari hanya diberi dot berisi kopi.
Bahkan ia tak bisa tidur kalau tidak minum kopi. Biasa merengek minta kopi sebelum tidur,” jelas Anita saat ditemui wartawan di rumahnya, Sabtu (14/9/2019).
Menurut Anita, Ia dan suaminya Sarifuddin hanya menggantungkan hidup dari upah bekerja sebagai pengupas kopra.

Saat musim panen, Sarifuddin kerap beralih profesi menjadi buruh angkut padi di sawah karena upahnya lebih besar.
Namun usai panen, ia kembali menekuni profesi sebagai buruh kupas kopra.
Selama sehari bekerja, maksimal ia mendapatkan penghasilan bersama suaminya hingga Rp 40.000.
Itu pun jika ada kelapa yang bisa diolah jadi kopra.
Saat bahan bakunya habis ia kerap beristirahat sampai ada bahan baku terkumpul untuk diolah.
Meski khawatir dengan perkembangan kesehatan buah hatinya yang terus menerus disuguhi kopi, Anita mengaku tidak punya banyak pilihan karena alasan pendapatan rumah tangga.
Kalau ada upah setiap hari itu biasanya hanya cukup untuk kebutuhan makan sehari-hari, itu pun kadang tidak cukup.
Selama ini Anita mengaku tak pernah mendapatkan bantuan susu atau asupan gizi dari dinas kesehatan untuk anaknya.
Kabid Bina Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Polman mengatakan, pihaknya telah mengunjungi anak tersebut dan memberi bantuan berupa biskuit dan susu.
Dinkes juga telah memberikan pemahaman kepada orangtua anak tersebut agar tidak lagi memberi kopi.
"Karena kalau lama kelamaan nanti ada efeknya karena mengandung kafein dan mengandung banyak gula," jelasnya.
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Tak Mampu Beli Susu, Orangtua Beri Kopi kepada Balita sejak Usia 6 Bulan, Begini Kondisi Sang Anak