Pencetak Joker Selanjutnya? Simak Empat Tanda Anda Meremehkan dan Merendahkan Penyakit Mental

Sebagai orang yang memiliki penyakit mental, Joker akhirnya menjadi tokoh jahat. Dikehidupan nyata, anda bisa mencegah penyakit ini loh.

kompas.com
Kontoversi Film Joker 

TRIBUNBATAM.Id-- Merasa tak ada pilihan, tokoh 'Joker' akhirnya memutuskan menjadi orang jahat.

berlattar belakang kesehatan mentalnya, ternyata anda bisa mencegah penyakit ini agar tidak semakin parah.

Menyebut pengidap penyakit mental sebagai “orang gila”

Sering sekali frasa “orang gila” digunakan untuk menghina seseorang dengan penyakit mental. Istilah yang cenderung merendahkan inilah yang pada akhirnya semakin melanggengkan gagasan tidak akurat mengenai penyakit mental.

Menurut Dan Reidenberg, direktur eksekutif Suicide Awareness Voices of Education, adanya stigma membuat pengidap penyakit mental merasa malu dan takut untuk mencari bantuan.

“Komentar-komentar tidak sopan itu yang mengacaukan pikiran mereka. Banyak orang menganggap sebutan 'orang gila' sebagai hal sepele, namun kenyataannya, itu melukai hati mereka yang memiliki masalah mental,” paparnya.

Lawan Madura United, Kekhawatiran Persib Terjadi, Supardi Nasir Kecewa Soal Wasit

7 Fakta Terbaru Tragedi Polisi Tembak Mati Istri lalu Tembak kepala Sendiri, Warga Ungkap Kesaksian

Mendiskriminasi pengidap penyakit mental

Jika ada pengidap penyakit mental yang menunjukkan perilaku abnormal, banyak orang akan menghujatnya. Menurut Laura Nitzberg, asisten direktur untuk kerja sosial psikiater di University of Michigan Medical Center mengatakan, hal tersebut menunjukkan sikap negatif terhadap gangguan mental.

“Kita perlu melihat diri sendiri ketika berada di sekitar orang yang mengidap penyakit mental. Kita perlu mengatasi prasangka dan bias yang diciptakan sendiri,” katanya.

Yang perlu digarisbawahi adalah: penyakit mental harus diperlakukan dengan sensitivitas dan pemahaman yang sama dengan penyakit fisik.

Semua orang harus menyadari bahwa mereka mungkin juga mendorong stigma buruk yang berkembang di masyarakat dan harus segera mengoreksinya. “Kita semua memliki peran untuk mengurangi dan menghilangkan stigma terkait penyakit mental,” kata Reidenberg.

“Jika Anda mendengar seseorang mengatakan hal buruk tentang gangguan mental, tegurlah dia. Jika membaca sesuatu yang salah tentang penyakit mental, jelaskan kepada orang lain bahwa itu tidak benar. Yang paling penting, coba lihat cermin dan tanyakan pada diri sendiri: ‘Apakah saya ingin menjadi seseorang yang mendiskriminasi orang lain hanya karena penyakitnya?’” pungkasnya.

Artikel Ini pernah tayang di Nathional Geographic Indonesia dengan judul  "Empat Tanda Anda Meremehkan dan Merendahkan Penyakit Mental", https://nationalgeographic.grid.id/read/131875930/empat-tanda-anda-meremehkan-dan-merendahkan-penyakit-mental?page=2

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved