Donald Trump Serang China di Sidang Umum PBB, Sentil Demo Hong Kong
China tidak hanya menolak untuk mengadopsi reformasi yang dijanjikan, tetapi juga menganut model ekonomi yang menghambat pasar besar-besaran
TRIBUNBATAM.ID, NEW YORK - Presiden AS Donald Trump melancarkan serangan terhadap China atas kebijakan perdagangannya dan kasus Hong Kong selama pidatonya di Sidang Umum PBB pada hari Selasa (24/9/2019).
Donald Trump juga mengecam Beijing yang disebutnya melakukan pengekangan dalam menangani protes yang sedang berlangsung di Hong Kong.
"Dua dekade terakhir telah membuktikan bahwa terori bahwa akses China ke Organisasi Perdagangan Dunia pada tahun 2001 untuk menunjukkan liberalisasi perdagangan "sepenuhnya salah", kata Trump di hari pertama sidang umum tahunan PBB ke-74 di New York.
“China tidak hanya menolak untuk mengadopsi reformasi yang dijanjikan, tetapi juga menganut model ekonomi yang bergantung pada hambatan pasar besar-besaran, subsidi negara yang besar, manipulasi mata uang, dumping produk, transfer teknologi paksa dan pencurian kekayaan intelektual dan juga rahasia dagang dalam skala besar.” kecam Trump sambil melihat kepada delegasi China.
• Jokowi Siap Umumkan Menteri di Kabinetnya, Moeldoko Sebut Ada yang Ingin Hambat Pelantikan Presiden
• PM Inggris Boris Johnson Makin Tersudut, Pembekuan Parlemen Dinyatakan Melanggar Hukum oleh MA
• Wako Ex Officio Kepala BP Batam, Pengusaha Berharap Tidak Ada Lagi Keraguan Investor ke Batam
Pernyataan Trump muncul ketika dua ekonomi terbesar dunia itu terkunci dalam perang dagang AS vs China yang segera akan memasuki bulan ke-16.
Dalam beberapa minggu mendatang, negosiator dari China akan melakukan perjalanan ke Washington untuk putaran pembicaraan tingkat tinggi untuk menutup kesenjangan antara kedua negara tentang masalah-masalah termasuk perlindungan kekayaan intelektual, akses pasar dan transfer teknologi.
Pemerintah AS diperkirakan akan menaikkan tarif barang-barang China senilai US$ 250 miliar dari 25 menjadi 30 persen pada 15 Oktober.
Ini adalah pukulan ketiga setelah sebelumnya menaikkan tarif impor berbagai produk senilai US$ 300 miliar.
Meskipun mendapat hambatan atas barang-barang teknologi dan manufakturnya, China tetap tenang. Justru Amerika Serikat yang kelabakan setelah China menunda impor produk pertanian AS senilai US$ 70 miliar.

Penghentian impor produk pertanian AS ini diperkirakan akan berdampak pada popularitas Trump pada Pemilu 2020 nanti.
Apalagi, pengenaan tarif impor yang tinggi terhadap produk China justru memukul ritel Amerika Serikat, terutama dalam menghadapi Natal tahun ini.
Pasalnya, 90-95 persen asesoris Natal diimpor dari China.
Pidato pemimpin AS untuk majelis umum PBB, yang ketiga ini menandai peningkatan serangan yang signifikan terhadap China dibandingkan tahun lalu di acara yang sama.
Kesepakatan harus segera hadir atau Trump akan meningkatkan perang dagang, peringatan penasihat utama Gedung Putih Michael Pillsbury kepada media.
• Hong Kong Bergolak Lagi, Demionstran Bersenjata Bom Molotov Hadapi Gas Air Mata Polisi
Pada hari Selasa, Trump juga mengatakan pemerintahnya "dengan hati-hati memantau" situasi di Hong Kong. Protes anti-pemerintah selama berminggu-minggu terus melihat bentrokan antara demonstran dan polisi setempat.
"Dunia sepenuhnya berharap bahwa pemerintah China menghormati perjanjian mengikat yang dibuat dengan Inggris dan terdaftar di PBB di mana China berkomitmen untuk melindungi kebebasan, sistem hukum dan cara hidup demokratis Hong Kong," kata Trump.
Dia menambahkan bahwa bagaimana China memilih untuk menangani situasi akan "mengatakan banyak tentang perannya di dunia di masa depan".
“Kita semua mengandalkan Presiden Xi sebagai pemimpin yang hebat,” katanya.
Namun, pernyataan Trump ini, oleh pengamat, dianggap sebagai upaya untuk "menjinakkan" kubu Demokrat yang terus berseteru dengan berbagai isu di dalam negeri AS.
Demonstrasi Hong Kong yang berlangsung selama hampir empat bulan saat ini menjadi "dagangan" politik sejumlah negara untuk menekan Beijing.
Parlemen Amerika Serikat, misalnya, menggagas regulasi khusus untuk membedakan perlakuan AS terhadap Hong Kong dengan China, termasuk kebijakan perdagangan.
Hal itu dinyatakan oleh Ketua Kongres AS Nancy Pelosi usai bertemua Joshua Wong.

Gagasan ini muncul setelah aktivis pro-demokrasi Hong Kong Joshua Wong terus melakukan kampanye terkait perjuangan mereka ke sejumlah negara, termasuk AS.
Hal ini menimbulkan kecaman terhadap Beijing dan mengingatkan negara-negara barat untuk tidak iku campur dan menegaskan bahwa Hong Kong adalah wilayah China.
Isu demonstrasi yang berawal dari penolakan RUU ekstradisi saat ini memang telah berubah menjadi isu politik, bahkan diarahkan menjadi isu anti-China.
Hal itu terlihat dari kasus pelecehan terhadap bendera China pada demonstrasi Minggu lalu, bendera China diinjak-injak dan disemprot dengan cat.
• Beijing Marah, Demonstran Hong Kong Injak-injak Bendera China saat Berdemo
