Kisah Polwan Cantik Bripka Afika Langsung Menolong Pelajar yang Menangis saat Demo Ricuh di DPRD
Polwan berusia 24 tahun ini menolong seorang siswa kelas 2 SMP yang ditinggal oleh teman-temannya saat unjuk rasa berlangsung di gedung
TRIBUNBATAM.id - Bripda Afika Nasution dijuluki sebagai polisi wanita (Polwan) berhati humanis.
Sikap penyayang yang ditunjukan Bripda Afika dalam aksi unjuk rasa pelajar, Jumat (27/9/2019) kemarin patut diacungi jempol.
Polwan berusia 24 tahun ini menolong seorang siswa kelas 2 SMP yang ditinggal oleh teman-temannya saat unjuk rasa berlangsung di gedung DPRD Sumut.
Setelah aksi lempar-lemparan batu, beberapa mahasiswa membawa seorang anak berpakaian Pramuka yang kebingungan dan menangis.
"Teman-temannya lari ke arah Lippo dan ia ditinggal sendiri," kata Afika, Sabtu (28/9/2019).
Karena ditinggal teman-temannya, bocah itu panik dan menangis d itengah keramaian aksi unjuk rasa.
Pelajar SMP itu mengaku warga Tembung Pasar 7 ini.
"Kenapa datang ke sini?
Terus dia menjawab hanya ikut-ikutan saja," jawab Afika.
• 23 Personel Polwan Polres Tanjungpinang Tatap Muka Dengan Ibu Asuh, Pesan Menarik Disampaikan
• Polwan Berhijab yang Fotonya Viral, Briptu Hikma Nur Syafa Jago Tembak & Bertugas di Afrika
Kepada Afika, pelajar yang kebingungan itu mengaku kedatangan dirinya kesini tidak diketahui orangtuanya.
"Kutawari dia pulang mengingat di sini sangat berbahaya.
Terus dia bilang mau pulang, tapi dia tidak punya uang," tutur Afika.
Polwan yang seheri-hari bertugas di bagian humas itu pun memesan ojek untuk bocah itu.
"Saya langsung bayar ongkos gojeknya mengingat Adim tidak ada mengantongi uang sepeser pun.
Saya niat membayari biar Adim tidak kena marah sama orangtuanya begitu sampai rumah dan meminta ongkos gojek," ujarnya.
Afika tidak habis pikir mengapa ada orang yang tega mengajak pelajar untuk ikut unjuk rasa mengenai isu yang tidak dipahami pelajar.
Aksi demo pelajar di depan Kantor DPRD Sumut berakhir ricuh.
Suara letusan kembang api dan tembakan gas air mata warnai aksi unjuk rasa para pelajar SMA sederajat.
Sebelum aksi memanas, sempat terjadi aksi lempar-lemparan yang dilakukan anak-anak pelajar SMA sederajat.
Suara ambulans, flasblank warnai aksi yang berujung ricuh.
Asap tebal selimuti jalan Imam Bonjol Medan.
"Mahasiswa mundur, mundur. Kasih jarak, kasih jarak," ucap polisi yang mencoba mengamankan ratusan pelajar.
Setelah memukul mundur massa yang diduga para pelajar (SMA Sederajat), kondisi terkini Kantor DPRD Sumut mulai kondusif, Jumat (27/9/2019) malam.
"Awalnya aksi berjalan kondusif, tetapi ada satu adik-adik kita yang dari pelajar melakukan aksi-aksi anarkis.
Awal mulanya pelemparan-pelemparan terus dilakukan, ada yang melemparkan mercon, kemudian kita tenangkan lagi.
Mereka merobohkan pagar kantor DPRD Kota Medan.
Kita udah peringatkan.
Alhasil, kamu sudah berkomunikasi dengan teman-teman mahasiswa untuk mundur," ucap Kapolrestabes Medan Kombes Dadang Hartanto.

Dadang juga menuturkan, setelah para mahasiswa mundur baru mencoba untuk menghalau massa pelajar.
"Kemudian setelah menghalau, teman-teman mahasiswa berkomunikasi dengan saya, tuntutannya adalah, teman-teman mereka yang masih dalam proses di polda akan dikeluarkan.
Saya berjanji bahwa mereka perwakilan 15 orang, untuk bertemu dengan bapak Kapolda," ucap Dadang.
Untuk para pelajar yang diamankan, Kapolrestabes Kota Medan menuturkan, belum ada laporan yang jelas.
Para pelajar yang diamankan ditampatkan di dua tempat.

"Para pelajar kita amankan di dua tempat. Di Brimob dan di sini.
Sambil kita berkomunikasi dengan para orangtuanya.
Jadi orangtuanya datang, kemudian kita keluarkan.
Karena mereka anak-anak di bawah umur semua.
Kita keluarkan begitu saja, kita khawatir mereka kenapa-kenapa, jadi kita pastikan ke orangtua bahwa anaknya tidak kenapa-kenapa.
Kurang lebih ada 200 lebih yang berhasil diamankan," sebutnya.