BATAM TERKINI
Warga Malaysia Takjub Lihat Lautan Manusia di Masjid Sultan Mahmud Riayat Syah Batam: Serasa Umroh
Ribuan wisatawan mancanegara (wisman) dari berbagai negara tetangga ikut memadati Masjid Sultan Mahmud Riayat Syah, Batam, Jumat (20/9/2019).
Penulis: Beres Lumbantobing |
1. Kisah Inspirasi Walikota Batam Sebelum Bangun Masjid Sultan Riayat Syah
Walikota Batam, HM Rudi meninjau progres pembangunan Masjid Sultan Mahmud Riayat Syah di Batuaji, Selasa (6/8/2019).
Senyum merekah dari wajah Wali Kota Batam, HM Rudi (55), terus terlihat sepanjang seremoni peresmian Masjid Sultan Mahmud Riayat Syah II di Jl Tanjung Uncang, Batu Aji, Kota Batam, Jumat (20/9/2019) hari ini.
Senyum itu terlihat saat tiba pukul 07.00 WIB, menjemput dan menyalami tetamu, hingga duduk berdampingan dengan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) yang juga Wakil Ketua Umum DPP Dewan Masjid Indonesia (DMI) HM Syafruddin Kambo, serta dai sejuta followers, Ustad Abdul Somad (UAS), Pj Gubernur Kepri H Isdianto, dan tetamu VVIP lain.
Rudi memang jadi inisator utama masjid yang bisa menampung sekitar 25 ribu jamaah ini.
Selain inisiator saat cara, Rudi jugalah yang membubuhkan tanda-tangan di batu prasasti masjid yang konsepnya meniru Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi ini memiliki luas 58.114 m2 ini.
Saat memberi sambutan di hadapan +12 ribu tetamu termasuk ratusan anggota majelis taklim dari 3 negara sahabat; Malaysia, Singapura dan Brunei, Rudi bercerita muasal proyek masjid senilai Rp260 miliar itu.
“Ini bermula saat saya baru jadi anggota DPRD Batam, tahun 2004,” Rudi memulai kisah yang menginspirasi dia membangun yang diklaim sebagai masjid terbesar di Kepulauan Riau dan semenanjung Sumatera.
Rudi muda memulai karier sebagai polisi. “Saya ini lama jadi penyidik loh,” katanya suatu ketika kepada Tribun.
Karier politiknya dimulai saat memasuki usia matang, 40 tahun. Inisiatif membangun rumah ibadah representatif di kawasan pemukiman buruh di Sagulung dan Batu Aji, saat dia terpilih jadi anggota DPRD Batam dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), 2004-2011.
Dia mengaku miris melihat, ratusan buruh dari kawasan industri Muka Kuning, Sagulung dan Batu Aji, selalu buru-buru saat menunaikan salat jumat.
“Mereka takut kena sanksi dari PT (perusahaan), kalau terlambat uai salat Jumat atau salat lohor,” ujar Rudi megenang masa kejayaan kawasan industri assembling, manufaktur, dan olahan baja di Muka Kuning, dan ship yard di Batu Aji, akhir dekade 1990-an dan medio 2000-an.
Saat dia menjadi Wakil Wali Kota di era Ahmad Dahlan (2011-2016), Rudi pun melobi parlemen dan meminta ke otorita (Badan Pengusahaan) Batam, untuk ‘mewaqafkan” lahan seluas 4,00 Hektar di Tanjung Uncang, kawasan tengah antara Batu Aji dan Sagulung. Kala itu Rudi sudah terdaftar sebagai kader Partai Demokrat.
Nah, ketika terpilih menjadi Walikota Batam tahun 2016, niat untuk membangun masjid itu, kian nyata. Saat itu, Rudi sudah pindah partai dari Demokrat dan menjadi Sekretaris DPW Partai Nasdem Kepri.
Di awal masa pemerintahannya, dia mengalokasikan dana pembangunan dari ABPD dan mengajak masyarakat berpartisipasi membangun masjid yang dia sebut “terbesar di Sumatera”.
Dari data olahan Tribun, luasan area masjid Sultan Mahmud Riayat Syah, termasuk lima besar terluas di Indonesia.

Masjid Istiqlal, DKI Jakarta, luas 24.200 m2, tampung 20 ribu jamaah) dibangun tahun 1978.
Lalu tahun 1996, mantan Panglima TNI Jenderal M Jusuf (1928-2006), mengisnisasi pembangunan Masjid Al Markas Al Islami, Makassar, Sulsel (10.000 m2, 50 ribu jamaah)
Lalu Masjid Al Akbar, Surabaya, Jatim 28,509 m2 — 39 ribu jamaah) mulai dipakai solat berjamaan tahun 2001, .
Lalu, Islamic Center Samarinda, Kaltim (43.500m2, tampung 35 ribu jamaah) diresmikan tahun 2008.
Nah, Masjid yang diinisiasi Rudi di tahun 2016 ini, Masjid Sultan Mahmud Riayat Syah, seluas 58.114 m2 dan bisa menampung 25 ribu jamaah).
Masjid ini diklaim kubah dan menara tertinggi di Sumatera.
Kubah utama masjid 46,42 m2, dengan interior ornamen Melayu.
Lalu, dengan menggunakan designer dari Sulawesi, dia juga membangun 8 Kubah Payung Membran dengan bentangan masing-masing 25x25 m.
Menara utama masjid setinggi 99 meter, dibangun dengan 29 lantai. “Di Lantai 16, Batam City View 360 derajat.”
Selain itu ada 5 menara kecil, dengan diameter antara +20m hingga +30 m).
Para jamaah dan takmir masjid tak perlu khawatir kehabisan air wudhu. Sebab masjid ini ada 2 bak Air Wudhu (1 ground tank +270 m3 kubik) dan bak lantai 2 +70 m3 kubik.
Yang khas dari masjid yang diinisiasi pria kelahiran Tanjung Pinang ini adalah area bersuci.
Jarak keran antara keran wudhu, 1,200 cm. Ini agar saat bersuci air wudhu tak memercik ke jamaah lain. Rerata masjid jaraknya 80 cm hingga 100 cm.
Kekhasan yang lain adalah tak ada standing urinoir (tempat kencing berdiri), semua 510-an urinoir jongkok. Ini agar air seni tak memerciki pakaian jamaah, serta sesuai sunnah.
Rudi membuat perbedaan di area ini sesuai saran Ketua Majelis Ulama Kota Batam, Usman Ahmad kepada inisiator pembangunan masjid, HM Rudi, 22 Mei 2019.
Penamaan masjid Rudi juga ikit andil.
Sultan Mahmud Riayat Syah II (1760-1812).
Pejuang Melayu, hidup antara tahun 1760 hingga 1812. Kelahiran Riau Lingga. Putra Sultan Mahmud Riayat Syah. Didaulat jadi raja di usia 2 tahun. Dipelihara pamannya, Daeng Kamboja dan Raja Haji Fisibilllah. Dimakamkan di Daik Lingga. Dapat gelar pahlawan nasional dari Presiden Jokowi 9 November 2017.
FASILITAS Utama masjid antara lain;
Ruang Shalat +25.000 Jamaah = Ruang parkir 2.500 kendaraan = Islamic Centre (Pusat Dakwah, kajian, dan perpustakaan) = Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ)= Asrama santri = Media tabligh
FASILITAS Pendukung: + Tempat wudhu, pujasera, kios, ruang engineer, dan ruang difable. + Ruang VVIP + Meeting
+ Sekretariat Takmir dan Pengurus Masjid + Ruang Isirahat Imam + Ruang Belajar, Majelis Taklim dan Ruang Guru