HARI AIDS SEDUNIA
Mengenal Obat ART untuk AIDS, Disebut Mampu Membunuh Virus HIV Secara Permanen
Mengenal obat ART untuk AIDS, obat ini disebut sebut mampu membunuh virus HIV secara permanen.
TRIBUNBATAM.id - HIV/ADS selama ini dikenal sebagai penyakit yang sering ditakutkan bahkan kerap disebut penyakit mematikan.
Bahkan AIDS disebut penyakit yang tidak bisa disembuhkan.
Tetapi semakin maju dan berkembangnya teknologi, kini ditemukan obat yang mampu mengontrol infeksinya, obatnya yaitu Obat antiretroviral therapy (ART).
ART mampu mengontrol infeksi agar virus tidak terdeteksi dalam darah dan tidak menular.
Sementara virusnya bersembunyi di dalam sel imunitas pasien. Bila ART dihentikan, virus bisa kembali menjadi AIDS, sehingga pasien pun harus mengonsumsi obat seumur hidupnya.
Namun, keadaan tampaknya akan segera berubah.
• Hari Aids Sedunia, Cegah HIV Meski Tidak Mudah Menular
Para peneliti dari University of Pittsburgh University of Pittsburgh Graduate School of Public Health melaporkan dalam EBioMedicine bahwa mereka telah berhasil mengembangkan sebuah imunoterapi baru yang tidak hanya mengeluarkan HIV dari persembunyiannya, tetapi juga membunuhnya secara permanen.
Dijelaskan dalam siaran pers yang dirilis Rabu (3/4/2019); virus HIV dalam fase laten (ketika pasien meminum ART) dengan memasukkan dirinya ke dalam DNA sel imun yang disebut sel T pembantu. Hal ini membuat virus HIV menjadi tersembunyi.
Namun untuk mengetahui sel T pembantu mana yang menyimpan HIV dan cara mengeluarkannya, para peneliti pun memutar otak. Mereka memutuskan untuk mencari petunjuk dari virus lain yang juga masuk ke fase laten dan menginfeksi 95 persen pasien HIV, yaitu Cytomegalovirus (CMV) yang menyebabkan infeksi mata dan penyakit serius lainnya.
Pada orang yang tidak memiliki HIV, CMV sebetulnya dikontrol oleh sistem imunitas tubuh. Bahkan pada sebagian orang, tubuh mendedikasikan satu di antara lima sel T pembantu untuk menangani virus tersebut.
Penulis studi Charles Rinaldo, PhD, professor and chair of Pitt Public Health’s Department of Infectious Diseases and Microbiology, mengatakan, hal itu membuat kita berpikir – mungkin sel-sel yang spesifik melawan CMV juga menjadi bagian besar dari kolam HIV laten.
“Jadi kami mendesain imunoterapi untuk tidak hanya menarget HIV, tetapi juga mengaktifkan sel pembantu T yang spesifik-CMV,” ujarnya.
Untuk menemukan sel T yang terinfeksi oleh HIV laten, para peneliti mengumpulkan banyak darah dari hampir dua lusin pasien HIV yang mengonsumsi ART.
“(Sel T yang terinfeksi HIV laten) bisa sesedikit satu di antara 10 juta sel, jadi pria-pria ini harus duduk selama empat jam dan terhubung pada mesin yang memproses darah mereka. Pasien-pasien ini juga harus kembali berulang-ulang kali untuk memberi lebih banyak sampel,” ujar penulis pertama studi, Jan Kristoff.
• PGN Sabet Penghargaan Keselamatan Migas 2019
Namun, upaya itu tidak sia-sia. Selain sel T pembantu, tim peneliti juga berhasil mengisolasikan sel imun yang disebut sel dendritik. Sel yang juga merupakan kunci dari imunoterapi kanker ini berfungsi untuk mengarahkan sel imunitas lainnya dalam melawan penyakit. Namun, sel ini belum pernah digunakan untuk menarik virus keluar dari persembunyiannya.