Di ILC, Haikal Hassan, Ketua PA 212 Bersumpah Jelaskan Hukum Buzzer Bayaran dalam Islam
Sampai bersumpah, Haikal Hassan menjelaskan tentang hukum buzzer bayaran dalam islam di program ILC selasa malam (8/10/2019).
TRIBUNBATAM.id-- Ketua II Persaudaraan Alumni (PA) 212, Haikal Hassan ungkap dua macam buzzer yang ada di Indonesia.
Selain itu, ia juga menjelaskan tentang hukum buzzer bayaran dalam islam di program ILC selasa malam (8/10/2019).
Mulanya, Haikal menyinggung kabar adanya buzzer istana dengan buzzer Kertanegara.
Buzzer istana diidentikkan dengan pihak dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) sedangkan buzzer Kertanegara yang identik dengan Mantan Calon Presiden, Prabowo Subianto.

• Eko Kuntadhi Sindir Habib Bukan Joker , Haikal Hassan Geram di ILC , Protes Video Ninoy Karundeng
Persaingan antara Jokowi dan Prabowo pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 kemarin diketahui berlangsung panas, baik di dunia nyata maupun di media sosial.
Haikal Hassan menjelaskan bahwa hukum buzzer bayaran dalam Islam adalah haram.
"Kita denger ada buzzer istana ada buzzer Kertanegara."
"Saya bersumpah demi Allah disaksikan semua orang Bang Karni. Buzzer bayaran dalam Islam itu hukumnya haram dan tidak satupun kami mengeluarkan buzzer bayaran," tegas Haikal lantang dikutip TribunWow.com dari channel YouTube Indonesia Lawyers Club.
Lantas, Haikal mengumandangkan ayat Al Quran surat Al Humazah ayat 1-3 sebagai penguat argumennya.
Bahwa pengumpat dan pencela itu merupakan hal yang celaka.
"Wailul Likulli Humazatil Humazah Alladzi jama'ama wala dadah yahsabu anna mah'aladah, itu haram, dibayar itu haram," ucapnya.
Selain itu, Haikal juga turut membeberkan hukum dari Muhammadiyah soal buzzer.
"Kalau saya tidak salah entar tolong dijelaskan, dikoreksi sedikit. Muhammadiyah itu telah memutuskan hukum jatuh fatwa bahwa buzzer bayaran itu haram, jadi enggak akan gitu loh kita," kata Haikal Hassan.
Sehingga, Haikal Hassan menjelaskan bahwa PA 212 tidak menggunakan buzzer bayaran.
"Jadi saya bersumpah atas nama bangsa Indonesia pak, yang namanya buzzer bayaran di tempat kami, tidak ada sekali buzzer bayaran di tempat kami," tegas dia.
Lantas, Haikal Hassan menjelaskan prinsip kelompoknya dalam menyebarkan informasi.
• Jelang Pelantikan Presiden, Prabowo Siapkan Calon Masuk Kabinet Jokowi
• Trending Tagar Instagramdarkmode, Fitur Terbaru Instagram untuk Hemat Daya Baterai
• Mahasiswa Protes Pengusaha Travel Tanjungpinang Dapat Kartu Kendali Solar Bersubsidi
Pertama, mereka harus mengetahui bahwa suatu informasi yang disebar benar atau tidak
"Dan kami punya prinsip gitu loh untuk menyebarkan, satu bener enggak berita ini , bener atau tidak?," katanya.
Lalu, jika memang informasi itu terbukti benar, jangan disebarkan jika memang tidak bermanfaat.
"Kalau benerpun tidak boleh disebarkan, kecuali seleksi yang kedua, bermanfaat enggak," lanjut Haikal.
Kendati demikian hal itu belum cukup, suatu informasi bisa disebar jika tidak menyakiti perasaan orang lain.
"Kalau bener dan bermanfaat belum juga disebar, nyakitin hati orang enggak, nyakitin agama orang enggak, nyakitin perasaan orang enggak, nyakitin parrtai orang enggak, kalau umpamanya kita nyakitin lebih baik buat komunitas dulu dan tidak akan kami sebar," paparnya.
Haikal Hassal Sebut Eko Kuntadhi Buzzer Pencelaka Publik
Sedang ramai dibicarakan, istilah 'Buzzer' kembali menguak kampanye yang berasal dari kubu 01 dan 02.
Berawal dari aksi mujahid 212 di Monas, menimbulkan banyak kritikan dari buzzer.
Apalagi ketika kabar penganiayaan Ninoy Karundeng yang diduga dilakukan oleh sekelompok pembela islam beredar.
Ninoy sendiri dikenal sebagai buzzer relawan Jokowi, setelah kabar kekerasan padanya terkuak, para buzzer pendukung Jokowi lainnya juga semakin beraksi.
Salah satunya Eko Kuntadhi.
Sempat menyindir Habib Rizieq sebagai orang yang jahat di berbagai zaman, Eko Kuntadhi mendapat perlawanan dari Haikal Hassan, Ketua II Persaudaraan Alumni (PA) 212.
Dipertemukan di acara ILC Selasa malam (9/10/2019), Haikal Hassan atau yang sering disebut Babe Hassan sentil Eko Kuntadhi.
• Karni Ilyas Tanyakan Kuantitas Buzzer 01 atau 02 di ILC ,Analis Media Sindir Emak-Emak,Pasangan mana
Mengangkat tema 'Siapa yang bermain buzzer', acara ILC semalam dibuka dengan penjelasan lengkap mengenai buzzer oleh Ismail Fahmi, Analis Media Sosial Drone Emprit.
Kemudian, ada tangapan dari Budi Setyarso, selaku pemimpin redaksi Koran Tempo.

