Yuk Dikenali, Ini Ciri-ciri Ular Berbisa dan Tidak Berbisa
Pihaknya menyarankan agar masyarakat mengenal jenis-jenis dan karakteristik ular agar lebih paham sehingga tidak panik bila tidak sengaja bertemu ular
TRIBUNBATAM.id - Banyak orang menggunakan kata-kata beracun atau poisonous dalam bahasa Inggris ketika menggambarkan ular berbahaya.
Sebenarnya kata yang tepat adalah berbisa atau venomous dalam bahasa Inggris.
Dilansir dari Encyclopaedia Britannica, menurut ahli biologi, istilah berbisa digunakan pada organisme yang menggigit atau menyengat untuk menyuntikkan racunnya.
• Logo Peringatan Hari Ibu 2019 di Semarang, Usung Tema: Perempuan Berdaya, Indonesia Maju
• Hari Ibu 2019 - Panjatkan Doa Untuk Orang Tua di Hari Ibu, Ini Bacaan Doa Beserta Artinya
• Profil dan Statistik Tomas Simkovic, Pemain Incaran Persija Jakarta untuk Liga 1 2020
Sedangkan istilah beracun berlaku untuk organisme yang terdapat racun di seluruh tubuhnya sehingga tidak dapat dikonsumsi.
Artinya, sangat sedikit ular yang benar-benar beracun.
Sebagian besar racun ular ditransfer melalui gigitan.
Kecuali ular garter (Thamnophis) yang kecil dan gigitannya tidak berbahaya tetapi beracun bila dimakan karena tubuhnya menyerap dan menyimpan racun mangsanya.
Bisa ular
Bisa atau racun pada hewan ular sebenarnya adalah kelenjar ludah (saliva) yang termodifikasi.
Bisa ular terdiri dari bahan kimia dan enzim yang kandungannya 90 persen adalah protein.
Bisa ular digolongkan dalam dua kelompok yaitu:
1. Neurotoksin
Neurotoksin berbahaya karena dampaknya melumpuhkan sistem saraf pusat, jantung dan pernafasan.
Terdapat pada ular kobra, ular mamba, ular laut, dan ular karang.
2. Hemotoksin
Hemotoksin berbahaya karena menyerang sistem sirkulasi darah dan sistem otot. Serta menyebabkan kerusakan jaringan, kelumpuhan permanen pada kemampuan gerak otot.
Terdapat pada keluarga ular Viperidae seperti ular derik (rattle snake), cottonmouth, dan lainnya.
Volume bisa yang masuk ke dalam tubuh manusia sangat bervariasi, tergantung jenis ular dan ukurannya.
Namun, jangan menilai ular dari ukuran tubuhnya, karena ular berbisa yang kecil sekalipun dapat membunuh manusia.
• Masuk Incaran Persib Bandung? Tiga Pemain Asing Ini Berstatus Bebas Transfer, Satu Mantan
• Persib vs PSM Makassar Jadi Laga Perpisahan Hariono? Robert Rene Albert Targetkan Menang
• Fabiano Beltrame Akan Perkuat Persib Liga 1 2020, Robert : Ingat, Tahun Depan Usianya Sudah 38 Tahun
Perbedaan ular berbisa dan tidak
Secara mudahnya, begini perbedaan apakah ular beracun atau berbisa:
Ular berbisa: ular menyuntikkan racun dari taringnya melalui gigitan.
Ular beracun: seluruh tubuh ular mengandung racun yang mematikan bila dagingnya dimakan.
Bagaimana membedakan ular berbisa dan tidak berbisa?
Tidak ada cara yang sempurna untuk mengetahui apakah ular berbisa atau tidak.
Meski begitu, ada beberapa hal yang bisa menjadi acuan identifikasi ular berbisa atau tidak.
Berikut perbedaan ular berbisa dan tidak berbisa dikutip dari Professional Wildlife Removal:
ULAR BERBISA
Ciri-ciri ular berbisa:
Pupil mata lonjong (elips), mata seperti celah, seperti pada kucing.
Bentuk kepala segitiga dan luas atau gemuk.
Tubuh lebih berpola dan berwarna-warni.
Ekor berderik.
Ada lubang di antara hidung dan mata sebagai penginderaan panas pada moncongnya.
Sisik-sisik di bawah ekor tidak terbagi dua polanya.
Perilaku aneh, gerakan lambat dan tenang.
Beraktivitas pada malam hari (nocturnal).
Memiliki taring bisa, racun mematikan.
Membunuh mangsa dengan menyuntikkan bisa.
Setelah menggigit masih tinggal di tempat.
ULAR TIDAK BERBISA
Ciri-ciri ular tidak berbisa:
Pupil mata bulat.
Bentuk kepala bulat oval.
Sisik-sisik di bawah ekor polanya terbagi dua.
Warna solid dan kurang berpola.
Gerakannya cepat dan agresif.
Beraktivitas pada siang hari (diurnal).
Tidak memiliki taring bisa, gigitannya tidak mematikan.
Membunuh mangsanya dengan membelit.
Setelah menggigit langsung lari.
Pengecualian
Meski terdapat perbedaan secara umum antara ular berbisa dan tidak, terdapat beberapa ular yang memiliki ciri-ciri berlawanan dengan karakteristik umumnya.
Jenis ular-ular tersebut antara lain:
Ular kobra (Naja sputratix): kadar bisa tinggi tapi kepala oval dan gerakan tenang.
Ular king kobra (Ophiophagus hannah): kadar bisa tinggi, agresif, aktif siang dan malam.
Ular weling (Bungarus candidus): kadar bisa tinggi, kepala oval.
Ular welang (Bungarus fasciatus): kadar bisa tinggi, kepala oval, gerakan tenang.
Ular picung atau pudak seruni: kadar bisa tinggi, kepala oval, gerakan gesit, aktif siang hari.
Ular karang: berbisa, kepala bundar, pupil bundar, berwarna dan tidak ada lubang penginderaan panas.
Semua jenis ular laut: berbisa, gerakan lamban di pasir atau pantai.
Semua jenis ular piton dan boa: tidak berbisa, aktif malam hari.
Ular juga berperilaku beda di air. Ular air yang tidak berbahaya hanya akan mengeluarkan kepalanya di atas air, tubuhnya di bawah air.
Sedangkan ular air yang berbahaya seperti Cottonmouth biasanya berenang dengan seluruh tubuhnya melayang di atas air.
Berapa persentase ular berbisa?
Ketua Yayasan Sioux Ular Indonesia, Aji Rachmat, mengungkapkan berdasarkan Reptile Database International terdapat 349 spesies ular.
"Yang berbisa 77 jenis atau 20 persen dari 349 spesies, sisanya tidak berbisa," kata Aji saat dihubungi Kompas.com, Jumat (20/12/2019).
Aji juga mengingatkan tidak ada karakteristik pakem dalam membedakan ular berbisa dan tidak berbisa.
Meski secara umum ular berbisa mencari mangsa pada malam hari dan ular tidak berbisa pada siang hari, namun ular kobra contohnya biasa mencari makan baik siang maupun malam hari.
"Warna dan bentuk tidak menentukan tingkat bisa," ujarnya.
Pihaknya menyarankan agar masyarakat mengenal jenis-jenis dan karakteristik ular agar lebih paham sehingga tidak panik bila tidak sengaja bertemu ular.