Jokowi Bentuk Kementerian Digital dan Ekonomi Kreatif, Bidang yang Sama Prananda Prabowo di PDIP
Jokowi bentuk 2 kementerian baru yakni Kementerian Digital dan Ekonomi Kreatif serta Kementerian Investasi, pos untuk Prananda Prabowo anak Megawati?
Jokowi bentuk 2 kementerian baru yakni Kementerian Digital dan Ekonomi Kreatif serta Kementerian Investasi, Bidang yang Sama Prananda Prabowo di PDIP
TRIBUNBATAM.id - Tidak lama lagi, Jokowi dan Maruf Amin dilantik menjadi presiden dan wakil presiden, susunan kabinet mulai diperbincangkan.
Pelantikan presiden dan wakil presiden berlangsung pada 20 Oktober 2019.
Seiring pelantikan Presiden dan Wakil Presiden, akan diikuti hadirnya kabinet baru dengan komposisi berbeda.
Hingga berita ini ditulis, Jokowi-Maruf masih menutup rapat siapa-siapa yang akan menduduki kursi menteri di kabinet baru.
Ditemui usai menghadiri Puncak Perayaan Batik Nasional, Rabu (2/10/2019) di Pura Mangkunegara, Solo, Jawa Tengah, Jokowi masih enggan bicara soal susunan kabinet.
"Dilantik saja belum, nanti kalau sudah pelantikan, baru kita bicara soal kabinet," ujar Jokowi.

Namun demikian, beberapa waktu lalu, Jokowi sudah memberikan bocoran terkait gambaran kabinet baru.
Ada menteri berusia muda, ada kementerian baru, ada menteri yang dipertahankan, ada pula menteri yang keluar dari kabinet dan diberi posisi lain.
Terkini, sejumlah menteri kabinet saat ini mengundurkan diri karena memilih bertugas di DPR.
Berikut update prediksi menteri-menteri di Kabinet Jokowi-Maruf dirangkum Tribunnews.com, Kamis (3/10/2019):
1. Prediksi Menteri-menteri yang Tak Masuk di Kabinet Baru
Sejumlah menteri yang beberapa hari lalu mengundurkan diri dipastikan tak akan masuk dalam kabinet Jokowi-Maruf.
Mereka antaralain mantan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Puan Maharani, mantan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly dan mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi.

Puan dipastikan tak lagi menjadi menteri setelah dia terpilih sebagai Ketua DPR.
Yasonna Laoly diperkirakan juga tak akan menjadi menteri karena memilih menjadi anggota DPR.
Sementara Imam Nahrawi dipastikan tak akan berada di kabinet baru karena menjadi tersangka di KPK.

Selain tiga nama itu, beberapa nama menteri lainnya diperkirakan tak masuk masuk dalam kabinet karena berpotensi terkena kasus hukum.
Mereka yakni Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dari Partai Nasdem.
2. Prediksi Menteri yang Dipertahakan
Pada Juli 2019 lalu, pakar Komunikasi Politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio mengungkapkan siapa saja sosok menteri di Kabinet Kerja I yang layak dipertahankan.
Ketujuh menteri 'lama' ini, kata Hendri Satrio, dianggap mampu membantu Jokowi merealisasikan janji kampanye untuk periode 2019-2024.
Selain itu, dalam periode kedua menjabatnya, Jokowi ingin ada warisan (legacy) yang bisa dinikmati oleh masyarakat dan generasi mendatang.
Dari sinilah, menurut dia, akan bisa diprediksi siapa saja menteri yang akan dipertahankan Jokowi untuk jilid II pemerintahannya.
Memang banyak sosok menteri baik dalam kinerjanya, tapi yang akan bisa memberikan warisan yang dapat dikenang oleh masyarakat di kala pemerintahannya ada beberapa.
Ketujuh sosok menteri itu adalah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono; Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti.
Nama Menteri Pertanian, Amran Sulaiman; Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro juga ada dalam daftar Hendi.
Tiga nama terakhir adalah Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi; Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati; dan Menteri Luar Negeri Retno, Lestari Priansari Marsudi.
3. Dua Kementerian Baru
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah buka-bukaan dalam pertemuan dan makan siang bersama sejumlah pimpinan redaksi media massa di Istana Merdeka, Rabu (14/8/2019) kemarin.
Dikutip dari Warta Kota, Presiden Jokowi menyebut, dirinya akan membentuk dua kementerian baru di kabinet periode keduanya.
Kementerian tambahan itu yakni Kementerian Digital dan Ekonomi Kreatif serta Kementerian Investasi.
"Kita melihat perkembangan dunia yang begitu cepat dan pemerintah ingin merespons itu secara cepat maka ada kementerian-kementerian baru," kata Jokowi.

