HEADLINE TRIBUN BATAM
Tak Ada Pemadaman Listrik Lagi, PLTGU Tanjunguncang Pembangkit Terbesar
Pembangkit Listrik Tenaga Gas Dan Uap (PLTGU) Tanjunguncang akhirnya resmi dioperasikan untuk mengaliri pasokan listrik di Batam dan Bintan.
Tak Ada Pemadaman Listrik Lagi, PLTGU Tanjunguncang Pembangkit Terbesar
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Setelah tujuh tahun dibangun, Pembangkit Listrik Tenaga Gas Dan Uap (PLTGU) Tanjunguncang akhirnya resmi dioperasikan untuk mengaliri pasokan listrik di wilayah Batam plus Bintan.
PLTGU Tanjunguncang yang kapasitas 120 megawatt Full Block itu merupakan pasokan daya listrik terbesar di Kota Batam dibanding pembangkit lainnya. Bahkan, kapasitas PLTGU ini mampu memasuk seperempat dari kebutuhan listrik saat beban puncak.
"Ini merupakan satu satunya PLTGU Batam yang memiliki kapasitas daya terbesar dibanding pembangkit lainnya," ujar Direktur Utama PLN Batam, Dadan Kurniadipura, usai meresmikan opersional PLTGU Tanjunguncang, Kamis (16/1) siang.
Persemian PLTGU Tanjunguncang ini ditandai dengan penandatananan prasasti oleh Komisaris Utama Bright PLN Batam Yahya Sacawiria dan Dirut PLN Batam Dadan Kurniadipura, Kamis (16/1/2020).
Dadan mengatakan, kehadiran PLTGU ini akan menjamin kehandalan listrik Kota Batam dan Bintan.
Warga, kata dia, tidak perlu khawatir lagi dengan pemadaman bergilir jika ada gangguan atau pemeliharaan, seperti yang sering terjadi selama ini.
• PLTGU Tanjung Uncang Batam Diresmikan, Dadan : Warga Tak Perlu Khawatir Padam Listrik
Kondisi listrik saat ini --sebelum PLTGU Tanjunguncang beroperasi– PLN Batam sebenarnya memiliki cadangan setrum 65 megawatt.
Hanya saja, cadangan itu belum bisa menjadi penopang jika terjadi gangguan atau pemeliharaan rutin.
Dengan tambahan pasokan 120 MW, maka kondisi listrik Batam makin aman, termasuk juga Bintan yang juga disuplai oleh PLN Batam sejak awal tahun 2019 lalu.
Tetapi, yang paling penting dari proyek PLTGU Tanjunguncang ini adalah mengantisipasi kebutuhan listrik untuk industri masa depan, khususnya di Pulau Batam dan Bintan.
Sebab, ketersediaan listrik adalah pertimbangan pertama bagi setiap investor yang akan mengembangkan usahanya di manapun.
Apalagi, kebutuhan listrik di Batam tumbuh dengan cepat seiring dengan perkembangan industri di wilayah ini.
Sebagai perbandingan, beban puncak tertinggi tahun 2015 sekitar 328MW dan tahun 2014 339MW.
Namun di awal 2020 ini saja, beban puncak listrik tertinggi pada 17 Januari 2020 sudah 515MW.
Sempat Bermasalah
PLTGU Tanjunguncang dibangun selama tujuh tahun sejak kontrak lahan dimulai tahun 2013, dengan anggaran investasi sebesar Rp 1,14 triliun lebih.
Excecutive Vice Project, Wahyudin menceritakan, setelah kontrak lahan pada 31 Oktober 2013, dilanjutkan dengan pematangan lahan mulai 28 Maret 2014. kita lakukan pematangan lahan.
“Jadi, dua tahun itu kita baru dalam tahap kontruksi pondasi," ujarnya.
Proyek dilanjutkan dengan pembangunan konstruksi HRSG yang selesai bulan Mei 2015 dan kontruksi SPG selesai pada 15 November 2017.
Pembangunan kembali dilanjutkan pada 3 Oktober tahun 2019 dan selesai 3 November 2019.
Setelah selesai, dilakukan uji coba mulai 14 November sampai 12 September 2019 dan serah terima proyek tanggal 20 Desember 2019.
PLTGU yang menggunakan gas turbine ini sempat bermasalah pada September 2019 lalu sehingga suku cadang dan peralatannya harus didatangkan dari Swedia.
Gangguan pada PLTGU ini membuat PLN terpaksa melakukan pemadaman bergilir hingga tiga minggu lamanya.
PLTGU Tanjunguncang ini menggunakan bahan bakar gas yang dipasok anak usaha PT PLN Batam, yaitu PT Pelayanan Energi Batam (PEB) dan Universal Batam Energi (UBE) yang disalurkan dari Pemping.
PLTGU Tanjunguncang memiliki kapasitas pembangkit 2x42,5MW Simple Cycle dan 42,5 MW Combine Cycle.
PLTGU ini akan mendampingi PLTG Tanjunguncang berkapasitas 2x35 MW sebelumnya yang dibangun oleh Medco Energi.
Elektrifikasi Kota Batam sendiri saat ini sudah 100 persen dan Barelang 99 persen setelah transmisi Trans Barelang rampung di tahun 2019 lalu.
Selain itu, interkoneksi Batam-Bintan juga sudah rampung sejak tahun lalu setelah dibangun jaringan listrik bawah laut.
Dadan mengatakan, setelah ketersediaan listrik Batam mumpuni, kini pihaknya akan fokus pada pengembangan teknologi untuk pelayanan kepada masyarakat.
Hingga saat ini, kata Dadan, masyarakat masih harus mendatangi Kantor PLN jika ada kendala tentang listrik.
“Ke depan, tentunya harus fokus pada teknologi, terutama pelayanan berbasis aplikasi. Mungkin belum terwujud di masa saya (memimpin PLN Batam), tetapi terobosan baru ini harus dipikirkan ke depannya,” harap Dadan.
“Coba kita perhatikan Gojek. Semua menggunakan aplikasi, bayarnya bisa lewat ponsel. Kantornya pun kita tidak tahu dimana, tapi pelayanannya sangat bangus. Mimpi kita, PLN nanti juga harus seperti itu,” katanya. (blt/yan)