Menjadi Hal Berharga Bagi Wanita, Inilah Tradisi Aneh di Kamerun
Tradisi aneh dilakukan demi melindungi para gadis dari kejahatan yang membuat adanya kehamilan pada usia muda.
TRIBUNBATAM.id-- Ada tradisi aneh pada sebuah desa di Kota Bafoussam di Kamerun, untuk menghindari kekerasan seksual, seorang gadis harus rela dadanya disetrika.
Dalam usia 28 tahun, Veronica sudah menjadi seorang nenek setelah anak sulungnya hamil pada usia 14 tahun.
Tidak ingin peristiwa tersebut kembali terjadi terhadap keempat anaknya, Veronica membawa anaknya yang berusia 10 tahun dan 7 tahun ke sebuah desa dekat kota Bafoussam di Kamerun untuk meratakan dada mereka.
Tradisi menyakitkan ini dilakukan demi melindungi para gadis dari kejahatan yang membuat adanya kehamilan pada usia muda dan pernikahan dini.
• Raffi Ahmad Mendadak Sembunyi Dengar Mertua Bongkar Perubahan Sikapnya 5 Tahun Menikah
• Dibalik Tragedi Bintaro, 19 Oktober 1987 Menjadi Kisah Kelam Bagi Dunia Kereta Api Indonesia
• VIRAL! Detik-detik Sedan Civic Terbakar di Jalan, 2 Bocah Selamat dengan Wajah Bersimbah Darah
Dalam praktiknya, sebuah batu atau tongkat kayu akan dipanaskan terlebih dahulu sebelum ditempelkan dan ditekan di kedua payudara.
Panas yang dihasilkan akan melelehkan lemak di dada, sehingga membuat menjadi lebih kecil.
Sang ibu akan mengambil batu seukuran telapak tangannya, dan menekannya ke setiap sisi dada selama 10 menit.
Selain menggunakan alat-alat tersebut, biasanya para ibu akan mengambil sebuah ikat pinggang yang diikatkan erat melilit payudara dan tubuh bagian atas anak perempuannya.
Cara ini dilakukan untuk menyamarkan mereka agar tidak terlihat sudah memasuki usia matang.
Tujuan lebih lanjutnya adalah untuk menghindarkan anak mereka dari ancaman tindak kekerasan seksual.
Saat masa pertumbuhan, anak-anak berusia delapan hingga 12 tahun dinilai terlalu rentan terhadap laki-laki di sekitarnya.
Meski usianya sangat muda, tetapi bentuk fisik mereka tampak sudah dewasa.
Bagi orang tua, terutama para ibu, hal ini dilakukan agar para putrinya tidak kehilangan kesempatan untuk bersekolah dan bekerja.
Perlu diketahui bahwa di Kamerun, kehamilan pranikah dapat membuat mereka putus sekolah akibat kehamilan di usia yang masih muda.
Sekitar 65 persen perempuan yang hamil di usia muda tidak lagi melanjutkan sekolah.
