HUMAN INTEREST
Sungguh Berat Beban Hidup WN, Ibu 9 Anak Coba Bunuh Diri di Karimun, Anak Perempuan Sakit Ginjal
Sungguh berat beban hidup WN alias Lama, ibu yang mencoba bunuh diri dengan cara mencebur ke laut di Buru, Karimun.
TRIBUNBATAM.id - Sungguh berat beban hidup WN alias Lama, ibu yang mencoba bunuh diri dengan cara mencebur ke laut di Buru, Karimun.
Hidup dalam keterbatasan ekonomi membuat WN depresi.
Ia harus menghidupi 9 orang anak, sementara sang suami tidak ada pekerjaan tetap.
Saking depresinya, WN mencoba bunuh diri ke laut, Sabtu (18/1/2020).
Warga yang melihat aksi itu, segera melapor ke Bhabinkamtibmas Kelurahan Buru dan Lubuk Puding.
Laporan itu diterima personel Polsek Buru Brigadir Buzari.
Buzaripun bergegas mendatangi tempat kejadian perkara (TKP).
Setiba di TKP, Buzari melihat wanita yang diketahui berinisial WN itu berada di laut dalam kondisi timbul tenggelam.
Tak banyak bicara, Buzari segera mengejar dan menceburkan dirinya ke dalam laut untuk menyelamatkan wanita itu.
"Warga memberitahukan ada seorang ibu-ibu tenggelam di laut Kampung Kolam. Kami langsung berlari ke TKP begitu dapat info itu," kata Brigadir Buzari.
Setelah berhasil meraih tubuh WN, Buzari membawanya dengan cara digendong ke pinggir pantai.
WN tidak sadarkan diri meski telah berusaha dibangunkan.
"Saya coba tepuk-tepuk wajahnya masih tak sadarkan diri," ujar Buzari.
Tinggal di gubuk reot

Beratnya benan hidup diduga menjadi penyebab Wn melakukan upaya bunuh diri.
Bukan hanya beban ekonomi, namun berbagai cobaan menimpa keluarga wanita asal Kecamatan Buru, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) itu.
Wn dan suaminya Azmi memiliki sembilan orang anak. Keluarga mereka tinggal di sebuah gubuk reot yang berdiri di atas lahan milik warga lain.
Wn diketahui tinggal di sebuah gubuk. Tempat tinggalnya tersebut juga bukan berada di tanah miliknya, namun di sebuah lahan milik warga.
Sebanyak lima anak-anaknya masih bersekolah.
Selain itu anak ketiga Wn bernama Nuruliza (19) menderita sakit ginjal.
Nuruliza telah didiagnosa dokter mengidap penyakit itu sejak dua tahun terakhir.
"Penyakitnya dari hasil cek labor sama dokter," jelas Azmi yang dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (23/1/2020).
Karena alasan tersebut juga Azmi tak lagi berangkat bekerja ke Malaysia. Dimana Ia harus mengantarkan anaknya ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muhammad Sani.
"Dulu berobat ke RSUD sekali seminggu. Kini sekali sebulan. Tanggal 27 ini harus periksa lagi," ujarnya.
Dalam pengobatannya, Nuruliza menggunakan BPJS Kesehatan. Namun meski demikian, keluarga tetap memerlukan biaya untuk berangkat ke Pulau Karimun.
"Memang pakai BPJS . Tp kalau ke Balai butuh ongkos juga kami," tutur Azmi.
Dengan kondisi keluarganya sekarang, Azmi juga tidak bisa berkata-kata terkait tindakan yang dilakukan istrinya.
"Kondisi seperti ini tak bisa cakapnya lagi," ungkapnya.
Kondisi WN kian tak menentu ketika anak WN dituduh mencuri ponsel.
Sementara itu dari informasi, belum lama ini sejumlah warga mendatangi rumah Wn.
Dari penuturan warga, anak Wn diduga mengambil ponsel seorang warga.
Dari keterangan warga itu pula, anak Wn diduga sudah beberapa kali melakukan tindak pidana pencurian.
