Ditreskrimum Polda Jatim Tangkap Ketua Penyuka Sesama Jenis di Tulungagung, 11 Pelajar Jadi Korban
Aksi M Hasan berakhir di Ditreskrimum Polda Jatim. Hasan diketahui Ketua Ikatan Gay Tulungagung, 11 pelajar laki-laki jadi korbannya.
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Aksi tak senonoh M Hasan berakhir oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jatim.
Pria 41 tahun diduga penyuka sesama jenis ini diketahui merupakan Ketua Ikatan Gay Tulungagung atau disingkat (IGAY@TA).
Dilansir Surya.co.id, setidaknya sudah ada 11 orang anak laki-laki yang menjadi korban pemilik nama samaran Mami Hasan ini.
Saat gelar kasus di Mapolda Jatim, Senin (201/12020), Hasan hanya tertunduk lesu ketika penyidik mengungkap apa yang sudah diperbuatnya.
Berdasarkan catatan penyidik, terungkap 11 anak yang menjadi korbannya itu berjenis kelamin laki-laki dengan kisaran usia 17 - 18 tahun, serta masih berstatus pelajar.
Aksi tak senonohnya itu dilakukan Hasan secara berjenjang selama kurun waktu setahun sejak 2019 awal.
Menurut Direktur Ditreskrimum Polda Jatim Kombes Pol R Pitra Andrias Ratulangie, modus pelaku dalam membujuk calon korbannya terbilang sederhana.
M Hasan cukup memberi iming-iming uang sekitar Rp 150 - Rp 250 ribu agar meluluhkan hati calon korbannya.
Saat korban terbuai dengan rayuan Hasan, pelaku lantas merudapaksa korbannya.
"Pelaku ini adalah dia membujuk anak-anak ini. Kebetulan dia ini yang mengelola kedai kopi," katanya di Halaman Gedung Ditreskrimum Mapolda Jatim, Senin (20/1/2020) seperti dikutip Tribunnews.com.
Aksi tak senonohnya itu kerap dilakukan Hasan di dalam rumahnya yang beralamat di Kelurahan Sembung, RT 02, RW 04, Kecamatan/Kabupaten Tulungagung.
Menurut Kanit III Asusila Subdit Renakta Ditreskrimum Polda Jatim, AKP Jenny Al Jauza, perbuatan pelaku pada korban dilakukan di dua area di dalam rumah.
"Kadang ya dilakukan di dalam kamar, kadang ruang tamu. Fotonya kan ada," ujar Jenny pada awak media.
Sementara itu, Hasan yang wajahnya ditutup penutup wajah, mengaku perbuatannya itu baru setahun belakangan ia lakukan.
"Cuma satu tahun ini, menuju 2019," katanya.
Ia tidak mengelak saat penyidik mengulas modus operandi yang dilakukannya terhadap para korban.