Tak Disangka Ternyata Ketua KPK Firli Bahuri Pernah Gagal Lolos Tes Jadi Polisi, Begini Kisahnya

Ketua KPK Komisaris Jenderal Polisi Firli Bahuri pernah mengemban sejumlah jabatan di kepolisian sebelum masuk KPK.

|
Ist
Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Irjen Pol. Firli Bahuri 

Tak Disangka Ternyata Ketua KPK Firli Bahuri Pernah Gagal Lolos Tes Jadi Polisi, Begini Kisahnya

TRIBUNBATAM.id- Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Komisaris Jenderal Polisi Firli Bahuri pernah mengemban sejumlah jabatan di kepolisian sebelum masuk KPK.

Dia pernah menjadi wakil kepala Kepolisian Daerah Banten dan Jawa Tengah.

Firli kemudian menjadi kepala Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat dan Sumatera Selatan.

Sebelum masuk KPK, Firli juga sempat menjabat sebagai kepala Badan Pemeliharaan Polri dan analis kebijakan utama Baharkam Polri.

Di balik sebuah pencapaian yang tinggi, ternyata ada sebuah perjuangan berat yang harus Firli lalui.

Siapa sangka, Firli pernah gagal lolos tes masuk Akademi Kepolisian (dulu AKABRI, red). Bukan hanya sekali, tapi berkali-kali.

Pengamat Politik Apresiasi Sikap Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Datang ke KPK

Bangun Soliditas, Ketua KPK Firli Bahuri Keliling Temui Pegawai

Firli Bahuri menuturkan itu kepada Tribun Network dalam sebuah wawancara eksklusif di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Selasa (21/1) petang.

Anda cerita enam kali tes untuk masuk Akpol. Kenapa Anda sampai enam kali tes dan masih bersikukuh masuk Akpol?

Selama enam kali itu saya bukan menganggur. Tes pertama tahun 82 itu saya gagal, terus saya ikut kuliah.

Tetapi kan kuliah tentu biayanya besar, sudah kuliah besar, setelah kuliahpun belum tentu juga dapat pekerjaan.

Sementara saya berlatar belakang keluarga yang jauh dari kecukupan, tentu kita harus fight.

Seperti yang saya tadi bilang, man is born to life. Jadi lahir hanya untuk hidup. Setelah dia lahir, dia tidak disiapkan untuk hidup dan kehidupannya.

Maka saya harus menyiapkan diri. Dan kita semuanya itu punya hak untuk memilih.

Apakah Anda akan memilih A, memilih B, karena begitu banyak hambatan dan pilihan.

Nah, kebetulan saya memilih untuk terus berusaha, untuk menjadi taruna Akabri.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved