Wabah Virus Corona di China, Inilah Penyesalan Wang Mengyun Unggah Video Makan Sup Kelelawar
Pernah Unggah Video Makan Sup Kelelawar dan Ada Wabah Corona, Presenter di China Ini Minta Maaf
Virus itu kini menyebar ke seluruh negeri dan luar negeri, menewaskan 56 orang dan memicu rasa takut tertular.
Menurut Komisi Kesehatan Nasional setempat ditemukan hampir 2.000 kasus pasien terinveksi virus corona baru 324 di antaranya dalam kondisi kritis.
Sementara para pejabat kesehatan dan peneliti sedang berjuang untuk menemukan asal-usul virus, para ilmuwan China mengatakan pada hari Jumat bahwa 96 persen virus itu identik dengan coronavirus yang ada di kelelawar.
Temuan David Robertson, seorang spesialis bioinformatika di Pusat Penelitian Virus Universitas Glasgow, dan ahli statistik Jiang Xiaowei dari Universitas Xian Jiaotong-Liverpool, yang menulis dalam sebuah forum diskusi medis bahwa data genom koronavirus baru “paling dekat hubungannya ”ke tiga coronavirus kelelawar lainnya.

Wabah di Wuhan juga memicu diskusi sengit di daratan Cina tentang pelarangan konsumsi hewan eksotik, yang dijual di pasar basah yang diduga menjadi sumber kasus tersebut.
Beberapa pengguna internet mengatakan Wang seharusnya menyadari sifat bahaya mengonsumsi hewan liar, mengingat dugaan spesies eksotik berasal dari wabah 2003 yang mematikan dari sindrom pernapasan akut (Sars), yang menewaskan 774 orang di seluruh dunia.
“[Wang] merekam video pada 2016 tetapi sejak 2003 Sars kami telah diperingatkan untuk menolak konsumsi hewan liar,” tulis seorang pengguna Weibo.
"Dia mengatakan itu [difilmkan] di luar negeri tetapi apa yang dia lakukan adalah mencoba menunjukkan kepada orang-orang bahwa kelelawar itu terasa menarik,"

Virus corona yang tersebar di China dan wabah SARS di tahun 2003 memiliki dua kesamaan.
Keduanya berasal dari keluarga virus corona dan ditularkan melalui hewan ke manusia.
Virus corona merupakan penyakit zoonosis. Artinya, mereka disebarkan ke manusia dari hewan.

Pasar-pasar yang menempatkan manusia dengan hewan mati atau hidup di tempat yang sama, dapat menjadi kondisi di mana virus mudah tersebar.
"Pasar hewan hidup yang diatur dengan buruk, dicampur dengan perdagangan satwa liar ilegal menjadi peluang bagi virus untuk menyebar dari inang satwa liar ke populasi manusia," kata Wildlife Conservation Society, sebagaimana dikutip Business Insider.
Dalam kasus SARS, dan mungkin juga di wabah virus corona ini, kelelawar menjadi inang.
Kemudian, mereka menginfeksi hewan lain melalui kotoran atau saliva dan perantara pun tanpa disadari menularkan virus tersebut kepada manusia. " Kelelawar dan burung dianggap sebagai spesies reservoir untuk virus dengan potensi pandemi," ungkap ahli virus di Pusat Medis Erasmus Rotterdam Belanda, Bart Haagmans. Dalam 45 tahun terakhir, setidaknya ada tiga pandemi lainnya (selain SARS) yang ditelusuri penyebabnya dari kelelawar.