Debat Letjen TNI Ahmad Yani vs PKI, Anggota TNI Tewas Dicangkul, Dikepung Tentara & Tewas Ditembak
Putra Ahmad Yani, Irawan Sura Eddy kala itu berusia 7 tahun terbangun dan mendapati ia. sendirian kemudian bergegas mencari ibundanya
#Debat Letjen TNI Ahmad Yani vs PKI, Anggota TNI Tewas Dicangkul, Dikepung Tentara & Tewas Ditembak
TRIBUNBATAM.id - Nama perwira tinggi TNI AD jenderal TNI Ahmad Yani akan terus dikenang sebagai pahlawan revolusi.
Jenderal TNI Ahmad Yani menjadi korban kekejaman PKI pada peristiwa gerakan 30 September 1965.
Peristiwa itu adalah penculikan para jenderal TNI AD oleh PKI.
Sebelum sang jenderal diculik, PKI sudah melakukan beberapa aksi yang cukup membahayakan kedaulatan negara
Dilansir dari Sosok.id dalam artikel 'Ketika Jenderal Ahmad Yani Siap Siagakan Kopassus untuk Melawan PKI : Asah Pisau Komandomu!', PKI pernah meminta kepada pemerintah agar mempersenjatai buruh dan tani demi kepentingan bela negara.
PKI menyebut jika buruh dan tani dipersenjatai akan menjadi Angkatan Kelima, di luar AD, AL, AU dan Kepolisian.
• Soeharto Pernah Hendak Diracun Tikus Oleh Perempuan, Ngaku-ngaku Anak Soeharto Saat G30S/PKI
• Tak Seperti yang Diberitakan, Pengakuan Sebenarnya Dokter yang Otopsi Jasad Para Korban G30S/PKI
Bahkan Perdana Menteri China Chou En Lai ketika itu siap sedia menyuplai 100 ribu pucuk
senjata untuk buruh dan tani Indonesia.
Mengutip Buku Sejarah TNI yang diterbitkan oleh Pusat Sejarah Mabes TNI tahun
2000, permintaan 'nyeleneh' PKI ini berhasil digagalkan TNI AD.
Sebab TNI AD menilai PKI berusaha menunggangi buruh dan tani untuk dijadikan unsur bersenjata mereka.
Salah satu contoh sudah terpampang dalam peristiwa Bandar Betsy di Simalungun, Sumatera Utara dimana buruh dan tani simpatisan PKI bergerak menyerobot tanah milik Perusahaan Perkebunan Negara (PPN).
Bahkan seorang anggota TNI Pelda Soedjono yang sedang melaksanakan tugas untuk pengamanan, mati dicangkul simpatisan PKI saat peristiwa itu.
Panglima Angkatan Darat Jenderal Ahmad Yani marah mengetahui aksi barbar PKI itu.
"Bisa timbul anarki dalam negara kalau kasus ini dibiarkan!" ujar Ahmad Yani marah.
Saat menghadiri HUT Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD/Kopassus) tanggal 15 Juli
1965 di Jakarta, jenderal TNI itu masih dongkol dengan PKI.