Adapun untuk pengumuman lengkap nama-nama yang akan mengisi kabinet barunya, Jokowi mengaku akan melihat momentum yang tepat.
"Kita melihat momentumnya. Mendesak atau tidak mendesak kebutuhan itu. Kita lihatlah, tetapi kalau kita lihat masyarakat menunggu, pasar juga menanti sehingga sebetulnya semakin cepat diumumkan semakin baik, tetapi ini masih tetap kita hitung," kata dia.
4. Ada Kementerian Dilebur
Presiden Jokowi mengakui, nantinya ada perubahan nomenklatur kementerian di kabinet barunya.
Selain ada kementerian baru, ada kementerian lama yang akan dilebur menjadi satu.
"Ada (perubahan nomenklatur). Ada yang digabung, ada yang muncul yang baru," kata Jokowi selepas menghadiri HUT Pramuka di Bumi Perkemahan Cibubur, Rabu (14/8/2019) petang, dikutip dari Kompas.com.
Akan tetapi, Jokowi masih belum mau buka-bukaan terkait kementerian yang akan digabung dalam Kabinet Kerja Jilid II.
Dirinya pun meminta kepada publik untuk sabar menunggu dan tidak berspekulasi lebih jauh.
3. Menteri Muda
Pasca-memenangi Pilpres 2019, Jokowi menyatakan sedari awal, bakal ada menteri berusia muda di kabinetnya.
Pada saat mengadakan pertemuan dan makan siang bersama sejumlah pimpinan redaksi media massa di Istana Merdeka pada 14 Agustus 2019 lalu, Jokowi menyatakan sudah memilih menteri berusia muda untuk masuk ke dalam pemerintahan periode kedua bersama Maruf Amin.
Dikutip dari Kompas.com, calon menteri itu ada yang usianya di bawah 35 tahun, bahkan ada yang di bawah 30 tahun.
"Mereka berasal dari profesional, bukan partai. Punya pengalaman manajerial yang kuat," ujar Jokowi.
Terkait dengan usia muda ini, ketika ditanya apakah mereka berasal dari start up, Jokowi hanya tersenyum.
Ia tidak mengiyakan, tidak juga menampiknya. Jokowi pun menceritakan, ketika menyaring calon-calon menteri usia muda ini, banyak sekali nama yang masuk.
"Tetapi saya mempertimbangkan kemampuan manajerialnya. Ada yang sangat percaya diri, tapi lemah manajerialnya," ujarnya.
Jokowi melanjutkan, menteri usia muda ini akan duduk di kementerian yang lama, bukan yang baru.
"Makanya dibutuhkan manajerial yang kuat," katanya.
5. Calon Jaksa Agung Tidak Berasal dari Parpol
Selain itu, Presiden Jokowi juga menegaskan bahwa Jaksa Agung mendatang tidak berasal dari representasi partai politik.
"Tidak dari partai politik," ujar Jokowi saat bertemu pemimpin media massa di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (14/8/2019), dikutip dari Tribunnews.com.
Jokowi mengatakan, dalam sejarahnya Jaksa Agung bisa juga dari luar Kejaksaan Agung.
Meski begitu, dia belum memastikan apakah ini berarti Jaksa Agung akan diisi dari internal Korps Adhyaksa.
6. Parpol Dapat Jatah 45 Persen
Presiden Joko Widodo menyebut kabinet baru akan diisi oleh 55 persen profesional dan 45 persen kader partai politik.
"Iya 55 persen profesional, 45 persen dari partai," kata Jokowi usai menghadiri HUT Pramuka di Bumi Perkemahan Cibubur, Rabu (14/8/2019), dikutip dari Kompas.com.
Jokowi menegaskan, semua pihak harus menerima komposisi tersebut. Termasuk ketua umum dan elite parpol.
Meski mendapat jatah yang lebih sedikit dibanding kalangan profesional, namun elite parpol tak boleh menolak.
Sebab, penyusunan kabinet adalah sepenuhnya hak prerogatif presiden.
"Kamu tahu tidak kabinet itu apa? Kabinet itu hak prerogatif presiden. Menteri itu adalah hak prerogatif presiden," kata Jokowi saat ditanya wartawan apakah parpol bisa menerima komposisi yang telah ditetapkan.
Adapun untuk pengumuman nama-nama yang akan mengisi kabinet barunya, Jokowi mengaku akan melihat momentum yang tepat.
"Kita melihat momentumnya. Mendesak atau tidak mendesak kebutuhan itu. Kita lihat lah. Tapi kalau kita lihat masyarakat menunggu, pasar juga menanti. Sehingga sebetulnya semakin cepat diumumkan semakin baik. Tapi ini masih tetap kita hitung," kata Jokowi.
Prananda Prabowo
Nama Prananda Prabowo diprediksi masuk kabinet Jokowi setelah Puan Maharani menjabat Ketua DPR.
Prananda Prabowo kini menjabat Ketua Bidang UMKM, Ekonomi Kreatif dan Digital pengurus PDIP 2019-2024.
Anak Megawati Soekarnoputri itu menduduki pos yang sama dengan rencana kementerian baru yang dibentuk Jokowi.
Jokowi akan membentuk Kementerian Digital dan Ekonomi Kreatif serta Kementerian Investasi.
Berikut ini sejumlah fakta soal Prananda Prabowo.
1. Pewaris Takhta Politik PDIP
Dari penelusuran Kompas.com, Muhammad Prananda Prabowo lahir 23 April 1970.
Ia biasa dipanggil Prananda atau Nanan.
Saat ini Prananda dipercaya sebagai Ketua Bidang Ekonomi Kreatif Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan periode 2015-2020.
Selain itu ia juga mengepalai Pusat Analisa dan Pengendali Situasi (Situation Room) yang mengelola situs resmi PDI Perjuangan.
Diberitakan Kompas.com (10/4/2019), Nanan merupakan cucu dari presiden pertama Republik Indonesia Soekarno.
Ia adalah putra kedua Megawati Soekarnoputri dari suami pertama (alm) Letnan Satu Penerbang Sirindo Supjarso.

