Detik-detik Balita 3 Tahun Tewas Dipijak Oleh Ayah Tirinya, Marah Karena Sering BAB

Balita berumur 3 tahun tewas usai dipijak ayah tirinya. Korban berna Agnes Arnelita, sang ayah tiri geram lantaran sang anak Sering BAB.

Editor: Eko Setiawan
tribunnews.com
Ilustrasi pembunuhan bayi 

TRIBUNBATAM.id - Balita berumur 3 tahun tewas usai dipijak ayah tirinya. Korban berna Agnes Arnelita, sang ayah tiri geram lantaran sang anak Sering BAB.

Terungkap sudah kasus kematian Agnes Arnelita, balita usia 3 tahun yang meninggal dunia di Kota Malang.

Ery Age Anwar (36) yang juga sebagai ayah tiri korban, mengakui jika Agnes meninggal karena ia aniaya.

Ery geram kepada korban, lantaran korban sering Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK) tidak pada tempatnya.

Pada saat itu pelaku geram dengan korban yang sudah BAB di celananya.

Kemudian pelaku membawa korban ke kamar mandi dan mengguyur anak tirinya itu dengan air sampai korban terjatuh.

Pelaku kemudian menginjak bagian belakang punggung korban dua kali dan menginjak perut korban satu kali.

Akibatnya, korban mengalami sesak nafas dan kejang-kejang tak sadarkan diri.

"Pelaku mengaku spontan dan khilaf apa yang telah ia perbuat kepada korban yang juga anak tirinya itu," ucap Kaplores Malang Kota, AKBP Dony Alexander saat rilis, Jumat (1/10/2019).

Seusai menganiaya korban, pelaku pun panik karena korban mengalami sesak nafas.

Pelaku kemudian mengolesi bagian perut korban dengan minyak kayu putih.

Melihat putri tirinya itu masih menggigil, pelaku kemudian memanaskan kedua kaki korban di atas kompor gas yang telah menyala.

Dirasa usahanya tersebut tidak membuahkan hasil, pelaku kemudian membawa korban ke Rumah Sakit Refa Husada.

Tangan Finarti keluarga menujukkan mendiang Agnes Arnelita (tengah) saat mendatangi acara ulang tahun anak tetangga tantenya beberapa waktu lalu.
Tangan Finarti keluarga menujukkan mendiang Agnes Arnelita (tengah) saat mendatangi acara ulang tahun anak tetangga tantenya beberapa waktu lalu. ((SURYA/ERWIN WICAKSONO))

Setelah mendapatkan perawatan medis, nyawa korban tak tertolong dan korban dinyatakan telah meninggal dunia.

"Tersangka ini panik, melihat kondisi korban. Di bawa ke RS. Namun nyawanya tak tertolong. Hingga akhirnya korban dibawa pulang ke rumahnya yang ada di Tajinan untuk dimandikan," ucap AKBP Dony Alexander.

Apa yang dikatakan oleh pelaku tersebut berbanding terbalik dengan pengakuan pelaku ketika melaporkan ke pihak RS maupun saat diinterogasi oleh polisi.

Pelaku mengaku, korban meninggal dunia karena tenggelam di bak mandi.

Ketika jenazah dimandikan oleh pihak keluarga, ditemukan luka memar di bagian perut dan luka bakar di kaki korban.

Dari hasil otopsi juga menyebutkan, korban mengalami pendarahan di bagian usus besar sehingga mengakibatkan korban meninggal dunia.

Kejanggalan-kejanggalan itulah yang membuat pihak keluarga korban melaporkan kejadian itu Polsek Tajinan, Kabupaten Malang sebelum kasusnya dilimpahkan ke Polres Malang Kota.

"Pelaku ini berani berbohong karena pada saat itu tidak ada saksi lagi di rumahnya. Pada saat itu hanya ada tiga orang, pertama pelaku, korban dan anak pelaku yang usianya masih 1,5 tahun," ucapnya.

Akibat kejadian itu, pelaku akan dikenai Pasal 80 ayat 3 UU No.35 Tahun 2014 dengan ancaman hukumannya 15 sampai 20 tahun penjara. (Surya/Rifki edgar)

Agnes Arnelita ditemukan tak bernyawa di Perumahan Tlogowaru Indah D-14, Kelurahan Tlogowaru, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, Rabu (30/10/2019).

Mirisnya, anak pasangan Ery Age (ayah tiri) dan Hermin Susanti (ibu kandung) ditemukan luka lebam di beberapa bagian tubuhnya.

Tante korban bernama Finarti (36) menceritakan, sebelum ditemukan tewas, korban memang sering datang ke rumahnya yang berlokasi di Dusun Tubo, Desa Purwosekar, Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang.

"Sebelum meninggal sering main ke sini. Jumat pekan lalu masih menghadiri ulang tahun anak tetangga saya di sini. Ini fotonya," ujar Finarti ditemui di rumahnya sembari menunjukkan foto mendiang semasa hidup.

Finarti menambahkan, alasan kedatangan keponakannya ke rumahnya itu seringkali dengan dalih dititipkan ke rumahnya hingga orangtua korban menjemputnya. Biasanya pada hari libur.

Ketika berinteraksi dengan keponakannya, Finarti merasa curiga dengan luka lebam di satu di antara bagian tubuh korban. Alhasil, Finarti bertanya.

"Loh itu kenapa dek? Saya tanya begitu. Dicubit papa tante, jawab Agnes kala itu," ujar Finarti mengenang Agnes ketika hidup.

Beberapa hari setelahnya, Finarti mendapati kabar duka kematian Agnes dari Ery ayah tiri korban. 

"Ayah tirinya sosok yang pendiam. Sepertinya psikopat," kenang Finarti.

Mendapati kabar tersebut, Finarti beserta keluarga turut berduka cita.

Pada Rabu, (30/10/2019) kemarin, Ery membawa korban ke rumah sakit. 

Begitu dinyatakan meninggal oleh pihak rumah sakit, tante korban yang membawanya kembali ke Tajinan. 

Merasa ada tanda tanya dengan kondisi tubuh korban, Finarti merasa curiga dengan kondisi tubuh korban yang memar. 

Satu di antara yang kasat mata adalah luka lebam di bagian punggung serta pelipis kepala.

Finarti kemudian melapor ke Polsek Tajinan karena kecurigaan adanya luka memar yang dinilainya tak wajar itu. 

Finarti melapor sekira pukul 18:30 waktu setempat.

"Kami keluarga akhirnya melapor ke Polsek Tajinan. Untuk mengetahui kejelasan penyebab kematian korban. Kemudian dilakukan otopsi di kamar mayat RSSA," beber Finarti. 

Mengetahui penyebab kematian korban karena adanya kekerasan, Finarti dan keluarga tak kuasa menahan tangis kesedihan. 

Finarti tak bisa melupakan, Agnes merupakan sosok balita yang ceria.

"Agnes ceria anaknya," bebernya sembari terlinang air mata.

Agnes dimakamkan di pemakaman umum Dusun Tubo, Desa Purwosekar, Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang, Kamis (31/10/2019) petang. (Surya/Erwin Wicaksono)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Begini Kronologi Tewasnya Agnes Arnelita di Tangan Ayah Tiri, Korban Diinjak di Perut dan Punggung, https://www.tribunnews.com/regional/2019/11/01/begini-kronologi-tewasnya-agnes-arnelita-di-tangan-ayah-tiri-korban-diinjak-di-perut-dan-punggung?page=all.


Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved