Lukita Tak Punya Ambisi Untuk Pribadi: Saya Hanya Ingin Berbuat Untuk Masyarakat
Lukita yang sepanjang usianya menghabiskan waktu sebagai birokrat mengaku, dirinya berharap masih memiliki kesempatan menyumbang pada masyarakat luas.
TRIBUNBATAM.id - Membayangkan Batam memiliki berbagai sarana olahraga, seni dan budaya yang memadai saat ini dirasa cukup sulit.
Masyarakat yang tinggal di Batam kebanyakan kehabisan waktu untuk urusan ekonomi, sehingga kota ini kurang menarik bagi warga senior untuk menikmati masa pensiun.
Hal itu disadari oleh Bakal Calon Wali Kota Batam, Lukita Dinarsyah Tuwo.
Dia menyatakan, dirinya sudah mencapai usia pensiun itu dan dapat memahami persoalan kurang ramahnya Kota Batam untuk warga usia lanjut.
Saat ini dia sudah pada taraf tidak berambisi mencapai sesuatu dalam pekerjaan untuk dirinya sendiri. Di usia 58 tahun, Lukita mengaku hanya ingin meninggalkan sesuatu yang dapat membahagiakan warga masyarakat luas.
"Saya sudah tidak memiliki ambisi dalam pekerjaan untuk diri sendiri. Saat ini, saya hanya ingin berbuat untuk masyarakat, dengan membuat warga Batam bahagia dan sejahtera," katanya saat ditemui di Batam, Minggu (22/12).
Lukita yang sepanjang usianya banyak menghabiskan waktu sebagai birokrat di beberapa instansi ini mengaku, dirinya berharap masih memiliki kesempatan untuk menyumbang pada masyarakat luas.
Salah satu caranya dengan membuat Batam menjadi kota yang lebih bersahabat, bahagia dan manusiawi. Karena jika berhasil, diyakini akan membantu masyarakat Batam mencapai tingkatan yang lebih baik lagi.
Jika dipercaya menduduki pucuk pemerintahan kota, Lukita memastikan dirinya akan serius menata Batam dengan mengacu pada pencapaian kesejahteraan dan peningkatan kebahagiaan warganya.
Membangun berbagai fasilitas olahraga dan kesenian serta budaya menjadi salah satu fokusnya.
Dalam kesempatan berbincang di sela kesibukannya bersafari di Batam, Lukita menyebut, dirinya menaruh hormat dan mengapresiasi pencapaian Joko Widodo saat memimpin Kota Solo.
Secara tegas bahkan dirinya terinspirasi untuk menerapkan apa yang telah dilakukan presiden semasa menjabat wali kota, terutama saat menyelesaikan persoalan-persoalan pelik yang terjadi di Solo.
"Kuncinya adalah kemauan untuk berdialog. Pedagang digusur, tapi sadar dan menerima dengan hati terbuka karena ada pendekatan yang humanis dari Pak Jokowi," ungkapnya.
Pendekatan dialogis dinilainya menjadi kunci kesuksesan Jokowi meredam berbagai potensi gejolak akibat penataan kota.
Jika pendekatan serupa diadaptasi dan diterapkan di Batam, bukan tidak mungkin kericuhan akibat penataan Pasar Induk Jodoh misalnya, dapat dihindari.