KEPRI TERKINI
Putra Nurdin Basirun : Bapak Tak Punya Riwayat Vertigo dan Stroke
Jaksa Penuntut Umum KPK menyampaikan informasi kepada majelis hakim bahwa terdakwa Nurdin Basirun dirawat di RS Abdi Waluyo Jakarta karena sakit.
Putra Nurdin Basirun : Bapak Tak Punya Riwayat Vertigo dan Stroke
TRIBUNBATAM.id - Dilaporkan sakit menjelang sidang, Rabu (15/1/2020), Gubernur Kepri non-aktif Nurdin Basirun harus mendapat perawatan di Rumah Sakit Abdi Waluyo, Jakarta.
Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta terpaksa menunda sidang pemeriksaan saksi terhadap Gubernur (non-aktif) Kepri, Nurdin Basirun.
Terkait kabar ini, putra kandung Nurdin, Muhammad Nur Hidayat atau kerap disapa Dayat membenarkannya.
Dayat menuturkan jika penyakit ayahnya telah lama diketahui, bahkan sebelum sidang digelar.
"Memang Bapak (Nurdin) lagi dirawat. Tapi sakitnya bukan saat sidang," katanya saat dihubungi Tribun Batam, Kamis (16/1/2020).
Terkait jenis penyakit yang diderita Nurdin, Dayat belum bisa menjelaskannya karena masih dalam pemeriksaan tim dokter.
• Anak Jelaskan Penyakit Nurdin Basirun Sudah Lama, Bahkan Sebelum Sidang Kasus Suap
"Masih diperiksa. Jadi, nanti saja kabarnya kalau sudah ada hasil dokter," sambungnya.
Kendati demikian, Dayat mengatakan jika selama ini ayahnya tak pernah memiliki riwayat penyakit seperti yang diberitakan.
"Setahu saya tidak ada penyakit (stroke dan vertigo) itu," tambahnya.
Namun, Dayat sendiri belum bisa menjelaskan kondisi ayahnya karena Nurdin tidak boleh dijenguk selama di rumah sakit.
Nurdin hanya dapat dijenguk oleh daftar besuk selama dirinya ditahan di Rumah Tahanan (Rutan) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Diberitakan kemarin, Nurdin dilaporkan menderita stroke dan dilarikan ke rumah sakit sehingga sidang kasus dugaan suap di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Rabu (15/1/2020), terpaksa ditunda.
Jaksa Penuntut Umum KPK menyampaikan informasi kepada majelis hakim bahwa terdakwa Nurdin Basirun dirawat di Rumah Sakit Abdi Waluyo Jakarta karena sakit.
"Terdakwa Nurdin Basirun masih dirawat di Abdi Waluyo yang mulia," kata jaksa KPK dalam persidangan.
Jaksa menyampaikan bahwa Nurdin mulai merasakan sakitnya itu sejak Jumat, 10 Januari 2020.
Esok harinya, Nurdin dibawa ke RS Abdi Waluyo. Jaksa tidak menyampaikan secara spesifik Nurdin sedang sakit apa dalam sidang itu.
Jaksa hanya menyampaikan ada surat keterangan sakit yang akan diserahkan ke majelis hakim yang dipimpin hakim Yanto tersebut.
Informasi yang diperoleh Tribun Network, Nurdin mengalami stroke dan vertigo.
Namun, Mukhlis selaku perwakilan pihak Nurdin Basirun belum bisa menyampaikan informasi sakit yang dialami Nurdin.
Pun demikian dengan kuasa hukum Nurdin, Samsul Huda.
"Iya, sakit," ujar Mukhlis saat dikonfirmasi.
Vertigo adalah sakit kepala pusing di mana penderita mengalami kondisi seperti berputar. Vertigo dapat disebabkan oleh beragam kondisi, di antaranya stroke.
Dalam perkara ini, jaksa KPK mendakwa Nurdin Basirun menerima suap sebesar Rp 45 juta dan 11.000 dollar Singapura secara bertahap terkait izin prinsip pemanfaatan ruang laut di wilayah Kepri.
Menurut jaksa, suap itu diberikan pengusaha Kock Meng bersama-sama temannya bernama Johanes Kodrat dan Abu Bakar.
Uang itu diberikan melalui Edy Sofyan selaku Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kepulauan Riau dan Budy Hartono selaku Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan Kepulauan Riau.
Uang itu bersumber dari pengusaha asal Kepulauan Riau, Kock Meng, serta dua orang nelayan, Johanes Kodrat dan Abu Bakar.
Suap itu untuk penerbitan izin prinsip pemanfaatan ruang laut, izin lokasi reklamasi, izin pelaksanaan reklamasi..
Selain itu, ia juga didakwa menerima gratifikasi senilai Rp 4,22 miliar dari berbagai pihak dalam kurun waktu 2016-2019 selama masa jabatannya melalui para kepala organisasi perangkat daerah (OPD) di Kepri.
Atas perbuatan itu, terdakwa diancam pidana menurut Pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 Jo Pasal 64 ayat (1) KUHPidana.
Nurdin Basirun selaku Gubernur Kepri bersama sejumlah orang terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK pada 10 Juli 2019 lalu.
Penangkapan berawal dari informasi yang diterima KPK akan ada penyerahan uang di Pelabuhan Sri Bintan Tanjungpinang, Batam. (TRIBUNBATAM.id/Ichwan Nur Fadillah)