TAHUN BARU 2020
JELANG Tahun Baru 2020, Harga Sembako di Batam Merangkak Naik Terutama Sayuran dan Bumbu
Menjelang tahun baru 2020, harga sembako di Batam mulai merangkak naik. Terutama sayur-sayuran dan bumbu-bumbu seperti bawang serta cabai.
JELANG Tahun Baru 2020, Harga Sembako di Batam Merangkak Naik Terutama Sayuran dan Bumbu
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Menjelang tahun baru 2020, harga sembako di Batam mulai merangkak naik.
Berdasarkan hasil pantauan TRIBUNBATAM.id di Pasar Cipta Puri, Tiban, Batam, harga kebutuhan pokok mulai beranjak naik meskipun belum semua jenis bahan pokok.
“Belum semuanya naik, seperti ayam masih normal,” ujar Rahman salah seorang penjual ayam di Pasar Cipta Puri kepada wartawan Senin, (30/12/2019).
Ayam broiler masih berada di kisaran Rp 31.000 hingga Rp 33.000.
Menurut penuturan pedagang di pasar tersebut, harga ini masih sama dengan November lalu.
• Satgas Pangan Provinsi Kepri Lakukan Pemantauan ke Pasar Untuk Antisipasi Lonjakan Sembako
Harga bahan pokok yang naik kebanyakan adalah sayur-sayuran seperti terong, cabai merah, cabai hijau, cabai rawit, dan bawang merah.
Hal itu karena semua kebutuhan tersebut dikirim dari luar Pulau Batam, seperti Sumatera dan Jawa.
“Hampir semua sayur yang dikirim dari luar Batam itu naik, cabai, bawang, terong, dan lainnya,” kata Ida (56) seorang pedagang sayuran.
Semenjak hari Senin (30/12/2019) cabai merah yang tadinya 38 ribu/kg naik menjadi 55 ribu/kg, cabai rawit dari 38 ribu/kg menjadi 55 ribu/kg.
Bawang merah jawa naik dari 40 ribu/kg menjadi 44 ribu/kg.
Begitu juga terong yang awalnya 12 ribu menjadi 16 ribu perkilogramnya.
Cabai hijau asal Sumatera Barat pun pelan-pelan mengalami kenaikan semenjak minggu lalu.
“Cabai hijau sudah dua kali naik minggu lalu, dari 18 ribu satu kilogram naik 24 ribu, hari ini naik pula lagi jadi 30 ribu,” ungkap Ida.
Masih dari penuturan Ida harga sayuran yang tidak mengalami kenaikan harga misalnya wortel dan kentang yang memang di impor dari luar negeri.
Mengenai kenaikan harga, Ida yang mengaku sudah berjualan selama 10 tahun itu mengatakan hanya mengikuti harga pasar saja.
“Kita kan harga dari penyalur semua, disini cuma mengikuti. Kalo mereka menaikkan ya kita harus ikut kalau tidak mau rugi,” tutur Ida. (tribunbatam.id/ardana nasution)