Malam Ini ILC TV One Bahas soal Ahok, Netizen Pertanyakan Karni Ilyas Undang Suami Nastiti Devi
Malam Ini Selasa (26/11/2019) ILC TV One membahas soal Ahok. Akun Karni Ilyas langsung direspon netizen.
#Malam Ini ILC TV One Bahas soal Ahok, Netizen Pertanyakan Karni Ilyas Undang Suami Nastiti Devi
TRIBUNBATAM.id - Host ILC TV One Karni Ilyas memposting Topik atau tema ILC TV One Selasa (26/11/2019) malam ini.
"Dear Pencinta ILC, diskusi kita pukul 20.00 besok berthema: "Bisakah Ahok membasmi Mafia Migas?". Selamat menyaksikan." Demikian penyampaian resmi Karni Ilyas via twitter @karniilyas Selasa (26/11/2019).
"Dear Pencinta ILC, diskusi kita Selasa, Pkl 20.00 Wib, berjudul, "Selamat Datang Ahok.' Selamat menyaksikan. #ILCAhok," cuit Karni Ilyas 12 jam sebelumnya.
Tapi enam jam kemudian cuitan berubah dengan tema tentang Ahok lebih spesifik.
Akun Karni Ilyas langsung direspon netizen.
Termasuk ada netizen mempertanyakan apakah ILC TV One dan Karni Ilyas mengundang Ahok.
"Kami undang semoga datang," balas Karni Ilyas.
Penasaran Berapa Gaji Ahok Komut Pertamina?
Ternyata gaji Ahok suami Puput Nastiti Devi sebagai Komisaris Utama BUMN Pertamina bukan Rp 3,2 M, terungkap di DPR RI.
Lalu, berapa nilai gaji mantan suami Veronica Tan itu?
Gaji dan kompensasi yang diterima mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok alias BTP sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) disebut mencapai Rp 3,2 miliar per bulan.
Menanggapi hal itu, Direktur Pemasaran Korporat Pertamina Basuki Trikora Putra mengatakan, gaji dan kompensasi komisaris dan dewan direksi yang mencapai Rp 3,2 miliar per bulan tidak benar alias hoaks.
"Gaji Rp 3,2 miliar itu banyak sekali. Ya, anggap saya itu hoaks ya, Pak," kata Basuki Trikora Putra saat menghadiri rapat bersama Komisi V DPR RI di Jakarta, Senin (25/11/2019).
Dia menuturkan, angka itu tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Bahkan, Basuki Trikora Putra tidak tahu dari mana perhitungan hingga menghasilkan angka Rp 3,2 miliar per bulan tersebut.
"Itu angka yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Kita juga tidak tahu dari mana angka sebesar itu," kata dia.
Sebelumnya diberitakan, dewan komisaris dan dewan direksi Pertamina sebagai pejabat di Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ) mendapat gaji dan kompensasi.
Kompensasi Komisaris BUMN tertera dalam Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara NOMOR PER-01/MBU/05/2019 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Menteri BUMN Negara Nomor PER-04/MBU/2014 tentang Pedoman Penetapan Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris, dan Dewan Pengawas BUMN.
Pada Bab II yang mengatur tentang Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris, dan Dewan Pengawas BUMN, disebutkan bahwa honorarium komisaris utama sebesar 45 persen dari gaji direktur utama.
Adapun gaji Direktur Utama Pertamina diatur dalam pedoman internal yang ditetapkan oleh Menteri BUMN.
Merujuk Laporan Keuangan PT Pertamina tahun 2018, total kompensasi untuk direksi dan komisaris sebesar 47,237 juta dollar Amerika atau setara Rp 661 miliar.
Angka ini dikutip dari Laporan Keuangan PT Pertamina 2018 halaman 122 pada bagian "Kompensasi Manajemen Kunci dan Dewan Komisaris".
Laporan itu menyebutkan, manajemen kunci adalah direksi dan personel lain yang mempunyai peranan kunci dalam perusahaan.
Kompensasi yang dibayar atau terutang pada manajemen kunci dan dewan komisaris berdasarkan laporan tersebut per 31 Desember 2018 sekitar 47,237 juta dollar AS.
Pada 2018, ada 11 orang direksi serta 6 orang komisaris.
Alasan Erick Thohir Angkat Ahok
Dengan perhitungan pembagian rata, maka per orang mendapatkan kisaran Rp 3,2 miliar per bulan atau sekitar Rp 38 miliar per tahun.
Sejumlah media massa internasional mengulas Ahok menjadi Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) karena dianggap sebagai sosok penggebrak.
Penunjukan mantan Gubernur DKI Jakarta itu diutarakan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ) Erick Thohir di kompleks Istana Kepresidenan Jumat (22/11/2019).
Media internasional seperti Nikkei Asian Review memilih judul Former Jakarta governor makes comeback in prominent Pertamina role.
Dalam ulasannya, harian yang berbasis di Tokyo itu mengulas penjelasan Erick Thohir mengapa Ahok dipilih sebagai Komisaris Utama Pertamina.
Diwartakan Reuters via Euronews, Pertamina menghadapi serangkaian target, seperti memotong impor energi dan meningkatkan kapasitas kilang.
"Kami membutuhkan seseorang yang bisa melakukan terobosan. Kami butuh sosok penggebrak itu (di Pertamina)," kata Menteri Erick Thohir.
Politisi PDIP itu bakal dipercaya untuk membenahi perusahaan energi pelat merah yang pernah disebut sebagai "negara dalam negara" itu.
Sebab, Pertamina sebelumnya memegang hak untuk memberikan konsesi minyak dan gas kepada perusahaan lain, dilaporkan Nikkei.
Perusahaan yang pernah menjadi lumbung uang Indonesia di periode 1967-1998 itu acap dikritik karena birokrasinya terlalu gemuk dan tidak efektif.
Selain itu, seperti diberitakan media Singapura The Straits Times, Pertamina yang merupakan BUMN strategis juga disebut dilanda korupsi.
September lalu, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Bambang Irianto tersangka terkait dugaan suap perdagangan minyak mentah dan produk kilang Pertamina.
Penunjukan Ahok sebagai komisaris utama tentu tidak semuanya setuju.
Ada juga sekelompok orang yang menyuarakan penolakannya.
Seperti Presiden Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) Arie Gumilar yang mengaku membentangkan spanduk penolakan.
Arie Gumilar memaparkan apa saja tuntutan yang dituangkan dalam spanduk tersebut.
Di antaranya, Pertamina wajib utuh, tolak siapa pun yang suka bikin rusuh, memilih figur tukang gaduh, dan bersiaplah Pertamina segera runtuh.
Menanggapi isu tersebut, Erick Thohir pun memberikan pembelaan.
"Berikan kami waktu untuk bekerja, dan mari kita lihat hasilnya," katanya memaparkan.
Susunan Direksi dan Komisaris
Berikut susunan direksi dan komisaris pada PT Pertamina (Persero) pada saat ini:
Direksi
Direktur Utama: Nicke Widyawati
Direktur Hulu: Dharmawan H Samsu
Direktur Pengolahan: Budi Santoso Syarif
Direktur Pemasaran Korporat: Basuki Trikora Putra
Direktur Pemasawan Retail: Mas'ud Khamid
Direktur Keuangan: Emma Sri Martini (gantikan Pahala N Mansury)
Direktur Logistik, Supply Chain, dan Infrastruktur: Gandhi Sriwidodo
Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia: Ignatius Tallulembang
Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko: Heru Setiawan
Direktur Sumber Daya Manusia: Koeshartanto Koeswiranto
Direktur Manajemen Aset: M Haryo Yunianto
Komisaris
Komisaris Utama: Basuki Tjahaja Purnama (gantikan Tanri Abeng)
Wakil Komisaris Utama: Budi Gunadi Sadikin (gantikan Arcandra Tahar)
Komisaris: Ego Syahrial, Gatot Trihargo, Suahasil Nazara, Alexander Lay.(*)
#Malam Ini ILC TV One Bahas soal Ahok, Netizen Pertanyakan Karni Ilyas Undang Suami Nastiti Devi#
FOLLOW INSTAGRAM @TRIBUN___BATAM:
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Karni Ilyas & Topik ILC TV One Bahas Ahok Tapi Kenapa Tema 2 Kali Berubah? Respon Netizen Twitter