Gas 3 kg Langka di Batam Jelang Natal dan Tahun Baru, Harga Melonjak Jadi Rp 25 Ribu
Gas 3 kg langka di Batam jelang Natal dan Tahun Baru, harga melonjak jadi Rp 25 ribu
Penulis: Beres Lumbantobing | Editor: Agus Tri Harsanto
TRIBUNBATAM.id - Jelang Natal dan Tahun Baru, gas 3 kg langka di Batam.
Kelangkaan gas 3 kg terjadi di hampir seluruh wilayah Batam.
Pasokan berkurang, pedagang pengecer menaikkan harga jual dari Rp18 ribu naik menjadi Rp 22 ribu, bahkan tembus hingga Rp25 ribu per tabung.
Akibatnya banyak aktivitas masak-memasak terancam, kebutuhan makanan keluarga pun jadi terbengkalai.
Informasi yang dihimpun Tribunbatam, beberapa ibu rumah tangga di Bengkong dan Batu Aji serta Sagulung dan Sekupang harus pulang dengan gas kosong.
"Gimana lagi lah ini, saya sudah mutar-mutar cari gas dari Bengkong hingga ke Tanjung Buntung namun penjual gas kosong," ujar Ndi, Selasa (12/11/2019).
Tidak hanya penjual gas eceran, bahkan pangkalan gas pun kosong.
Bahkan di grup media sosial facebok 'wajah batam' banyak yang mengaku kesulitan untuk mendapatkan tabung gas elpigi.
"Dimanakah wahai gas, sudah lelah aku mencarimu.. beberapa SPBU dan pangkalan sudah tidak ada lagi elpigi untuk orang miskin seperti saya ini," tulis Tamrin dalam postingannya di grub tersebut.
Hal senada juga disampaikan akun Robet Tamba, sudah berkeliling mencari gas di kavling lama dan dapur 12 juga tak menemukan gas.
Sementara sebelumnya Pertamina melalui Sales Branch Manager Pertamina Kepri, William mengakui pihaknya telah melakukan inspeksi mendadak (sidak) beberapa hari yang lalu.
Sidak yang dilakukan didua kecamatan yakni Sagulung dan Batuaji dengan mengecek satu persatu sejumlah pangkalan elpiji 3 kg yang berada di kawasan Sagulung dan Batuaji bahwa hasil sidak tersebut tidak terdapat kelangkaan.
William mengatakan dari hasil sidak, ternyata masih banyak didapati masyarakat yang membeli gas melon melebihi batas ketentuan perorangan yakni maksimal 2 tabung. Mereka yang membeli lebih dari dua tabung, kepada pemilik pangkalan mengaku gas dipergunakan untuk rumah tangga, bukan untuk dijual kembali eceran mengambil untung.
Bahwa masih banyak pangkalan di kawasan tidak selektif memilah mana sebenarnya warga pembeli yang memang benar-benar untuk kebutuhan rumah tangga dan mana yang dijual kembali (pengecer) dengan maksud mengambil keuntungan banyak (blt)