Di antaranya beras dan mie instan di atas kapal pompong milik warga.
Untuk membiayai kehidupan keluarganya, Wn menjadi buruh pengupas kulit udang. Akan tetapi hasil yang diperolehnya sangatlah kecil.
Sementara suaminya yang dulu bekerja di Malaysia sudah tiga bulan tidak berangkat. Saat ini sang suami hanya bertanam ubi yang panennya harus menunggu tiga bulan sekali.
"Kehidupan ibu ini sangat memperihatinkan. Saya bukan menghina, tapi rumahnya seperti kandang kambing. Anaknya juga banyak. Kalau dulu suaminya kerja di Malaysia bisa mengirimkan uang," ucap Buzari, Rabu (22/1/2020).
Menurut Buzari, Wn dan keluarganya semestinya mendapat perhatian dari instansi terkait.
Didatangi Istri Gubernur Kepri

Istri Plt Gubernur Kepri, Rosmeri Isdianto terkejut melihat keadaan keluarga pasangan Azmi dan Wn alias Lama.
Rosmeri mendatangi kediaman Azmi pada Kamis (23/1/2020) sore.
Kedatangan wanita yang pernah menjabat sebagai Anggota DPRD Kabupaten Karimun itu setelah mendapatkan informasi tentang kondisi keluarga Azmi dan aksi upaya bunuh diri yang dilakukan oleh Wn alias Lama.
Babinkamtibmas Kelurahan Buru dan Lubuk Puding, Brigadir Buzari yang ikut mendampingi mengatakan Rosmeri dan rombongan tiba di buru sekira pukul 15.00 WIB.
"Alhamdulillah Bu Rosmeri datang. Beliau terkejut melihat kondisi tempat tinggal Lama. Beliau sampai berkata kok masih ada ya warga kita hidup seperti ini," kata Buzari.
Rosmeri sempat berbincang-bincang dengan Azmi. Kepada Rosmeri, Azmi menyampaikan keadaan keluarganya, termasuk upaya bunuh diri sang istri serta kondisi anaknya yang menderita sakit ginjal.
Kemudian Rosmeri juga sempat berbicara dengan Camat Buru Helmi dan Lurah Lubuk Puding Dalmansyah, yang ikut mendampinginya.
"Ibu Rosmeri sempat nanya apakah selama ini ada bantuan bagi keluarga Pak Azmi," ujar Buzari.
Sebelum meninggalkan kediaman Azmi dan Lama, Rosmeri juga memerintahkan stafnya untuk terus memantau perkembangan keluarga di RT 003/RW 002, Teluk Dalam, Kelurahan Lubuk Puding itu.
"Kalau tidak salah Bu Rosmeri bilang akan dibahas dengan Dinas Sosial. Sepertinya ada orang Dinsos Provinsi juga tadi," ucap Buzari.
Pada kesempatan itu Rosmeri juga memberikan bantuan kepada Azmi.
"Bantuan bagi keluarga Pak Azmi mulai berdatangan. Tadi juga ada Himpunan Melayu Raya, Karang Taruna Karimun dan Patahe yang datang kasih bantuan," tambah Buzari.
Diberitakan sebelumnya, Wn alias Lama mencoba mengakhiri hidupnya dengan menenggelamkan diri ke Laut Kampung Kolam, Pulau Buru, pada Sabtu (18/1/2020) sekira pukul 09.00 WIB.
Warga yang melihat aksi Wn melapor ke Bhabinkamtibmas Kelurahan Buru dan Lubuk Puding, Polsek Buru Brigadir Buzari.
Saat melihat Wn berada di laut dalam kondisi timbul tenggelam Buzari segera mengejar dan menceburkan diri. Setelah berhasil meraih tubuh Wn, Buzari membawanya dengan cara digendong ke pinggir pantai.
Diduga tindakan nekad warga RT 003, RW 002, Teluk Dalam, Kelurahan Lubuk Puding, Kecamatan Buru, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) itu karena depresi akibat beban ekonomi dan tekanan hidup. (ayf)
DISCLAIMER
Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri. Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.