Detik-detik Mendebarkan Pelantikan Presiden Soeharto di Malam 27, Sempat Bertikai dengan Nasution
Soeharto dilantik menjadi presiden pada 27 Maret malam keesokan harinya dia harus terbang ke Jepang
Detik-detik Mendebarkan Pelantikan Presiden Soeharto di Malam 27, Sempat Bertikai dengan Nasution
TRIBUNBATAM.id - Pada 51 tahun silam, 26 Maret 1968 atau Malam 27 Maret sejarah mencatat, MPRS uang dipimpin Jenderal Abdul Haris Nasution melantik Soeharto sebagai Presiden kedua Republik Indonesia.
Pelantikan Jenderal Soeharto sebagai Presiden ke 2 Indonesia berlangsung khidmat.
Sebelum menjadi Presiden, Soeharto pada hari Minggu 12 Maret 1967, dilantik sebagai Pejabat Presiden RI.
Tribun Batam melansir KOMPAS, 24 MARET 1973 Jenderal Soeharto dilantik sebagai Presiden Republik Indonesia pada Sidang Paripurna Ke-6 MPR.
Dalam pidatonya, Soeharto menyampaikan bahwa hari itu bersejarah karena untuk pertama kali telah dilantik Presiden Republik Indonesia yang dipilih oleh wakil rakyat yang juga dipilih oleh rakyat.
Dikutip dari buku Prabowo Titisan Soehattyo? Mencari pemimpin Baru di Masa Paceklik, karya Femi Adi Soempeno, terbitan Galangpress tahun 2018, berakhirnya kekuasaan Bung Karno masih belum menyurutkan kewibawaannya waktu itu.
Hal ini mendorong Soeharto pada Mei 1967 mengeluarkan keputusan presiden, melarang Bung Karno memakai gelar kepresidenan dan beragam sebutan lain, termasuk perintah pengusirannya dari Istana Merdeka dengan batas akhir sebelum 17 Agustus 1967.
Selama hari-hari panjang tersebut Soharto-Nasution (Ketua MPRS) sebiduk sependirian.
Namun kemudian mulai retak dan bahkan tumbuh menjadi pertikaian persolan.
Menurut Jenderal M Jusuf, Ketua MPRS waku itu beranggapan, Pejabat Presiden harus memberikan pertanggungan jawab kepada pimpinan MPRS.
Pertikaian berlanjut sampai Sidang Umum MPRS Maret 1968.
Soeharto dilantik menjadi presiden pada 27 Maret malam keesokan harinya dia harus terbang ke Jepang), sementara sidang MPRS baru bisa ditutup pada tanggal 30 Maret.
Masih dari buku Prabowo Titisan Soehattyo? Mencari pemimpin Baru di Masa Paceklik , karya Femi Adi Soempeno, terbitan Galangpress tahun 2018 tertulis: Sebelum upacara pelantikan berlangsung, sejumlah kericuhan muncul.
Jenderal M Jusuf harus bolak-balik menemui Soeharto dan Nasution untuk menyerasikan tetek bengek masalah, sejak yang prinsip sampai soal protokoler.
