TRIBUNBATAM.id - Dodi Simamora (27) mengaku mendapatkan bisikan ghaib sehingga dirinya tega menusuk keponakannya yang masih balita.
Shelin Hutagalung (2) tewas setelah mengalami tiga tusukan di tubuhnya, Jumat (4/10/2019) lalu.
Pihak keluarga korban, James Panjaitan mengatakan bahwa Dodi merupakan paman (tulang) kandung korban yang pernah cerita tentang keluhan yang di alami Dodi.
"Dulu Dodi pernah bercerita kepada kita bahwa sering mendapatkan bisikan gaib saat dia pernah tinggal di daerah Fanindo, Batu Aji," kata James kepada wartawan Selasa (8/10/2019).
Lanjutnya, karena terlalu sering mendapatkan bisikan gaib, keluarga besar menyarankan Dodi untuk berobat ke Medan.
"Dua bulan lamanya Dodi pernah menjalani pengobatan. Tetapi karena kondisi perekonomiannya memaksa dia harus kembali ke Batam, dia tinggal di rumah orangtua korban yang merupakan kakak kandungnya," ungkap James.
Bahkan, keseharian Dodi jika diajak bicara terkadang nyambung dengan baik di tengah keluarga korban.
"Kalau untuk penggunaan narkoba pastinya keluarga tidak pernah mengetahui hal tersebut," tegas James.
James pun tidak pernah mengetahui kepastiannya Dodi pernah menuntut ilmu gaib.
Dikatakan, dari pengakuan James sebelum kejadian tersebut menimpa Shelin, Dodi mendapatkan bisikan gaib.
"Bisikan gaib mengarahkan Dodi mencari sebilah pisau, selanjutnya Dodi langsung mengajak korban pergi," terang James.
Saat itu, keluarga tidak menaruh curiga ketika Dodi mengajak korban.
"Tidak diduga kejadian ajakan Dodi terhadap Shelin berubah malah petaka hingga akhirnya Dodi melakukan penikaman terhadap Shelin," ucap James dengan raut wajah yang sedih.
Diakuinya, usai Dodi menikam Shelin mereka sempat bertemu.
"Lae, kenapa tega kali kamu berlaku keji kepada keponakanmu," tanya James kepada James yang terlihat pakaiannya berlumuran darah.
"Maaf laeku, sungguh di luar kesadaranku hal tersebut terjadi. Saya mendapat bisikan gaib dan diriku tak kuasa melawannya," kata James menirukan ucapan Dodi usai kejadian.
Tak lama kemudian polisi langsung datang dan meringkus pelaku. Keluarga menyerahkan sepenuhnya kejadian tersebut kepada pihak berwajib.
"Biarlah hukum yang menindaklanjuti peristiwa tersebut. Sampai hari ini kita sebagai keluarga korban belum ada yang membuat laporan polisi," tutup James.
Keterangan polisi
Kapolsek Nongsa Kompol Albet P Sihite kepada Tribunbatam.id, Senin (7/10/2019) mengatakan sejauh ini polisi sudah memeriksa beberapa saksi termasuk pelaku sendiri.
Namun karena pelaku dalam kondisi kritis, tidak bisa menerangkan terlalu banyak oleh penyidik di RS.
"Secara garis besar sudah kita periksa. Kita menanyakan bagaimana kronologis hingga ia tega menikam sodaranta sendiri," terang Albet menjelaskan.
Lokasi Penikaman di Batam tepatnya di teluk Bakau Nongsa (tribunbatam.id/Dipa Nusantara)
Dari pengakuan pelaku di RS, sebelum pelaku menikam korban, pelaku sebelumnya sempat meminjam sepeda motor kepada kakak pelaku yang diketahui merupakan orang tua dari korban.
Saat itu, pelaku diberikan kunci motor namun motor itu tidak bisa dinyalakan alias rusak.
Karena rusak dan tidak bisa digunakan, pelaku mengembalikan kunci motor dan meminjam motor yang lain.
Di sana orangtua korban tidak mau memberikan motor lainya.
"Di sana diduga pelaku marah, karena kakaknya tidak mau memberikan kunci motor yang lain. Sementara motor yang ini rusak," jelasnya.
Saat itulah pelaku membawa keponkannya keluar rumah. Tidak ada kecurigaan sedikitpun dari orng tua korban. Sebab selama ini korban sering dibawa pelaku.
"Anak itu dia bawa, kemudian dia mengambil pisau dapur dan menikam sang anak dibawah pohon," tambah Albet.
Ditanyakan mengapa pelaku kemudian nekat menikam perutnya sendiri, dari pengakuan pelaku kepada polisi di Rumah Sakit karena dia panik dan merasa menyesal.
"Itu alasannya kepada kami. Namun kami tidak bisa meminta penjelasan lebih jauh. Sebab pelaku masih keritis," sebutnya.
Akibat menukam diri sendiri, pelaku banyak kehilangan darah. Pihak RS juga sudah mengatakan hal itu kepada petugas kepolisiaan.(Tribunbatam.id/leo halawa)