WASPADA VIRUS CORONA

Data Kemenlu, ada 428 WNI di Wuhan Cina Tegaskan Tidak ada WNI yang Terinfeksi Virus Corona

Data Kemenlu, ada 428 WNI berada di Wuhan, Cina. Sebagian dari mereka merupakan mahasiswa. Menlu memastikan WNI di Cina tidak terinfeksi Virus Corona

KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi berkoordinasi dengan Pemerintah di Cina untuk memastikan tidak ada warga Indonesia yang terjangkit Virus Corona. 

TRIBUNBATAM.id, JAKARTA - Sebanyak 428 Warga Negara Indonesia (WNI) berada di Wuhan, Cina.

Sebagian besar dari mereka merupakan mahasiswa. Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi menyebut tidak ada WNI yang terinfeksi virus corona di Cina.

Sampai saat ini, pihaknya terus berkoordinasi dengan Kedutaan Besar RI di Beijing, Tiongkok.

Selain mahasiswa, ada sekitar 1.200 WNI di Beijing serta lebih dari 800 yang ada di Shanghai dipastikan tidak ada yang terjangkit virus itu.

 

Dilansir dari tayangan Kompas TV, Jumat (24/1/2020), saat ini sekitar 90 persen WNI yang ada di Tiongkok kembali ke tanah air untuk merayakan Imlek.

"Juga ada warga negara Indonesia yang lain, yang semuanya terpantau. Dari pantauan Kedutaan Indonesia di Beijing, belum ada informasi terjangkitnya atau terkenanya Warga Negara Indonesia dari wabah yang sedang terjadi di China," ujarnya seperti dikutip Tribunnews.com.

KBRI Beijing sebelumnya membentuk satuan tugas (satgas) untuk melakukan pengecekan terhadap WNI di Cina.

Pelaksana Tugas Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah mengatakan, satuan tugas ini terus mendata WNI yang ada di Cina.

"Ada juga satuan tugas (task force) yang dibentuk oleh KBRI di Beijing untuk mengecek kondisi mereka (WNI dan mahasiswa Indonesia) dari waktu ke waktu," ujar Faizasyah (24/1/2020) dikutip dari Kompas.com.

Pemeriksaan utamanya dikonsentrasikan pada WNI yang berada di Wuhan, kota pusat penyebaran virus corona.

Kemenlu juga telah merilis imbauan di laman resminya agar WNI memperhatikan beberapa hal terkait penyebaran virus corona yaitu:

1. Bagi seluruh masyarakat yang berada di Wuhan atau sedang melakukan perjalanan ke Wuhan agar selalu memperhatikan kondisi kesehatannya dan segera melakukan konsultasi medis apabila merasa tidak sehat dan menunjukkan gejala-gejala demam, batuk dan sulit bernafas.

2. Menghindari kontak dengan hewan hidup termasuk unggas dan burung, dan menghindari konsumsi daging mentah dan kurang matang;

3. Menghindari berkunjung ke pasar ikan/makanan laut atau tempat penjualan hewan hidup;

4. Menghindari untuk berinteraksi dengan orang dengan gejala demam, batuk, dan sukar bernapas atau jatuh sakit dengan gejala yang sama dengan pneumonia;

5. Selalu menjaga higienitas seperti mencuci tangan dengan sabun, memakai masker apabila sedang batuk dan pilek, dan menutup mulut dengan tisu saat batuk atau bersin.

Bagi WNI di China yang membutuhkan bantuan Pemerintah Indonesia atau kekonsuleran dapat menghubungi KBRI di China yang beralamat di Nomor 4, Dongzhimenwai Dajie, Chao Yang District, Beijing100600.

Atau menghubungi layanan komunikasi:
Telepon: 001-86-(10) 6532 5489 
Fax: 001-86-(10) 6532-5368 
Email: set. beijing. kbri@kemlu.go.id 
Website: https://kemlu.go.id/beijing/id

Tiga Turis di Bali Diduga Terjangkit Virus Corona

Tiga turis di Bali ditempatkan di ruang isolasi RSUP Sanglah.

Mereka diduga terjangkit Virus Corona. Tiga pasien suspect Virus Corona ini terdiri dari satu pria dewasa warga negara Meksiko yang telah tinggal lama di Cina dan kemudian bermigrasi ke Filipina dan Jakarta.

Sementara, dua pasien lain yakni anak-anak yang masih satu saudara kandung asal Cina yang masih berusia lima dan enam tahun.

 

Pria Meksiko ini, terang Sudarsana tiba di Bali sejak (9/1/2020) dan kemudian mengeluh panas.

Hal serupa dialami kakak beradik usia enam tahun ini yang saat ini dirujuk dari RS BIMC.

''Iya benar, ada tiga pasien yang kita curigai atau suspect (corona) dan kini sudah dirawat di RSUP Sanglah. Masih suspect artinya juga belum dinyatakan secara pasti. Masih kita periksa,'' ucapnya melalui sambungan seluler. 

