Menhan Prabowo Subianto Kutip Pepatah Kuno Peperangan saat Raker dengan Komisi 1 DPR RI
Menhan Prabowo Subianto Kutip Pepatah Kuno Peperangan saat Raker dengan Komisi 1 DPR RI
Menhan Prabowo Subianto Kutip Pepatah Kuno Peperangan saat Raker dengan Komisi 1 DPR RI
TRIBUNBATAM.id - Dalam rapat kerja (raker) perdana dengan Komisi 1 DPR RI, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengutip pepatah kuno peperangan.
Di awal paparan, Prabowo Subianto menjelaskan arah kebijakan umum Kementerian Pertahanan yang berisi dasar pemikiran dan wawasan filosofis terkait pertahanan negara.
Prabowo Subianto mengutip beberapa istilah dan pepatah terkait doktrin perang.
"The strong will do what they can and the weak will suffer what they must," kata Prabowo mengutip Thucydides.
Ada pula kutipan dari Publius Flavius Vegetius Renatus, Si vis Pacem Para Bellum.
• Jawaban Prabowo saat Diminta Anggota PDIP Buka Anggaran Kemenhan: Kalau Ditekan, Saya Tidak Buka
• Komentar Jacksen F Tiago Usai Persipura Jayapura Ditahan Imbang Bali United: Kami Syukuri
• Persib Bandung vs Arema FC Liga 1 2019, Gelandang Maung Bandung Minta Dukungan Bobotoh
"Jika kau menghendaki perdamaikan bersiaplah untuk perang."
Vegetius Renatus adalah pakar militer di era abad ke-4 Kekaisaran Romawi.
Kemudian terkait Konsep Pertahan Semesta yang disebut Prabowo sebagai consept of total people war.
Prabowo juga mengutip pepatah Tiongkok seribu kawan terlalu sedikit, satu lawan terlalu banyak.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto menghadiri rapat kerja (raker) perdana dengan Komisi I DPR RI, Senin (11/10/2019).
Prabowo Subianto kembali memperkenalkan diri sebagai Menhan yang baru memasuki hari ke-19 menjabat.
Turut diperkenalkan pula Wakil Menhan Sakti Wahyu Tranggono yang hadir dalam rapat tersebut.
"Kami berdua tengah melakukan, inventarisasi masalah. Kita tengah secara intensif mempelajari kondisi pertahanan dan keamanan negara riil saat ini."
"Tentunya kami pelajari semua program yang sudah dilaksanakan, tengah berjalan dan akan dilaksanakan," ujar Prabowo Subianto.
Prabowo menjelaskan bahwa kebijakan umum Kementerian Pertahanan mengacu pada Visi Misi Presiden Indonesia sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan.
"Yaitu terbentuknya Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong."
"Saya ingin menggarisbawahi kata kunci dalam visi ini berdaulat dan mandiri karena berdaulat menyangkut segala upaya menjaga kedaulatan dan itulah ranah tugas kami," kata Prabowo.
Adapun visi pemerintahan Jokowi-Maruf dipaparkan dalam raker tersebut adalah:
- Peningkatan kualitas manusia Indonesia
- Struktur ekonomi yang produktif
- Pembangunan yang merata dan berkeadilan
- Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan
- Kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa
- Penegakan sistem penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya
- Perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga
- Pengelolaan pemerintah yang bersih, efektif, dan terpercaya
- Sinergi pemerintah daerah dalam kerangka negara kesatuan
Prabowo menjelaskan bahwa arah kebijakan umum sebagai Menteri Pertahanan bertumpu pada pemahaman terhadap tujuan negara.
"Yang pertama yang menurut saya yang sangat penting yaitumelindungi segenap bangsa Indonesia dan tumpah darah Indonesia," ujar Prabowo Subianto.
Karena itu, lanjut Prabowo dalam paparannya pertahanan negara tak boleh dipandang sebagai suatu tambahan, atau suatu adendum, atau suatu keikutsertaan.
"Tetapi ini adalah tujuan yang pertama, kita boleh membangun infrastruktur yang banyak dan hebat tapi kalau kita tidak mampu menjaga wilayah laut dan darat kita kedaulatan kita akan hilang," kata Prabowo.

Tayangan presentasi ditampilkan saat Prabowo menyampaikan paparan.
Terlihat bahwa fokus menjaga wilayah NKRI terdiri atas wilayah darat, laut dan udara.
Soal doktrin pertahanan dan keamanan negara (Hankamneg), menurut Prabowo, kemampuan militer bagi Indonesia bukan bersifat ofensif tapi bersifat defensif atau wawasan dalam bertahan.
Dalam rangka menjaga kedaulatan itu, Menhan menjelaskan tentang konsep Pertahan Rakyat Semesta.
"Konsep pertahanan rakyat semesta, consept of total people war. Itu adalah doktrin Indonesia selama ini," ujar Prabowo.
Prabowo mengatakan dalam konsep Pertahan Rakyat Semesta, komponen pertama adalah Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Komponen kedua yang tengah dibangun adalah komponen cadangan, kemudian yang ketiga adalah komponen pendukung yang disiapkan dari beragam sektor (petani, nelatan, swasta, ormas, dll).
Menurut Prabowo, pulau-pulau besar di Indonesia harus disiapkan memiliki kemampuan bertahan secara mandiri.
Ini karena pemahaman bahwa hampir semua peperangan terjadi akibat perebutan sumber daya ekonomi.
Peperangan terkait ideologi pun berujung pada upaya merebut sumber daya ekonomi.
Soal kebijakan luar negeri bebas aktif, Prabowo telah berkoordinasi dengan Menteri Luar Negeri.
"Kita ingin bersahabat dengan semua pihak. Saya sendiri menganut filosof seribu kawan terlalu sedikit, satu lawan terlalu banyak," kata Prabowo.
Selanjutnya Prabowo menyampaikan bahwa pertahanan agar jangan dianggap sebagai biaya, namun sebagai investasi.
"Yang mendorong pemikiran kami adalah dua filosofi kuno yang selalu saya gunakan sebagai pegangan dan sebagai pelajaran di mana-mana dan saya anjurkan dari elite bangsa pelajaran dari Thucydides," kata Prabowo.
Prabowo mengutip pepatah terkenal Thucydides yaitu The strong will do what they can and the weak will suffer what they must.
Pepatah tersebut, menurut Prabowo mengandung arti yang terkuat akan berbuat apa yang dia mampu perbuat dan yang lemah akan menderita.
"Kita tak boleh membuat Indonesia lemah. Dengan biaya berapapun kita harus membuat Indonesia kuat, jika tidak akan diinjak-injak bangsa lain," kata Prabowo.
Pelajaran kedua menurut Prabowo berasal dari Vegetius Renatus. "Si vis Pacem Para Bellum. Jika kau menghendaki damai bersiaplah untuk perang," kata Prabowo.
Menurut Prabowo perdamaian dibutuhkan untuk mewujudkan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi.
Rapat yang dipimpin Ketua Komisi I Meutya Viada Hafid (Partai Golkar) itu sempat diawali hujan interupsi terkait keputusan soal tema pembahasan anggaran. (Mengenal Meutya Hafid, Wartawan Perang yang Kini Jadi Ketua Komisi I DPR)
Anggota Komisi I dari PDIP, Efendi Simbolon mengawali interupsi meminta soal anggaran yang sudah ditampilkan dalam paparan di buku agar disampaikan terbuka.
Sementara sejumlah anggota lain berpandangan berbeda. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Ketika Prabowo Mengutip Pepatah Kuno Peperangan saat Raker dengan Komisi I DPR RI