Sedikit menanggapi tempo dan para penceramah di media sosial, Eko Kuntadhi ungkap bahwa media seharusnya memberikan informasi yang sehat.
" Para penceramah agama, ayo kita berceramah yang mencerahkan publik.
Banjiri media sosial dengan informasi-informasi yang sehat
Itu yang saya lakukan, saya menulis artinya dikatain apa, distempel apa sudah biasa
Karena syarat media sosial jangan baper " Ungkap Eko di ILC (9/10/2019).
Menganggap Eko ingkari ucapanya sendiri, Haikal Hassan sentil sang buzzer.
Awalnya, Haikal Hassan memamerkan sejumlah postingan di media sosial yang telah disebarkan oleh buzzer.
"Satu jam sebelum ke sini, saya coba print di rumah, ternyata segini bundelan yang perlu temen-temen ketahui sebuah contoh buzzer, ini random saja," kata Haikal sambil memamerkan setumpuk kertas.
Lantas, Haikal membacakan tulisan-tulisan yang telah dipegangnya tersebut.
Salah satunya, tulisan yang dibuat oleh Eko Kuntiadhi.
" Sebuah Contoh Buzzer ya.
Dan serangan Eko dengan Habib Brau 3 Hai yang lalu atau beberapa hari yang lalu, 6 Oktober ya Pak Eko ya?
( Lihat tuh orang. Di jaman Gus Dur, dia jahat. Mencaci Presiden dgn kata kotor.
Jaman SBY, jg jahat. Masuk penjara, kasus penganiayaan.
Jaman Jokowi lebih jahat lagi. Menebar fitnah.
Kini kabur ke Saudi. Masih jahat juga )
Ini gak mencerahkan, bertentangan dengan apa yang ente katakan barusan! ya jangan sekali lagi jangan! "
Haikal Hassan Bahas Ninoy Karundeng
Tak lupa, Haikal turut membacakan tulisan yang ditulis oleh relawan Presiden Joko Widodo (Jokowi) Ninoy Karundeng saat Pilpres 2019.
Ninoy Karundeng sendiri baru ramai diperbincangkan setelah mengaku pernah diculik.
"'Para penganut khalifah keluar kandang, kami bukan hewan'. Yang tulis Ninoy," kata Haikal.
"'Setelah Rizieq terasingkan diri sampai meninggalpun Indonesia enggak akan rugi' coba lihat," lanjut Haikal.
Lantas, Haikal turut membacakan tulisan yang dianggapnya sangat kejam.
"Ada yang lebih jahat lagi sekali ini, biar lebih tahu loh buzzer itu seperti apa, seperti ini."
"'Untuk menghancurkan, mendiskreditkan pemerintah, makar, teror, rampok, itu halal bagi mereka'. Ajaran siapa?," kata Haikal bertanya-tanya.
Haikal membantah bahwa kelompoknya ingin menguasai pemerintahan.
Padahal menurutnya, sudah banyak 'penjahat' di dalam institusi pemerintahn itu sendiri.
"Coba lihat ikhwanul muslimin, wahabi, salafi, khilafah menguasai jagad kementerian dan pemerintah loh siapa yang menguasai? BUMN pun mereka berselingkuh dengan para mafia, koruptor, politikus, tanpa jiwa yang muaranya," kata dia.
Kemudian, ia turut menyindir buzzer yang datang ke ILC.
"Ini semua ditulis oleh temen-temen buzzer yang orangnya juga di sini soalnya," sindirnya disusul tawa penonton.
Lalu, Haikal membacakan artikel milik Eko Kuntadhi.
Ia menjelaskan, tulisan Eko Kuntadhi salah kaprah.
Tulisan itu mengatakan bahwa Tauhid tidak ada benderanya.
Sedangkan, menurut hadits bendera Tauhid itu memang adanya.'

"Ini ada lagi, ini 'Bendera HTI bukan bendera Tauhid, bendera Tauhid, Tauhid enggak ada benderanya'. Ini bukan mencerahkan publik Bang Eko, ini mencelakai publik," seru Haikal.
Sehingga, Haikal meminta agar Eko Kuntadhi berhenti membawa masalah agama agar tak dipermalukan.
"Hadits nabi itu ada. Saran saya, bukan tokoh agama enggak usah bawa-bawa agama nanti dipermalukan," imbau Haikal
"Hadits soalnya, jangan, jangan sekali-sekali lagi dilakukan," imbuhnya.
Artikel ini telah tayang di tribunbatam.id dengan judul Eko Kuntadhi Sebut Habib Bukan Joker, Selalu Jahat, Haikal Hassan di ILC 'Buzzer Pencelaka Publik', https://batam.tribunnews.com/2019/10/09/eko-kuntadhi-sebut-habib-bukan-joker-selalu-jahat-haikal-hasan-di-ilc-buzzer-pencelaka-publik?page=all