Lebih lanjut, ketiga pasien ini masih akan dirawat dan diobservasi secara intensif di ruang isolasi RSUP Sanglah.

''Hasil pemeriksaan sudah kami kirim ke Jakarta tapi belum ada (follow up) lebih lanjut. Sementara masih kita observasi,'' tambahnya.

Saat ini, kata dia kondisi ketiga pasien telah terpantau stabil dengan suhu tubuh sekitar 37 derajat celcius.

Saat ini, masih dalam terapi pengobatan penurun panas dan batuk dan diklaim tidak bermasalah.

Ia mengimbau kepada seluruh masyarakat apabila mendapati keluarga dan warga lain dengan gejala seperti demam, panas dan batuk dimohon segera mengakses pelayanan kesehatan terdekat.

Terkait kesiapan tim medis RSUP Sanglah pun dalam mengantisipasi virus ini sudah siap siaga menjadi RS Rujukan pasien suspect Virus Corona.

Pihaknya sudah mempersiapkan lima ruang isolasi sekaligus jika dibutuhkan sewaktu-waktu.

''Tenaga medis dan dokter spesialis juga semua sudah kita koordinasikan dan siap siaga,'' tegasnya.

Satu Pasien di Indonesia Diduga Terinfeksi Virus Corona dirawat di RS Sulianti Saroso Jakarta

Negara-negara di kawasan Asia Tenggara tengah mengantisipasi meluasnya Virus Corona yang ditemukan di China. 

Bahkan, kasus penyebaran Virus Corona jenis baru dilaporkan telah memasuki negara Thailand dan Singapura. 

Kewaspadaan ektra terhadap penularan Virus Corona harus ditingkatkan, mulai dari mendeteksi gejala awalnya, hal ini menyusul dugaan temuan satu pasien di Indonesia yang diduga terinfeksi Virus Corona. 

 Virus Corona Mengancam, Direktur BUBU Hang Nadim, Suwarso : Batam Masih Aman

 Virus Corona Sampai Singapura, Perdana Menteri Lee Hsien Loong Minta Rakyat Tetap Tenang

Dilansir Tribun Bali via Kompas.com, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan Wiendra Waworuntu mengatakan, ada satu pasien terduga tertular virus korona jenis baru.

Pasien berinisial R (35) ini memiliki riwayat perjalanan dari China dan dirawat di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, Jakarta.

”Keadaannya baik. (Pasien) Ini terduga. Setelah hasil laboratorium menunjukkan positif, baru disebut ada penularan. Ini suspect (dicurigai) sehingga diawasi intensif,” ujarnya di Jakarta, Kamis (23/1/2020), seperti dikutip Kompas.id.

Sementara itu, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes Siswanto mengatakan, pemeriksaan laboratorium pada kultur dahak pasien dicocokkan dengan genom virus korona baru (2019-nCoV) di portal Global Initiative on Sharing All Influenza Data.

Hasilnya keluar setelah dua hari.

Korban di Beijing Bertambah

Di Beijing, Komisi Nasional Kesehatan telah mengumumkan sebanyak 25 warganya meninggal karena virus corona.

Dilansir Sky News, Jumat (24/1/2020), selain 25 orang tewas, sejauh ini China mencatat lebih dari 800 kasus virus Corona dikutip dari Kompas.com.

Diketahui, seorang pria 80 tahun menjadi korban meninggal pertama yang berasal dari luar Provinsi Hubei.

Walaupun begitu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum menganggap ini sebagai keadaan yang darurat.

Menurutnya saat ini masih terlalu awal jika diumumkan secara global.

"Tolong jangan salah, ini sudah darurat di China. Namun, terlalu dini jika diumumkan dalam skala global," jelas Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Kepanikan Terjadi di Keramaian Kota di Hong Kong saat Seorang Wanita Diduga Terinfeksi Virus Corona
Kepanikan Terjadi di Keramaian Kota di Hong Kong saat Seorang Wanita Diduga Terinfeksi Virus Corona (South China Morning Post)

Dia juga menganggap China sudah mengupayakan berbagai cara untuk menanggulangi penyebaran virus corona.

Di antaranya dengan menutup tiga kota yaitu Wuhan, Huanggang dan Ezhou.

Penutupan transportasi umum di Wuhan dan memerintahkan masyarakat untuk memakai masker jika bepergian.

Perayaan Imlek pun juga ikut ditiadakan di Kota Beijing.

Belum ada vaksin bagi virus corona ini, yang disebut bisa menyebabkan pneumonia dan ditularkan antarmanusia.

WHO menyatakan sumber utamanya kemungkinan adalah binatang.

Virus corona disebut merupakan keluarga besar virus yang terdiri dari demam hingga sindrom pernapasan akut parah (SARS) yang pernah membunuh hampir 800 orang pada 2002-2003.

Karena itu, ketika varian baru keluarga itu muncul dengan wabah yang semakin membesar, maka disebut sebagai novel coronavirus (n-Cov).

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani) (Kompas.com/Dian Erika Nugraheny/Ardi Priyatno Utomo) (TribunBali.com/Eurazmy)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved