SIAGA VIRUS CORONA

Wabah Virus Corona, Ketum IDI dr Daeng M Faqih: Tidak Seganas SARS dan Flu Burung

Terkait Virus Corona, Pemerintah Indonesia menurut Daeng sudah berpengalaman dalam mengambil langkah medis seperti saat virus flu burung.

Tribunnews.com/Apfia Tioconny Billy
Ketua Persatuan Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dr Daeng M Faqih menyebutkan Virus Corona tidak seganas dengan SARS atau Flu Burung. 

TRIBUNBATAM.id - Wabah Virus Corona tidak seganas SARS dan Flu Burung yang pernah terjadi pada sejumlah negara di dunia.

Hal ini disampaikan Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Daeng Faqih, yang diunggah dalam kanal YouTube Talk Show tvOne seperti dikutip Tribunnews.com, Senin (3/2/2020).

Ia menegaskan, Pemerintah Indonesia juga sudah berpengalaman menanggulangi dan mengantisipasi seperti virus flu burung.

Seperti diketahui, 238 Warga Negara Indonesia (WNI) yang divakuasi dari Wuhan, China menjalani masa observasi di Natuna, Kepulauan Riau selama 14 hari sejak Minggu (2/2/2020).

"Corona ini tidak lebih ganas dari virus itu. Dari angka kematian, virus corona data terakhir yang terjangkit ada 14.000, angka kematian 300 sekian," ungkapnya.

Angka kematian yang terjangkit virus corona, menurutnya tak sebanding dengan flu burung.

"Artinya sekitar belum ada 5% dibanding flu burung yang bisa mencapai 80% angka kematian. Dibandingkan dengan SARS yang bisa mencapai sekitar 50%," ucapnya.

Daeng Faqih meminta masyarakat tidak perlu terlalu khawatir terhadap penyebaran virus corona.

Ia menyebut virus corona tidak seperti SARS dan flu burung yang harus ditakuti dan benar-benar dilindungi.

"Misalnya masker yang betul-betul ketat. Dengan masker biasa yang kita pakai sehari-hari itu masyarakat sudah terlindungi. Asal dipakai dengan benar," ujarnya.

Sementara itu, Daeng kembali menegaskan penyebaran virus corona tidak secepat penyebaran SARS dan flu burung.

Warga Natuna Kembali Demonstrasi

Hari ini, Senin (3/2/2020) warga Natuna kembali menggelar aksi demo menolak daerahnya dijadikan lokasi observasi WNI yang baru dipulangkan dari Wuhan, China.

Gelombang massa tidak hanya memadati pintu Bandara Udara Raden Sajad, tapi juga di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Natuna, Provinsi Kepri.

Pantauan TRIBUNBATAM.id, Senin (3/2/2020) pagi di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Natuna, sekitar ratusan masyarakat yang terdiri dari pemuda dan mahasiswa memadati halaman kantor DPRD Natuna.

Mereka menolak Natuna sebagai tempat karantina observasi ratusan Warga Negara Indonesia (WNI) yang tiba dari Wuhan, Hubei, Cina kemarin, Minggu (2/2/2020).

"Kami meminta pemerintah agar segera menarik ratusan WNI yang ditempatkan di kampung kami, di sini bukan tempat untuk penyakit," teriak orator Tiyan seorang mahasiswa STAI Natuna dengan suara lantang.

Teriakan itu pun sontak diikuti oleh ratusan demonstran lainnya.

Aktivitas demonstrasi itu begitu riuh.

Mereka menggunakan alamamater kampus, tak kalah menarik ratusan demonstrasi baik ibu rumah tangga yang terlibat tak lupa menggunakam masker.

"Tolonglah pemerintah pikirkan kami warga Natuna, kami tidak meminta mereka keluar Natuna, namun setidaknya mereka jangan ditempatkan di dekat pemukiman warga," ujar seorang warga, Nata.

Setidaknya mereka diletak di KRI di sebuah pulau lah.

Kata dia, puluhan WNI yang menjalani masa karantina tidak jauh dari rumah yang ia tinggali.

"Tempat ratusan WNI itu di hanggar Bandara, tidak jauh dari permukiman warga. Terus tadi pagi mereka beraktivitas berolahraga, radius mereka tinggal kan sangat dekat," lanjut Nata yang tinggal di Penida, Ranai tidak jauh dari lokasi WNI di karantina.

Akibat hal itu, kata dia ratusan warga Penida, Ranai meninggalkan rumah masing-masing.

Panglima TNI Pastikan Lokasi Jauh dari Pemukiman

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mendukung WNI yang berada di Wuhan untuk kembali ke Indonesia dengan memberikan sarana dan prasarana.

Hadi Tjahjanto mengungkapkan alasannya memilih Natuna menjadi tempat isolasi WNI dari Wuhan.

Hal itu disampaikan dalam video yang diunggah kanal YouTube KompasTV, Sabtu (1/2/2020).

Dalam keterangannya, ia memastikan lokasi Natuna ini jauh dari permukiman warga.

"Kita memiliki tempat isolasi yang jauh dari penduduk dan terbaik yang terpilih adalah wilayah Natuna," terang Hadi.

Hadi menyampaikan Natuna merupakan pangkalan militer yang memiliki fasilitas rumah sakit yang dikelola oleh tiga angkatan.

"Jadi ada dokter dari Angkatan Udara, Angkatan Darat dan Angkatan Laut," ujarnya.

Kemudian, Hadi menuturkan Natuna memiliki runway yang berdekatan dengan wilayah isolasi bagi WNI dari Wuhan.

Warga Batuaji Serbu Apotek Beli Masker Sejak Kabar WNI dari Wuhan Singgah ke Batam

Harga Masker di Batam Meroket, Tumbur: Jangan Dijadikan Ladang Bisnis oleh Spekulan

"Sehingga, nanti saudara-saudara kita yang datang langsung turun dari pesawat masuk ke tempat penampungan mereka," papar Marsekal Hadi Tjahjanto.

"Dan mampu menampung sampai dengan 300 dilengkapi seluruh kebutuhan MCK termasuk dapur lapangan," sambungnya.

Sedangkan, Hadi mengatakan jarak antara hanggar ke lokasi penduduk kurang lebih 5-6 km.

"Kemudian menuju ke SP di sana ada dermaga itu juga kurang lebih 5 km," ungkap Hadi.

Hadi menuturkan Natuna dipilih berdasarkan hasil penilaian itu memenuhi syarat protokol kesehatan.

"Sehingga, Natuna dipilih menjadi transit sementara sampai dengan dinyatakan bebas (virus corona) bisa ketemu keluarga," tuturnya.

Dalam kesempatan itu, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto bersama dengan Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto dan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi di Tangerang, Banten pada Sabtu (1/2/2020) untuk melepas tim evakuasi menjemput WNI yang berada di Wuhan.(Tribunnews.com/Indah Aprilin Cahyani) (TribunBatam.id/Bereslumbantobing)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved