SELEB TERKINI

Sindiran Jerinx SID Soal Banjir Jakarta, Tulis Kata Kata yang Kontroversial, Singgung Siapa?

Sindiran Jerinx SID soal banjir Jakarta, singgung soal pemimpin dengan kata kata kontroversial, sindir siapa?

Instagram/jrxsid
Jerinx SID 

Berikut adalah balasan warganet untuk cuitan Ahok atau BTP.

"Maaf ya Pak, berita banjir di kemang itu karena tanggul jebol. Banjir di istana karena gorong gorong tertutup gulungan kabel.

Lagian bukankah pihak 58 persen sepakat kalo Anies lebih baik dari Ahok ? Kalo masih banjir juga buat apa ganti gubernur ?" tulis @nic0satya.

"Oke pa ahok yg peduli . Kami warga siap waspada dan akan bantu bagi yg membutuhkan," tulis @CanduUjang.

"Normalisasi terhenti di Bukit Duri tahun 2016. Dan sekarang gubernur nunggu pemerintah rampungkan waduk di Bogor.." tulis @SahabatNina.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku telah dapat kabar soal banjir yang menggenangi sejumlah titik di Jakarta.

Banjir Jakarta pada Jumat (26/4/2019), kata Anies Baswedan, akibat kiriman dari Bogor.

Pasalnya, DKI Jakarta, kata dia, waktu itu seharian tak diguyur hujan.

"Di tempat (yang banjir) itu tidak ada hujan sebetulnya. Kita ini menerima air dari hulu, ketika di sana hujannya deras," ujar Anies Baswedan di Gedung Teknis Abdul Muis, Jakarta Pusat, Jumat (26/4/2019), dilansir dari Warta Kota.

"Ini contoh situasi banjir karena kiriman dari selatan," sambung Anies Baswedan.

Lebih lanjut Anies Baswedan pun menjelaskan, ketinggian air di Bendung Katulampa yang berada di Bogor naik hingga siaga 220 sentimeter, atau siaga 1 pada Kamis (25/4/2019) malam..

Pihaknya pun sudah melakukan berbagai upaya. Di antaranya adalah menyiagakan petugas dari Dinas SUmber Daya Air dan Petugas Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) di titik-titik rawan banjir.

Masih dilansir dari Warta Kota, berdasarkan data yang dihimpun BPBD DKI Jakarta melalui Pusat Data dan Informasi Kebencanaan, hingga pukul 07.00 WIB, terdapat 17 titik banjir yaitu di Jakarta Selatan, yakni:

- RW 07 Kelurahan Lenteng Agung;

- RW 01 Kelurahan Srengseng Sawah;

- RW 01 Kelurahan Pengadegan;

- RW 07 Kelurahan Rawajati; dan

- RW 05, 06, 07, 08 Kelurahan Pejaten Timur, dengan ketinggian banjir rata-rata 20-70 cm.

Wilayah Jakarta Timur:

- RW 02, 05, 08 Kelurahan Cawang;

- RW 05 Kelurahan Balekambang;

- RW 04, 05, 08 Kelurahan Kampung Melayu; dan

- RW 07, 11 Kelurahan Bidara Cina, dengan ketinggian banjir rata-rata 20-100 cm.

Apa penyebab banjir di DKI Jakarta?

Menurut Ahli Hidrologi dan Dosen Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada ( UGM) M. Pramono Hadi, penyebab utama dari banjir ini adalah hujan yang merata dan jumlahnya banyak.

"Itu penyebab utama karena hujan merata, dan jumlahnya banyak, dan kondisi ‘surface storage’ sudah jenuh dengan air. Karena telah terjadi hujan beberapa waktu sebelumnya," jelas Pramono saat dihubungi Kompas.com, Rabu (1/1/2020) sore.

Surface storage merupakan simpanan atau timbunan air yang terdapat dalam permukaan lahan.

Mengutip publikasi ilmiah Fakultas Geografi UMS, keberadaan surface storage dalam suatu wilayah menunjukkan bahwa sebagian air hujan jatuh di permukaan lahan akan tersimpan dalam lahan.

Oleh karena itu, hubungan antara surface storage dengan air permukaan mempunyai hubungan berbanding terbalik.

Menurut Pramono, risiko banjir untuk wilayah Jakarta memang lebih besar dibandingkan dengan wilayah lain.

"Ya banjirnya lebih besar, karena sesungguhnya Jakarta adalah flood plain, dan Jakarta/Batavia dibangun meniru kota-kota di Belanda," ungkap Pramono.

Secara geomorfologi, Jakarta tepat berada di bagian wilayah yang disebut sebagai dataran banjir.

Terkait faktor lain, Pramono mengungkapkan adanya sejumlah faktor yang turut mempengaruhi banjir ini.

Menurutnya, tata ruang yang belum mengacu pada risiko banjir turut berperan dalam banjir Jakarta ini.

"Tata ruang (terutama RDTR) belum mengacu pada risiko banjir," katanya lagi. Selain faktor hujan, infrastruktur wilayah, topografi, drainase juga dinilai mempengaruhi potensi banjir tidaknya suatu wilayah.

Cara tepat menangani banjir

Pramono menyebutkan bahwa untuk jangka menengah atau jangka panjang, ada sejumlah upaya yang dapat dilakukan dalam mencegah atau meminimalisir risiko banjir di Jakarta.

"Jangka menengah/panjang, situ dibangun lagi (dulu pernah jumlahnya mencapai 1300-an) kini tinggal 250-an," kata Pramono. "Kalau mau bangun reservoir/bendung mungkin lebih efektif, sistem resapan perlu digalakkan, sistem polder di bag bawah/low land. Ya sebab utamanya cuaca," sambungnya.

Sedangkan menurut BMKG, banjir tidak hanya dipengaruhi oleh curah hujan dari wilayah DKI Jakarta saja, tetapi juga pengaruh hujan di wilayah sekitarnya.

Sementara, menurut BMKG, ada beberapa langkah antisipasi yang dapat dilakukan untuk menghindari dampak lebih buruk dari banjir yang terjadi, yaitu:

- Membersihkan drainase

- Mewaspadai pohon tua

- Menghindari jalan licin.

Banjir di DKI Jakarta

Banjir merendam sebagian wilayah Jakarta dan sekitarnya di awal tahun ini, Rabu (1/1/2020).

Dilansir dari akun BNPB_Indonesia, tampak puluhan taksi yang terparkir di Poll Bluebird Kramat Jati semuanya terendam banjir.

Ada beberapa taksi yang terendam sampai setengah ketinggian, namun banyak juga yang sudah trendam sampai ke atap.

Banjir itu terjadi di Pool Bluebird Kramat Jati, belakang Ps Hek, Jalan Pondok Gede.

"Taksi terendam banjir di Pool Bluebird Kramat Jati belakang Ps Hek, Jl. Pondok Gede, 1 Januari 2020, pukul 08.00 WIB. #banjir," tulis akun BNPB.

Tak hanya di Pool Bluebird Kramat Jati sejumlah wilayah di Jakarta juga terendam banjir.

Sejumlah jalan protokol DKI Jakarta tergenang banjir di awal tahun 2020 ini akibat hujan deras sejak Selasa (31/12/2019) malam.

Berdasarkan pantauan Kompas.com di akun twitter @TMCPoldaMetro, jalan pertama yang terendam banjir yakni Simpang Cempaka Mas, Jakarta Pusat.

Dilaporkan pada pukul 08.55 WIB, banjir yang terjadi cukup tinggi sehingga lalu lintas kendaraan dialihkan.

Selain itu, Jalan S Parman, tepatnya depan Kampus Universitas Trisakti juga direndam banjir setinggi 50-80 cm, sehingga tak ada kendaraan yang bisa melintas.

Pada pukul 08.19 WIB, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan juga terpantau tak bisa dilewati kendaraan bermotor.

Ketinggian banjir di lokasi ini mencapai 40-60 cm.

Adapun di Jalan Pemuda Rawamangun, Jakarta Timur, tepatnya persimpangan Arion, pada pukul 07.44 WIB juga digenangi banjir setinggi 30-40 cm.

Jalan Gatot Subroto pada pukul 07.18 WIB masih terendam oleh banjir setinggi 30-40 cm.

Namun, dari gambar yang ditampilkan TMC Polda Metro Jaya sejumlah kendaraan roda empat tetap melintasi jalur tersebut.

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribuncirebon.com dengan judul Jerinx SID Bicara Banjir Jakarta, Berani Mengucapkan Kata-kata Seperti Ini, Sindir Anies Baswedan?

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved