MOTOGP
Meskipun Sudah Juara Dunia, Marc Marquez Tetap Incar Gelar di MotoGP Jepang: Incar Pesta Lain
Kesengsaraan Jorge Lorenzo yang sepanjang musim ini terpuruk di papan bawah memang membuat Marc Marquez harus berjuang sendirian untuk timnya.
TRIBUNBATAM.ID, MOTEGI - Meskipun Marc Marquez sudah mengunci gelar kedelapannya, namun pebalap Spanyol itu masih ingin mempertahankan reputasinya sebagai juara bertahan MotoGP Jepang di Sirkuit Motegi.
Marc Marquez masih mengejar target kemenangan di Sirkuit Motegi, Minggu depan untuk memberikan gelar juara konstruktor MotoGP 2019 bagi Honda di negara asal tim pabrikan tersebut.
Honda saat ini unggul 77 poin atas Ducati dan membutuhkan keunggulan setidaknya 75 poin atas rival terdekatnya ini untuk mengunci paket lengkap juara dunia tahun ini.
Kesengsaraan Jorge Lorenzo yang sepanjang musim ini terpuruk di papan bawah memang membuat Marc Marquez harus berjuang sendirian untuk timnya.
• Indonesia Kalah, Tagar SimonOut Menggema, McMenemy: Memang Sulit Menerima Realita Ini
• Fabio Quartararo Akan Kunci Gelar Rokie of The Year di MotoGP Jepang, Tapi Ia Punya Target Lain
• Sulap Vietnam jadi Tim Kuat ASEAN, Ini Jawaban Park Hang Seo Jika Diminta Latih Timnas Indonesia
Jika Marc Marquez mampu menyeret Repsol Honda di depan Ducati pada akhir musim, itu akan menjadi prestasi yang benar-benar luar biasa karena Lorenzo dan pebalap pengganti Stefan Bradl hanya menyumbang 33 dari 358 poin Repsol Honda.
“Adalah perasaan khusus untuk membawa pulang Kejuaraan Dunia bagi Honda," kata Marquez eperti dilansir Crash.net.

"Pada tahun-tahun sebelumnya, saya telah memenangkan gelar di sana, tetapi sekarang saya akan dapat mengunjungi semua orang di Honda dan HRC yang membantu saya mencapai prestasi yang luar biasa," katanya.
"Sekarang saatnya saya untuk memberikan judul gelar terbaik untuk mereka, bagi konstruktor dan tim. Saya menantikan balapan di Motegi karena ini adalah balapan kandang Honda dan penggemar Jepang sangat istimewa bagi saya."
Jika berhasil menguasai Motegi, ini adalah kemenangan ke-54 Marc Marquez di MotoGP, menempatkannya sejajar dengan Mick Doohan sebagai pembalap Honda paling sukses dalam sejarah kelas utama.
Marc Marquez mengatakan tidak peduli berapa banyak gelar dunia yang dia ambil. Dia hanya ingin diingat karena menempatkan sebuah pertunjukan di lintasan balap.
Pebalap berusia 26 tahun itu mengatakan bahwa banyak pebalap hebat sepanjang masa dikenang karena eksploitasi mereka di lintasan, bukan jumlah gelar yang mereka raih dan hal itu sesuatu yang ingin dia ikuti.
“Selama karir Anda, Anda bisa menang lebih banyak atau lebih sedikit dan lebih baik atau lebih buruk. Tetapi pada akhirnya kadang-kadang orang, misalnya, lebih mengingat Randy Mamola daripada pembalap lain. Mengapa? Karena pada akhirnya itu adalah pertunjukan di trek,” kata Marquez. “Berusaha untuk selalu melakukan sesuatu yang berbeda dan mencoba mendorong.
Randy Mamola (59)) adalah mantan pembalap asal Amerika yang paling karismatik di generasinya. Namanya populer karena interaksinya dengan penggemar balap baik di dalam maupun di luar trek, serta gaya membalap yang agresif dan bersemangat.
Randy Mamola tidak pernah meraih gelar juara dunia dan selama 13 tahun di MotoGP, hanya 13 jali juara, 57 podium. Namun ia mendapat gelar sebagai Grand Prix Legend oleh FIM.