SOSOK Letnan TNI Komaruddin, Tentara Sakti Kebal Peluru yang Pemberani Namun Hidup Sederhana
Banyak kawan-kawannya mengenal Komaruddin sebagai sosok yang jenaka, selon, pemberani namun sedikit agak sentimentil jika disentuh sisi-sisi kemanusia
Di Yogyakarta, namanya terkenal sekaligus disegani sebagai "preman berhati "Tempat tongkrongan favoritnya di samping pabrik susu SGM," ujar Amiruudin, putra kedua dari Komaruddin.
Sekitar tahun 1969, Komaruddin secara misterius tiba-tiba menghilang dari Yogyakarta. Soetojo alias Boyo (buaya), seperjuangannya waktu melawan Belanda, lantas mencarinya hingga ke Jakarta setahun kemudian.
Di ibukota Boyo menemukan Komaruddin di wilayah Cempaka Putih. Ia tinggal di sebuah gubuk kecil yang terletak di tengah-tengah rawa (tanah milik Kodam V Jaya?)
Ia menghidupi kesehariannya dengan bekerja sebagai seorang preman yang ditakuti di wilayah Pasar Senen.
Baik teman Amiruddin menduga keberadaan Komaruddin di Jakarta atas sepengetahuan Presiden Soeharto, yang merupakan mantan komandannya di Yogyakarta.
"Buktinya, saat tinggal di rawa terletak di Cempaka Putih itu, tiap bulan secara rutin yang ia kerap mendapatkan jatah beras bagian untuk tentara..." ujar lelaki kelahiran Yogyakarta pada 1962 tersebut.
5 Fakta Letnan Komaruddin
Berikut sejumlah fakta tentang Letnan Komaruddin, seperti TribunJogja.com kutip dari berbagai sumber.
1. Sakti dan Tak Tembus Peluru
Beberapa prajurit menyaksikan sendiri bagaimana kesaktian yang dimiliki oleh Komaruddin.
Saat ia dan prajurit lainnya dikepung Belanda lengkap dengan senjatanya, secara tiba-tiba mereka bisa menghilang seolah tak terlihat.
Padahal bila dinalar, mereka tidak mungkin bisa kabur begitu saja.
Letnan Komaruddin meminta agar prajurit lain memegang tubuhnya, atau setidaknya bajunya.
Anehnya, mereka berhasil lolos dari kepungan Belanda itu.
Lalu ketika beberapa pasukan dalam posisi terjepit, secara tiba-tiba Letnan Komaruddin membantu mereka.
Padahal sebelumnya, pria tersebut tak ada di lokasi kejadian.
2. Salah Lihat Tanggal
Sudah dari jauh-jauh hari serangan melawan Belanda di Yogyakarta, akan dilakukan pada 1 Maret 1949 pagi hari.
Namun pada 28 Februari 1948, Soeharto yang saat itu menjadi Komandan Wehrkreise III Yogyakarta, justru mendengar tembakan gencar.
Rupanya, pasukan yang dipimpin Komaruddin sedang menyerang Belanda dari arah selatan.
Baku tembak pun terjadi. Namun rupanya, Komaruddin salah melihat tanggal.
Setelah dikirimkan utusan, akhirnya ia menyadari bila saat itu bukan tanggal 1 Maret.
Meskipun salah, ternyata yang dilakukan Komaruddin membuat Belanda terkecoh mengenai waktu penyerangan yang sebenarnya.
Di hadapan Jenderal Soedirman, ia pun menangis terisak-isak mengakui kesalahannya.
3. Menjadi Preman
Setelah pertempuran selesai, beberapa sumber menyebutkan bila Komaruddin memilih untuk menjadi preman.
Meskipun preman, tetapi ia baik hati dan disegani.
Ia pernah tinggal di wilayah Kotagede, Yogyakarta, lalu secara misterius menghilang.
Saat seorang sahabat mencarinya, ia ditemukan berada di wilayah Cempaka Putih, Jakarta, tinggal di sebuah gubuk sempit.
Presiden Soeharto diduga mengetahui keberadaannya, karena selalu memberikannya jatah sekarung beras.
4. Tidak Mempan Disuntik
Letnan Komaruddin berhasil dibujuk dan mau pulang ke Yogyakarta pada tahun 1972.
Tak lama kemudian, ia jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit (RS).
Namun saat dirawat, dokter kesulitan untuk menyuntiknya karena kulitnya keras.
Komaruddin kemudian meninggal dunia pada tahun 1973 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusumunegara.
5. Memiliki Nama Asli Eli Yakim Teniwut
Letnan Komaruddin memiliki nama asli Eli Yakim Teniwut.
Ia lahir di Desa Ohoidertutu, Kecamatan Kei Kecil Barat, Maluku Tenggara.
Dikutip dari Arsipindonesia.com, Komaruddin disebut-sebut sebagai cicit Kyai Abdur Rahman yang dikenal sebagai Mbah Tanjung, seorang ulama terkemuka di Ploso Kuning Minomartani, Sleman.
Mbah Tanjung hidup di era kekuasaan Sultan Hamengkubuwono I (1755-1792).
Ia juga diyakini merupakan keturunan langsung Bantengwareng, seorang panglima perang pasukan Pangeran Diponegoro.
Letnan Komaruddin pernah diusulkan untuk diangkat menjadi Pahlawan Nasional, tetapi belum diketahui perkembangannya hingga kini. (*)
FOLLOW INSTAGRAM TRIBUN BATAM
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul 5 Fakta Letnan Komaruddin, Pejuang Sakti yang Terlibat dalam Peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949