Selama ini, Prananda memang jarang tampil di depan publik dan lebih sering mengambil peran di belakang layar.
Diberitakan Kompas.com (2/8/2019), penunjukan Prananda dan Puan sebagai penerus Megawati tidak lepas dari status keduanya sebagai anak Megawati dan cucu Soekarno.
Hal itu diungkapkan oleh Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Aria Bima.
"Kharisma sebagai cucu Bung Karno, putra-putri Megawati ya itu tidak dimungkiri karena pendukung PDI-P itu banyak yang Soekarnois yang banteng-banteng lama turun-menurun," ujar Aria.
Namun, Aria menegaskan, tongkat estafet itu paling cepat diserahkan pada 2024.

2. Sempat Digadang-gadang Dampingi Jokowi di Pilpres 2014
Diberitakan Kompas.com (6/10/2013), nama Prananda digadang-gadang akan dipasangkan dengan Jokowi pada Pilpres 2014.
Selain Nanan, tampil pula nama lain seperti Pramono Anung, Puan Maharani, Mahfud MD, Prabowo Subianto, dan Pramono Edhie Wibowo.
Waktu itu secara mengejutkan, Prananda tampil di depan publik bersama Jokowi dan Megawati.
Ketiganya santap siang bersama di Warteg Ma'Djen di Pulomas, Jakarta Timur.
Pengusungan keduanya pun semakin santer setelah muncul sebuah situs web yang beralamat www.jokowiprananda.com di dunia maya.
Hal itu seperti diberitakan Kompas.com (18/10/2013).
Dalam situs tersebut ditampilkan foto Jokowi dan putra Megawati Soekarnoputri, Prananda Prabowo, yang mengenakan kemeja putih dan berdiri berdampingan sambil tersenyum.
Selain foto mereka, terdapat tulisan "Jalan Perubahan" plus logo inisial keduanya.
Kini foto itu telah dihilangkan dan situs web tersebut hanya menampilkan halaman kosong.
Berdasarkan data dari www.whois.com, domain situs tersebut mulai digunakan pada 6 Agustus 2013 dan dipesan selama satu tahun.
Tidak jelas siapa pemesan domain tersebut, yang juga telah memesan domain www.jokowiprananda.net.
3. Dikenal Pendiam
Diberitakan Kompas (9/6/2013), nama Prananda atau yang akrab disapa Nanan ini memang belum terlalu muncul ke publik.
Ia lebih banyak mendampingi ibundanya, Megawati, dan menyusun berbagai tulisan tentang gagasan Bung Karno.
Nama Nanan sempat mencuat untuk menjadi salah satu tokoh baru di PDI Perjuangan pada kongres III partai itu pada 2018 di Bali.
Namun, Nanan yang terkenal pendiam itu tetap memilih bekerja di balik layar.
Dalam sejumlah kesempatan, Nanang justru tidak begitu kelihatan.
Seperti halnya sewaktu Kongres III PDI-P di Hotel Inna Grand Bali Beach pada 2018.

Prananda yang disebut-sebut sebagai salah satu penerus takhta PDI-P itu malah duduk di deretan belakang.
Dia duduk di samping kiri anggota Fraksi PDI-P di DPR, Ganjar Pranowo, dan berada di antara para utusan daerah dan cabang PDI-P.
Ganjar Pranowo sebelumnya sempat menyebut Prananda sebagai salah satu kader dengan pemikiran marhaenisme tulen.
Diberitakan Kompas (10/4/2015), Prananda, menurut Megawati, layak masuk dalam struktur kepengurusan DPP PDI-P sebagai Ketua Bidang Ekonomi Kreatif.
"Pasti ini akan bertanya, ada namanya Muhammad Prananda. Dia ini anaknya senangnya ngumpet," kata dia.(*)