Donald Trump Dilengserkan
Mengenang Kisah Gus Dur Dimakzulkan di Momen Presiden AS Donald Trump Dilengserkan
Mengenang kembali sejarah Gus Dur dilengserkan dan pesannya setelah tak lagi menjabat Presiden Indonesia
TRIBUNBATAM.id - Dunia mencatat sejarah hari ini, Kamis (19/12/2019) WIB, DPR AS melengserkan Presiden AS Donald Trump.
Dalam sidang paripurna yang digelar Rabu malam waktu setempat (18/12/2019), DPR AS menyetujui dua pasal pemakzulan terhadap presiden 73 tahun itu.
Sejarah pemakzulan presiden di dunia bukan hanya di Amerika Serikat, namun di Indonesia pun pernah terjadi.
Adalah KH Abdurahman Wahid atau Gus Dur yang dimakzulkan atau dilengserkan melalui sidang MPR.
Saat itu Ketua MPR dijabat oleh Amien Rais.
• Kenang 10 Tahun Gus Dur Wafat, Berperan di Perayaan Tahun Baru Imlek
Putri Presiden ke-4 RI, Almarhum KH Abdurahman Wahid atau Gus Dur sempat mengatakan, Gus Dur dilengserkan karena karena ketegangan antara DPR/MPR dan pemerintah saat itu," kata Yenny di kediaman Gus Dur, Ciganjur, Jakarta, Kamis (29/11/2012) seperti dikutip dari kompas.
Yenny mengatakan, ketegangan antara lembaga legislatif dan eksekutif saat itu karena pergantian kepala Polri.
Saat itu, Gus Dur mengganti Kapolri Jenderal (Pol) R Suroyo Bimantoro dengan Jenderal (Pol) Chairudin Ismail tanpa sepengetahuan legislatif.
Menurut Yenny, hal itu membuat legislatif naik pitam.
"Itu karena Gus Dur tidak berkonsultasi dengan mereka (legislatif). Jadi bukan karena kasus korupsi," tuturnya.
• Kisah Gus Dur Bisa Pergoki Orang Ambil Lebih Jatah Hadiah, Padahal Tak Terlihat
Lantas bagaimana reaksi Gus Dur setelah dilengserkan?
Sabtu (28/12/2013). Kapolri Jenderal Sutarman menyampaikan pesan Gus Dur dalam acara Haul ke 4 Gus Dur di Ciganjur, Jakartan Selatan,
Senin, 30 Desember 2019 nanti, tepat 10 tahun Gus Dur wafat.
Satu hal yang dikatakan almarhum KH Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur kepada Sutarman setelah lengser dari kursi presiden adalah peritiwa pelengseran presiden di tengah jalan tidak boleh terulang di masa yang akan datang.
"Pak Tarman saya sudah turun dari kepresidenan, mudah-mudahan ini peristiwa terakhir bagi perjalanan kehidupan bangsa Indonesia ini. Artinya tidak ada lagi presiden yang dipilih oleh rakyat berhenti di tengah jalan," kata Sutarman menirukan kata-kata Gus Dur saat itu.
Dikatakan Sutarman, sebagai bangsa yang besar dan memiliki cita-cita yang sangat luhur dengan memilih presiden secara demokratis, sehingga saat presiden yang sudah terpilih secara demokratis harus didukung semua pihak.
"Setelah dipilih kita dukung bersama, kritik boleh disampaikan, tetapi yang membangun, kalau tidak mampu membawa mencapai tujuan negara, tahun berikutnya jangan di pilih lagi. Gitu aja kok repot," ucap Sutarman.
Kapolri mengungkapkan kenapa bangsa Indonesia saat ini tidak pernah maju, hal tersebut sebagai dampak dari setelah dilakukan pemilihan presiden dan terpilih presidennya secara demokratis tetapi terus dirongrong berbagai hal sehingga pembangunan sulit berjalan.
"Kalau kita dalam era demokrasi, tiap hari dirusuhi, kritik boleh tapi berikan jalan jalan keluar, bagaimana jalan keluar yang terbaik bagi negeri yang memiliki penduduk 240 juta orang saat ini. Sehingga kita mampu bawa bangsa ini ke arah yang sejahtera," katanya.
Untuk itu, Kapolri mengimbau pada siapa pun yang terpilih menjadi presiden harus didukung semua pihak. Imbauan tersebut sekaligus menjadi pesan Gus Dur kepada masyarakat.
"Itu pesan beliau, sekarang saya mengawasi dan membawahi Polri sehingga kita harus mampu mengawalnya, siapa pun presidennya," katanya.(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pesan Gus Dur: Semoga Presiden Lengser di Tengah Jalan Tak Terulang
dan Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Yenny: Gus Dur Lengser Bukan karena Kasus Korupsi"
