Kisah Pilu Remaja 12 Tahun Dikurung Orangtua di Kandang Ayam, Pernah Dikubur Hingga Setengah Badan
Mengutip Tribun Madura, Moh Efendi merupakan anak bungsu dari empat bersaudara hasil pernikahan Latifah (36) dan Hamza (40).
Sang anak selalu pergi menghilang dari rumah ketika tidak berada dalam pengawasan keluarga.
Bahkan, Efendi pernah menghilang dan baru ditemukan di sebuah makam.
"Pernah sekali Efendi luput dari perhatian kami, dia justru hilang dan baru ditemukan di kuburan belakang rumah," ujar Latifah sembari menahan air matanya.
Ditambah lagi, sang anak suka memakan apapun yang ia temui di sekitarnya, termasuk yang berbahaya.
• Kumpulan Ucapan Selamat HUT TNI ke-74 untuk Para Anggota TNI di Indonesia
• Ramalan Zodiak Asmara Sabtu 5 Oktober 2019, Libra Cemburu, Leo Jenuh dan Gemini Cemas
Latifah mengaku, keluarganya sudah mengurung Efendi sejak sang putra baru belajar merangkak, yakni saat berusia empat tahun.
Artinya, Efendi sudah 9 tahun tinggal di balik bekas kandang ayam sempit itu setiap kali ditinggal orangtuanya bekerja.
"Dia hanya merangkak kemana-mana, bicaranya tidak dimengerti karena tidak ada bahasa yang bisa diucapkan," lanjut Latifah.
Mengutip Kompas.com, Efendi memang pernah dibawa berobat, baik ke rumah sakit maupun pengobatan alternatif.
Namun karena terbentur biaya, Efendi hanya mengikuti sesi terapi sekali saja.
"Jadi kami rawat apa adanya saja. Ke guru spiritual sudah, ke rumah sakit sudah.
• Pemko Batam Bakal Bentuk Pusat UMKM di Tiap Kecamatan di Batam, Ini Tujuannya!
• BAKAL Jadi Mal Terbesar di Batam, Apa Istimewanya One Batam Mall di Batam Centre?
"Biarkan dikurung saja," ungkapnya.
Untuk pengobatan alternatif ke guru spiritual, sudah dua kali dicoba oleh orangtua Efendi.
Oleh guru spiritual pertama, orangtua Efendi diminta untuk mengubur anaknya setengah badan sebagai terapi penyembuhan.
Anjuran guru spiritual itu pun dicoba oleh Latifah dan Hamzah, namun tak berhasil.
Saat mencoba berobat ke guru spiritual lain, Latifah dan Hamzah justru hanya diminta untuk merawat anaknya seperti biasa.