VIRUS CORONA DI SINGAPURA
BREAKING NEWS, Singapura Jadi Negara Pertama di Asia yang Tutup Penuh Akses WNA China
Kebijakan masuk ke wilayah Singapura ini juga berlaku bagi semua warga negara asing, yamg dalam 14 hari terakhir, paspornya berstempel Republik People
Singapura Jadi Negara Pertama di Asia yang Tutup Penuh Akses WNA China
SINGAPURA, TRIBUNBATAM.id - Tak mau ambil risiko, Singapura menjadi negara pertama yang menutup Akses masuk bagi warga negara asing (WNA).
Mulai pukul 23.00 WIB, Jumat (31/1/2020) malam ini, otoritas kesehatan dan bea cukai, resmi menutup akses masuk warga negara asing (WNA) dari China daratan.
Singapura menjadi negara pertama di Asia, yang mengumumkan penutupan semua pintu masuk bagi WNA China di Bandara, Pelabuhan, dan akses darat.
• Bertemu Pimpinan Tribun Batam, Ini Fokus Wali kota Kembangkan Tanjungpinang
• Muhammad Sani Hospital Will Prepare a Special Isolation Room for Corona Virus Patients in Karimun
• Dibantu Warga, Polsek Tambelan Ringkus 4 Pelaku Illegal Fishing, 2 Orang Sempat Kabur ke Hutan
Kebijakan masuk ke wilayah Singapura ini juga berlaku bagi semua warga negara asing, yamg dalam 14 hari terakhir, paspornya berstempel Republik People of China.
Inilah kali pertama Singapura menutup akses untuk WNA dari mitra dagang dan jasa terbesarnta dalam 100 tahun terakhir.
Keamanan, kesehatan dan nyawa warga negara Singapura, jadi prioritas, ketimbang imbal ekonomi kedua negara.
Saat pengumuman ini, kementerian Kesehatan Singapura juga memastikan bahwa belum ada warga mereka yang terpapar virus mematikan ini.
Hingga Jumat (31/1), otoritas Singapura mengklaim 13 kasus coronavirus. Kasus ini adalah warga negara China dari kota Wuhan dan Provinsi Hubei.
Pemulangan WNI dari Wuhan Lewat Batam
Pemerintah rencananya akan memulangkan WNI di Wuhan China ke Indonesia melalui Batam.
Pemulangan WNI dari Wuhan terkait dengan wabah virus Corona.
Kadinkes Kepri Tjetjep Yudiana mengaku mendapatkan informasi mengenai pemulangan WNI dari Wuhan ke Indonesia melalui Batam.
Tjetjep mendapatkan informasi dari Kemenhub.
"Selaku petugas kesehatan kami sudah siap melakukan cegah tangkal. Kami sudah koordinasi dengan KKP," ujar Tjetjep ketika dihubungi.
Informasi terakhir yang Tjetjep terima kedatangan WNI dari Wuhan tanggal 2 Februari pukul 02.00 WIB.
Sebelumnya beredar informasi pemulangan WNI dari China menggunakan Batik Air.
Surat itu ditujukan ke Dirjen Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.
Dalam isi surat tersebut disampaikan untuk kebutuhan evakuasi masyarakat Indonesia yang sampai saat ini masih berada di Wuhan, China.
Saat dikonfirmasi kepada Corporate Communications Strategic of Batik Air, Danang Mandala Prihantoro pada Jumat (31/1/2020) enggan berkomentar terkait hal tersebut.
"Maaf, saya belum bisa memberikan keterangan," ujarnya saat dihubungi.
Direktur Badan Usaha Bandar Udara (BUBU) Hang Nadim Batam Suwarso mengaku belum mendapatkan Informasi terkait pemulangan WNI yang berada di Wuhan menuju Batam.
"Masih belum jelas informasi nya," ujarnya saat dihubungi pada Jumat (31/1/2020)
Saat di konfirmasi apakah sudah ada Kordinasi dari Dirjen Perhubungan Udara terkait hal itu ia masih mengungkapkan hal yang sama.
"Belum ada," ujarnya singkat
Terpisah dikonfirmasi kepada Kabid Humas Polda Kepri Kombes pol Harry Goldenhardt terkait belum ada kordinasi dari otoritas terkait atas kedatangan WNI dari Wuhan, China.
"Sampe saat ini saya belum dapat data yang valid terkait itu (surat)," ujarnya.
Tetapi untuk surat ia mengatakan pihaknya sudah mendapatkan surat terkait pemulangan WNI dari Wuhan, China.
China bantu pemulangan
Kementerian Luar Negeri telah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri China terkait rencana pemulangan warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Provinsi Hubei ke Tanah Air.
Dari hasil koordinasi tersebut, Pemerintah China bersedia membantu proses pemulangan itu.
"Pemerintah RRT (China) siap memfasilitasi pemulangan WNI dari wilayah terdampak virus Novel Corona (nCov), Provinsi Hubei ke Indonesia," tulis keterangan resmi Kemenlu, Kamis (30/1/2020).
Dalam waktu dekat, para WNI akan dipulangkan. Saat ini, pemerintah tengah mematangkan kesiapan di dalam negeri dalam menyambut kedatangan mereka.
Tercatat, ada 243 WNI yang berada di Provinsi Hubei yang tersebar di tujuh lokasi.
Selain mematangkan kesiapan, KBRI juga tengah memastikan pengelolaan logistik pemindahan WNI ke tempat penjemputan, sebelum pesawat tiba di lokasi penjemputan.
"Hal ini diperlukan agar tidak ada hambatan saat proses pemulangan diaktifkan," demikian keterangan Kemenlu.
Kini, tim KBRI Beijing sudah berada di lokasi yang dekat dengan wilayah terdampak untuk memfasilitasi proses tersebut di lapangan.
KBRI juga telah meminta para WNI di Hubei untuk menyiapkan dokumen perjalanan dan administratif lainnya.
Dalam proses pemulangan ini, Kemenlu juga bekerjasama dengan berbagai instansi terkait di dalam negeri antara lain TNI, Kementerian Kesehatan, dan Imigrasi dalam proses ini.
"Tugas utama Kementerian Luar Negeri RI adalah untuk memudahkan penjemputan dan membawa para WNI ke Tanah Air. Di dalam negeri, instansi terkait lain yang akan memfasilitasi sesuai tugas pokok dan fungsi mereka," tulis keterangan itu. (TRIBUNBATAM.ID/Thom/ALAMUDIN)