Marwan Batubara Sindir Ahok Tak Akan Bisa Urus BUMN: Belepotan Banyak Kotoran, Susah!
Meski banyak yang mengapresiasi Ahok, namun tak sedikit juga banyak pihak yang meragukan sosok Ahok menjabat sebagai petinggi BUMN.
Hal itulah yang menurut Said Didu menjadi faktor utama PT Kereta Api kini mengalami peningkatan kualitas.
"Orangnya keras tapi kata-katanya itu terukur sehingga Kereta Api menjadi baik," jelas Said Didu.
Said Didu mempertanyakan apakah Ahok mampu berubah seperti Jonan, menjadi orang yang keras namun tetap lembut.
"Saya enggak tahu, siapa tahu Ahok akan berubah menjadi Jonan," kata dia.
Video dapat dilihat menit 13.20:
Serikat Kerja Pertamina Jelaskan Alasan Tolak Ahok
Serikat Pekerja Pertamina buka suara mengenai penolakan terhadap mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Dalam wawancaranya di Kompas Tv, Selasa (19/11/2019), Ketua Umum SP Mathilda Pertamina Kalimantan, Mugiyanto mengatakan, pihaknya menolak Ahok karena sebuah alasan.
"Kita semua yang berada di wadah federasi ini ingin menjaga kelangsungan bisnis Pertamina," ujar Mugiyanto.
Ia juga mengatakan penolakan terhadap Ahok mengacu pada aturan yang mengatur tentang BUMN.
"Sebenarnya aruannya sudah jelas ya, referensinya jelas yaitu di undang-undang BUMN nomor 19 tahun 2003 dan Permen BUMN nomor 003 tahun 2015, itukan mengatur persyaratan formil dan materiil," paparnya.

Dia juga menyayangkan terkait tuduhan soal penolakan Ahok yang melebar ke ranah lain.
"Jadi masalahnya sekarang ini dipertajam, diperuncing dibawa-bawa ke ranah politik, ke agama dan isu-isu SARA lainnya, ini jadi bias, sebenarnya kita harus fokus," jelas Mugiyanto.
Mugiyanto juga menyebutkan seseorang yang ingin menjadi pimpinan BUMN harus melewati serangkaian proses sesuai dengan aturan yang ada.
"Jadi di Undang-undang BUMN pasal 16 itu jelas bahwa seseorang yang mau diangkat sebagai direksi BUMN harus melewati uji kelayakan dan kepatutan, bahkan di situ jelas ada ratingnya," jelas Mugiyanto.