Pulang Kampung ke Wuhan Rayakan Imlek, Feng Sebut Suasana Kota Mengerikan: Tak Ada yang Mau Bicara

Dikutip dari kompas.com, melansir BBC (24/01/2020), penduduk setempat tidak dapat pergi setelah pemerintah memberlakukan pembatasan pergerakan mereka

Editor: Mairi Nandarson
Kolase tangkapan layar YouTube The Global dan Ancilla Delai via Tribunnews
Suasana Kota Wuhan China Mencekam, Warga Berjatuhan dan Tergeletak di Jalan Terjangkit Virus Corona 

TRIBUNBATAM.id, WUHAN - Wabah virus corona menyebabkan kota Wuhan seperti kota mati.

Wuhan menjadi asal mula virus ini ditemukan. Tepatnya di pasar tradisional Huanan.

Dikutip dari kompas.com, melansir BBC (24/01/2020), penduduk setempat tidak dapat pergi setelah pemerintah memberlakukan pembatasan pergerakan mereka.

Hasil Piala FA Liga Inggris Tranmere Rovers vs Manchester United, Setan Merah Ngamuk, Pesta 6 Gol

Hasil Liga Spanyol Real Valladolid vs Real Madrid, Real Madrid Baru Bisa Cetak Gol Menit ke 78

Hasil Piala FA Shrewsbury vs Liverpool, 2 Gol Jason Cummings Paksa Liverpool Gelar Laga Ulang

Warga Wuhan, Feng (25), pulang kampung dari Beijing ke Wuhan pada hari Rabu (22/01/2020).

Dia pulang sehari sebelum pemerintah menutup kota tersebut.

Dia pulang untuk bertemu keluarganya dan berniat merayakan tahun baru Imlek.

Feng menaiki kereta berkecepatan tinggi.

Saat itu suasana terasa sangat menyeramkan.

Biasanya Festival Musim Semi adalah migrasi manusia tahunan terbesar di dunia. Akan tetapi saat itu stasiun kosong.

"Ketika kami tiba di Wuhan, 90 persen penumpang mengenakan masker. Tidak ada yang berbicara dan itu cukup mengerikan," katanya pada BBC.

Seorang pengacara, Weijiang, pergi ke Wuhan untuk mengunjungi anggota keluarganya di rumah sakit.

Kota terbatas

Dia mengatakan kehidupan di kota itu terbatas.

Setelah transportasi dihentikan, jalanan terasa kosong.

Tetapi sebagian besar toko masih buka untuk bisnis.

Lebih banyak orang menggunakan masker operasi daripada masker biasa.

Ada juga seorang pelajar Tionghoa dari Wuhan, yang enggan disebutkan namanya.

"Semua keluargaku tinggal di dalam rumah. Ibuku pergi ke supermarket kemarin dan rak-raknya kosong," ujar dia.

Kendati demikian, dia hanya punya cukup makanan dan air untuk bertahan selama 10 hari.

Dia telah mengetahui virus itu sebulan sebelum adanya pengumuman resmi.

Lalu dia meminta keluarganya untuk membeli makanan dan masker.

Dia menceritakan jalanan diblokir saat ini sehingga menyulitkan untuk mencari masker.

Seminggu lalu (17/01/2020), dia pergi ke rumah sakit dan masih banyak orang tidak memakai masker.

Dia bersama keluarganya baik-baik saja dan setiap hari rutin memeriksakan suhu badan.

Diketahui hingga Minggu (26/1/2020) sore, virus corona diketahui telah menyebar ke 13 negara dan telah menewaskan 56 orang.

\\

\\

\\

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Saat Wuhan seperti Kota Mati akibat Virus Corona..."

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved