Babak Baru Pusaran Grup Whatsapp STM, Aiman Witjaksono Menelusuri Misteri 'Pendemo Jadi-Jadian'

Beredar isi chat grup whatsapp anak STM. Disebut ada yang mendalangi, simak penelusuran Aiman terkait pendemo Jadi-Jadian.

kompas.com
Pelajar berlari menghindari gas air mata saat ricuh dengan polisi di daerah Pejompongan, Jakarta, Senin (30/9/2019). Sebelumnya mereka berunjuk rasa menolak Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP) dan Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (UU KPK) 

Program AIMAN yang akan tayang pada 7 Oktober 2019 pukul 20.00 di KompasTV, akan mengungkap lengkap siapa mereka. Tayangan malam nanti menggambarkan bagaimana saya berkeliling mencari mereka.

Saya menggali apa pekerjaan mereka termasuk siapa sosok yang mengorganisir mereka.

Yang menarik, Sang Pengajak dan Pemberi Uang hilang sampai sekarang. Tak ada satu pun yang mengetahui keberadaan bahkan latar belakang mereka.

Tujuan pertama penelusuran saya adalah wilayah Tipar, Cakung. Di sana tinggal Rahmat Hidayat. Sosok Rahmat muncul dalam video yang beredar di media sosial.

Dalam video itu ia mengaku diminta oleh seseorang bernama Taufik Ilham Riyadi.

Perjalanan pertama saya adalah mengunjungi wilayah Tipar Cakung, di mana video seseorang yang mengaku bernama Rahmat Hidayat berasal. Dalam video ia mengaku diminta oleh seseorang yang bernama Taufik Ilham Riyadi.

 
Bentrokan antara aparat polisi dan demonstran pelajar terjadi di Slipi, Jakarta Barat, Senin (30/9/2019). Akibat kericuhan ini tol dalam kota di kawasan Slipi lumpuh total.KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO Bentrokan antara aparat polisi dan demonstran pelajar terjadi di Slipi, Jakarta Barat, Senin (30/9/2019). Akibat kericuhan ini tol dalam kota di kawasan Slipi lumpuh total.

Saya juga bertemu dengan sejumlah warga hingga Ketua RT dan juga Ketua RW di tempat tinggal Rahmat. Dari mereka saya mendapatkan sejumlah informasi.

Saya juga mendapatkan kesaksian Profesor Hermawan Sulistyo, dosen Universitas Bhayangkara, yang sempat mewawancarai para pengunjuk rasa ini. Hermawan sering menjadi investigator di sejumlah kasus kerusuhan.

"Saya ketemu mereka di kawasan Pondok Indah (Jakarta Selatan). Saya tanyakan kepada mereka, dikasih uang berapa? Lalu mereka menjawab, ini Pak baru Rp 10.000, sisanya Rp 100 ribuan belum dibayar. Orang yang janjikan malah hilang!" cerita Hermawan.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian sempat mengungkapkan bahwa ada pihak-pihak yang memanfaatkan para pelajar ini.

"Kelompok yang melakukan aksi-aksi ini semula murni dari adik-adik mahasiswa. Ada pihak-pihak yang memanfaatkan, mengambil momentum ini untuk agenda tersendiri, bukan agenda (menolak) RUU," ujar Tito dalam konferensi pers di Gedung Kemenko Polhukam, Jakarta, Kamis (26/9/2019).

"Ada agenda politis yang tadi disebutkan Pak Menko Polhukam, yaitu untuk menjatuhkan pemerintah yang sah secara konstitusional," lanjut dia.

Politisi PDIP Yuniarni Pustoko Weni Jabat Ketua DPRD Tanjungpinang

Pola yang sama dengan rusuh pasca-Pilpres

Apa yang terjadi kemarin mirip dengan apa yang terjadi pada 22 Mei pasca-Pilpres lalu.

"Ada indikasi orang besar di balik dua kerusuhan yang sama!" ungkap Ketua Komnas HAM Taufan Damanik.

Taufan menjawab pertanyaan saya tentang siapa yang bisa menggerakkan ini dan mengapa kerusuhan terulang.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved