BATAM TERKINI
Harga Daging Sapi Masih Stabil, Satgas Pangan Polda Kepri Sidak Pasar di Batam
Polda Kepri memantau perkembangan harga di pasar baik harga sayur maupun daging serta kebutuhan pokok lainnya jelang perayaan Natal dan tahun baru.
Harga Daging Sapi Masih Stabil, Satgas Pangan Polda Sidak Pasar di Batam
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Jelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2020 nanti, tim satuan tugas (Satgas) Kepolisian Daerah (Polda Kepri) melakukan inspeksi mendadak (Sidak) di beberapa pasar yang ada di Kota Batam, Senin (23/12/2019).
Tim satuan tugas (Satgas) inspeksi mendadak (sidak) ke tiap distributor daging di Batam.
Salah satunya milik William, seorang pengusaha daging di sekitar Nagoya.
Sidak tersebut bertujuan untuk memantau perkembangan harga di pasar baik harga sayur maupun daging serta kebutuhan pokok lainnya jelang perayaan Natal dan tahun baru nanti.
"Sejauh ini masih stabil," ucap William kepada Tribun Batam. Bahkan, dia mengakui jika untuk cadangan atau stok daging sendiri masih sanggup untuk didistribusikan hingga tiga sampai lima bulan ke depan.
"Harga masih cenderung aman. Kalau inflasi pasti ada pengaruh, namun belum terlalu," sambungnya.
• Kapolda Kepri Tinjau Kesiapan Pengamanan di Bandara Hang Nadim Batam Jelang Natal & Tahun Baru
Bahkan dia mengakui, jika saat ini harga daging sapi yang dijualnya saja mencapai kisaran Rp 75 ribu paling mahal.
"Itu sudah tak terlalu mahal," katanya.
Tak hanya di pasar, tim satgas ini juga melakukan sidak di gudang daging. Kegiatan ini bertujuan untuk memantau kenaikan harga sembilan bahan pokok (sembako) di masing-masing area.
"Kegiatan ini dilakukan di beberapa titik salah satunya di Pasar Avava Jodoh. Kami turun dan memang mendapatkan pengakuan dari beberapa pedagang ada kenaikan harga cukup signifikan," jelas AKBP Ponco Indriyo saat memimpin sidak.
Menurutnya, ada beberapa harga sembako yang mengalami kenaikan.
"Namun selebihnya normal dan masih terkendali seperti gula, daging, dan beras. Stok masih aman," sambungnya.
Namun, dia mengakui sejauh ini keluhan sembako banyak datang dari warga akibat naiknya harga cabai.
Menurutnya, hal ini dikarenakan distribusi cabai itu sendiri.
"Rata-rata dari Jawa dan harus didistribusikan lewat kargo pesawat. Sehingga berpengaruh kepada distributor di Batam untuk perihal harga," ungkapnya.
Ponco juga mengkritisi terkait naiknya harga sayur. Dari mulanya hanya Rp 12 ribu menjadi Rp 25 ribu.
"Itu faktor panen juga dan transportasi. Apalagi akhir tahun, cuaca juga berpengaruh terhadap perkembangan panen dan harga," pungkasnya.
Sebelumnya, harga sayur segar di pasaran melonjak drastis sejak beberapa hari lalu.
Kenaikan sendiri diprakirakan mencapai tiga kali lipat.
Diketahui, hal ini disebabkan stok sayur segar dari petani atau grosir berkurang jauh.
Sayur Bayam semula Rp 12 ribu naik jadi Rp 23 ribu, sawi dari Rp 12 ribu jadi Rp 18 ribu dan kangkung dari Rp 10 ribu jadi Rp 16 ribu per kilogram.
Kenaikan paling siginifikan terjadi pada sayur kacang panjang dengan mencapai Rp 32 ribu perkilogram. Padahal sebelumnya hanya Rp 7 ribu hingga Rp 10 ribu perkilogram.
Sejumlah pedagang sayur di pasar basah Fanindo Batu Aji menyebutkan kenaikan ini karena pasokan sayur dari petani ataupun grosir berkurang drastis sejak sepekan yang lalu.
"Pasokan sedikit kali makanya mahal sekarang," kata Irma, seorang pedagang.
Sementara dari salah satu petani sayur di Batam menuturkan kenaikan harga sayur ini dipicu karena gagal panen.
Menurutnya, selama musim hujan ini sayur tak bisa tumbuh dengan baik termasuk kangkung.
"Air berlebihan makanya tak bagus buat perkembangan sayur. Jadi tak banyak karena banyak yang rusak. Sawi sama bayam yang paling berdampak," ujar Andi, seorang petani sayur di Marina Batam.
Sementara itu, lonjakan harga sayur menjelang Natal dan tahun baru menjadi keluhan serius para ibu rumah tangga.
Beberapa dari mereka merasa keberatan dan harus memutar otak untuk tetap menjaga isi dompet. (tribunbatam.id/ichwan nur fadillah)