Puisi Tema Ibu Karya Gus Mus Sangat Menyentuh, Diposting di Hari Ibu 2019
KH Mustofa Bisri atau Gus Mus posting puisi berjudul ibu saat peringatan Hari Ibu 2019 pada 22 Desember.
TRIBUNBATAM.id - KH Mustofa Bisri atau Gus Mus posting puisi berjudul ibu saat peringatan Hari Ibu 2019 pada 22 Desember.
Puisi judul ibu dari Gus Mus sangatlah menyentuh.
Selain dikenal sebagai ulama, Gus Mus juga dikenal sebagai seniman.
Gus Mus kerap melahirkan karya-karya seni, termasuk puisi menyentuh tema ibu.
Dilansir dari http://gusmus.net/, Gus Mus menuliskan puisi menyentuh yang mengisahkan perjuangan ibu.
Puisi-puisi Gus Mus cocok dibacakan di momen peringatan Hari Ibu 2019 pada 22 Desember nanti.
Inilah puisi menyentuh tema ibu karya KH A Mustofa Bisri atau Gus Mus.
Ibu
Kaulah gua teduh
tempatku bertapa bersamamu
Sekian lama
Kaulah kawah
dari mana aku meluncur dengan perkasa
Kaulah bumi
yang tergelar lembut bagiku
melepas lelah dan nestapa
gunung yang menjaga mimpiku
siang dan malam
mata air yang tak brenti mengalir
membasahi dahagaku
telaga tempatku bermain
berenang dan menyelam
Kaulah, ibu, laut dan langit
yang menjaga lurus horisonku
Kaulah, ibu, mentari dan rembulan
yang mengawal perjalananku
mencari jejak sorga
di telapak kakimu
(Tuhan,
aku bersaksi
ibuku telah melaksanakan amantMu
menyampaikan kasihsayangMu
maka kasihilah ibuku
seperti Kau mengasihi
kekasih-kekasihMu
Amin).
nazar ibu di karbala
pantulan mentari
senja dari kubah keemasan
mesjid dan makam sang cucu nabi
makin melembut
pada genangan
airmata ibu tua
bergulir-gulir
berkilat-kilat
seolah dijaga pelupuk
agar tak jatuh
indah warnanya
menghibur bocah berkaki satu
dalam gendongannya
tapi jatuh juga akhirnya
manik-manik bening berkilauan
menitik pecah
pada pipi manis kemerahan
puteranya
"ibu menangis ya, kenapa?"
meski kehilangan satu kaki
bukankah ananda selamat kini
seperti yang ibu pinta?"
"airmata bahagia, anakku
kerna permohonan kita dikabulkan
kita ziarah kemari hari ini
memenuhi nazar ibumu."
cahaya lembut masih memantul-mantul
dari kedua matanya
ketika sang ibu tiba-tiba brenti
berdiri tegak di pintu makam
menggumamkan salam:
"assalamu 'alaika ya sibtha rasulillah
salam bagimu, wahai cucu rasul
salam bagimu, wahai permata zahra."
lalu dengan permatanya sendiri
dalam gendongannya
hati-hati maju selangkah-selangkah
menyibak para peziarah
yang begitu meriah