BATAM TERKINI
VIRUS Corona Mengancam Batam, Biasa Cuma Laku 5, Kini Sehari Apotek Bisa Jual Ratusan Masker
Permintaan masker di Batam setelah kasus virus Corona sudah sampai di Singapura makin meningkat. Jika sehari hanya terjual 5 pcs aja kini bisa ratusan
VIRUS Corona Mengancam Batam, Biasa Cuma Laku 5, Kini Sehari Apotek Bisa Jual Ratusan Masker
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Merebaknya wabah virus corona yang sedang ramai diperbincangkan berdampak pada peningkatan penjualan masker di wilayah Batam.
Dari data yang dihimpun TRIBUNBATAM.id, sejumlah apotek di kota Batam bahkan kehabisan stok masker untuk dijual.
Salah satunya apotek Mutiara 7 yang terletak di Botania 2, Batam Center.
"Sudah 4 harian ini kita nggak jual masker karena nggak ada stok" terang Susi, karyawan di apotek ini.
Ia mengakui jika hal ini ada pengaruh banyaknya pemberitaan tentang wabah virus corona.
Akibatnya, apotek ini terpaksa harus menolak beberapa pembeli yang datang untuk mencari masker.
"Untuk masker, kami biasanya memang stok sedikit. Sekarang lagi nggak ada penjualan karena nggak dapat stoknya dari distributor," jelas Susi.
• Viral Virus Corona, Permintaan Masker di Batam Meningkat, Anggota Dewan Ingatkan Hal Ini
Tak berbeda, Apotek Cendekia Farma yang letaknya tak jauh dari apotek Mutiara 7 juga mengalami peningkatan penjualan masker.
Hal ini dikatakan Laras, karyawan apotek ini.
Menurutnya, semenjak wabah virus corona menggemparkan Batam, penjualan masker meningkat drastis.
"Untuk masker, di sini biasanya sehari laku 5 pcs. Sekarang bisa sampai ratusan," ujar Laras.
Masker yang paling banyak dicari, kata Laras, adalah masker dengan tali hijab yang tidak perlu dipasang di telinga.
Paling banyak, apotek ini pernah melayani pembeli yang membeli hingga 600 pcs masker.
Sama halnya dengan kedua apotek ini, apotek Emira Pharma yang juga berlokasi di Botania 2 pun mengalami hal serupa.
Arnis, apoteker Emira Pharma mengatakan, saat ini pihaknya membatasi penjualan masker agar tidak kehabisan stok seperti kemarin.
"Sekarang kami batasi maksimal beli 3 pcs aja. Kemarin kami kehabisan stok karena pembeli biasanya langsung borong berkotak-kotak" terang Arnis.
Menurutnya, langkah ini dilakukan agar pembeli lain yang membutuhkan masker tetap bisa mendapatkannya.
Arnis mengatakan, untuk jenis masker yang paling laris adalah simple mask atau triple filtration dengan sekali pemakaian.
Padahal, masker yang paling aman untuk menghindari paparan virus atau penderita masalah pernapasan adalah masker N95.
Masker berbentuk cup dan berwarna putih ini memiliki bahan lebih tebal dan punya daya filter yang lebih tinggi terhadap partikel halus dan polutan.
“Orang banyak beli masker ini (triple filtration) karena harganya lebih murah cuma seribu per pcs. Kalau masker N95 harganya kan mahal, satunya Rp 15 ribu," terangnya.
Masker triple filtration paling-paling hanya mampu menyaring partikel sebesar 30-40 persen.
Sedangkan masker N95 memiliki lapisan penyaring khusus yang mampu menyaring partikel hingga 95%.
Kendati demikian, masker triple filtration masih cukup baik digunakan untuk melindungi diri dari partikel debu dan polutan, khususnya bagi non penderita masalah pernafasan.
Namun, bagi penderita masalah pernafasan, dianjurkan untuk menggunakan masker N95.
Idealnya, kata Arnis, baik masker triple filtration maupun masker N95, harus dipakai sekali saja maksimal 8 jam.
Hal ini lantaran jika dipakai berkali-kali, partikel debu yang menempel akan menumpuk dan membuat masker bocor. (tribunbatam.id/ widiwahyuningtyas)