9 Korban Tewas Kerusuhan Wamena Berasal dari Pesisir Selatan Sumbar, Ada yang Satu Keluarga
Kapolda Papua Irjen Rudolf A Rodja memastikan bahwa alasan massa melakukan aksi anarkistis di Wamena adalah karena mereka termakan kabar hoaks
TRIBUNBATAM.ID, PADANG - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Barat ( Sumbar) menyebutkan, sembilan orang korban yang tewas akibat kerusuhan yang terjadi di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Senin (24/9/2019), berasal dari Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
Mereka adalah S (36) dan istrinya P (30) serta anaknya R (4). Kemudian JA (23), H (20), I (8), IW (24), N (40) dan YN (28).
"Benar ada 9 orang yang berasal dari Sumbar. Atas nama Pemprov Sumbar kami mengucapkan belasungkawa yang mendalam," kata Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit, di Padang, Selasa (24/9/2019).
Nasrul mengatakan, pihaknya sudah mengklarifikasi hal itu ke Wamena.
• Demo Mahasiswa Rusuh Hingga Malam, Massa Dipukul Mundur Hingga Semanbggi, Water Canon Dirusak
• UPDATE Korban Tewas Rusuh di Wamena Papua - Kapolri Tito Karnavian : Bertambah Jadi 26 Orang
• Polisi Tangkap Pelaku Penikaman di Pasar Jodoh Batam, Berkelahi Karena Masalah Pinjam Gitar
Semua korban berasal dari Kabupaten Pesisir Selatan.
Berdasarkan komunikasi dengan warga Sumbar di Wamena, perempuan dan anak-anak telah diungsikan ke Jayapura, sementara laki-laki masih bertahan di Wamena.
Sebelumnya diberitakan, jumlah korban akibat kerusuhan yang terjadi di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, terus bertambah.
Hingga Selasa (24/9/2019) malam, jumlah korban tewas mencapai 28 orang.
"Sampai tadi malam ditemukan 17 meninggal dunia, namun setelah satu hari melakukan pencarian di beberapa tempat yang dibakar, ditemukan beberapa jenazah, total sudah 28 orang tewas," ungkap Kabid Humas Polda Papua, Kombes AM Kamal, di Jayapura, Selasa (24/9/2019).
Kamal menyayangkan aksi unjuk rasa yang awalnya berjalan kondusif tiba-tiba berubah menjadi anarkistis.
Bahkan, saat aparat gabungan melakukan pembersihan, ditemukan ada satu keluarga yang tewas terbakar. "Ada yang satu keluarga, 5 orang. Kami tahu karena tetangganya yang menunjukan," kata dia.
Menurut Kamal, para korban tewas rata-rata mengalami luka bacok, luka bakar, tusukan dan luka akibat terkena benda tumpul.
Hingga kini, belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka kasus kerusuhan Wamena, namun kepolisian telah mengamankan beberapa orang yang diduga terlibat dalam kejadian tersebut.
"Enam sudah diamankan dan sedang menjalani pemeriksaan," katanya.
Komandan Kodim 1702/Jayawijaya Letkol Inf Candra Dianto menyebut, korban luka-luka akibat kerusuhan tersebut mencapai 70 orang.
Menurut dia, sebagian besar korban mengalami luka bakar. "Ada yang luka bakar, terkena batu, kena panah," kata dia.
Demonstran bersikap anarkistis hingga membakar rumah warga, kantor pemerintah, PLN, dan beberapa kios masyarakat.
Unjuk rasa yang berujung rusuh itu diduga dipicu oleh perkataan bernada rasial seorang guru terhadap siswanya di Wamena.
Kapolda Papua Irjen Rudolf A Rodja memastikan bahwa alasan massa melakukan aksi anarkistis di Wamena adalah karena mereka termakan kabar tidak benar (hoaks).
Rudolf mengklaim kepolisian sudah mengkonfirmasi isu tersebut dan memastikannya tidak benar.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "9 Korban Tewas Kerusuhan di Wamena Berasal dari Pesisir Selatan, Sumbar"