Maxim Batam Tak Patuhi Keputusan Menteri Perhubungan Soal Batas Bawah dan Atas Tarif

Maxim Batam Tak Patuhi Keputusan Menteri Perhubungan Soal Batas Bawah dan Atas Tarif 

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Akibat tak mengikuti aturan tarif sesuai standar Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, aplikasi Maxim tengah jadi sorotan.

Khususnya di Kota Batam. Akibat hal ini, perwakilan badan usaha Angkutan Sewa Khusus (ASK) di Batam pun ikut berkomentar.

"Seharusnya Maxim dapat patuh dan tidak mematikan aplikator lain. Aturan sudah jelas, dan tinggal menyesuaikan saja. Jangan sampai ada persaingan usaha yang tidak sehat," tegas perwakilan badan usaha ASK di Batam, Sawir kepada TRIBUNBATAM.id, Selasa (21/1/2020).

Menurutnya, dalam aturan Menteri Perhubungan telah jelas diatur jika tarif dasar angkutan telah dibagi pada ambang bawah sebesar Rp 3.500 dan ambang atas Rp 6.000.

"Itu hitungannya per kilometer ya. Jadi, pemberlakuan ambang atas dan ambang bawah itu dilihat dari berapa banyak driver yang standby di lapangan. Jika driver yang standby sedikit, tentu ambang batas yang berlaku. Begitu sebaliknya," jelasnya.

Untuk operasional jarak tempuh pun katanya lagi juga telah memiliki batas minimum.

• Langgar Aturan Tarif Kementerian Perhubungan, Aplikasi Maxim di Batam Terancam Diblokir

Selain itu, perihal pengaturan tarif sendiri telah diberlakukan untuk di Regional Sumatera sejak beberapa waktu lalu.

Oleh sebab itu, kekecewaan terhadap ulah Maxim pun wajar terjadi.

"Ini diserahkan ke pemerintah saja penyelesaiannya. Jadi, kita tunggu saja ke depan," sambungnya.

Pantauan TRIBUNBATAM.id di Kantor Maxim Cabang Batam terlihat beberapa pengemudi masih antusias untuk mengisi saldo akun miliknya.

Tak hanya sepeda motor, pengemudi mobil pun juga sama halnya.

"Untuk pembahasan tarif itu kami ada dengar bang. Malah katanya mau didemo juga. Cuma kami serahkan ke Maxim saja, kami cuma mencari rezeki saja," terang salah seorang anggota Maxim kepada Tribun Batam. (tribunbatam.id/ichwannurfadillah)