VIRUS CORONA
Pasca Demo, Warga Natuna Kembali Beraktivitas, Hari ke Empat Masa Observasi WNI dari Wuhan
Aktivitas warga di Kecamatan Ranai, Natuna kembali normal pasca dihebohkan oleh ratusan WNI dari Wuhan yang menjalani observasi di Hanggar Lanud Ranai
Penulis: Beres Lumbantobing | Editor: Dewi Haryati
NATUNA, TRIBUNBATAM.id - Aktivitas warga di Kecamatan Ranai, Natuna kembali normal pasca dihebohkan oleh ratusan Warga Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan yang menjalani masa observasi di Hanggar Lanud Raden Sajad, Ranai.
Sebelumnya, warga Natuna dihantui dengan keberadaan ratusan WNI yang tinggal tidak jauh dari permukiman warga.
Mereka melakukan aksi demonstrasi penolakan dan bahkan berduyun-duyun meninggalkan Kota Ranai.
Namun memasuki hari keempat, pantauan Tribun, Rabu (5/2/2020) di permukiman Ibukota Natuna, Ranai, aktivitas warga sudah kembali berjalan normal.
Suasana pasar dan pertokoan hingga perkantoran berjalan seperti biasa.
"Hari pertama itu ya heboh sih. Takut juga jika kena virus. Cuma kan kalau gara-gara itu saya nggak kerja bagaimana nanti buat makan anak," ujar seorang warga Ranai, Samsudi.

Samsudi mengatakan, sejak Natuna dihebohkan oleh kedatangan ratusan WNI, ia tetap melakukan aktivitas seperti biasa.
Selain Samsudi, aktivitas warga lainnya seperti di toko dan nelayan sudah berjalan seperti biasa.
Pengamanan Masa Observasi Dibagi Tiga Ring
Sukseskan pelaksanaan observasi terhadap ratusan Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjalani masa observasi di Hanggar Lanud Raden Sajad, petugas tim gabungan membagi tim dalam tiga ring.
Pembagian tiga ring itu untuk mensukseskan misi kemanusiaan terhadap ratusan WNI yang baru saja dipulangkan dari Wuhan, Cina.
Hal itu disampaikan Panglima Komando Gabungan Pertahanan Wilayah 1, Laksda TNI Yudo Margono. Ia mengatakan, demi terlaksananya proses masa obervasi, pihaknya membagi petugas dalam tiga ring.
Ring satu, mereka di Hanggar yang langsung bersentuhan dengan WNI, yakni petugas tim medis dengan radius 0-100 meter.
Untuk tim ring dua, berjaga dengan radius 100 hingga 800 meter dari posko WNI. Yakni petugas yang membantu logistik.
Sementara di luar dari Lanud itu, dibuat ring 3. Yakni pengamanan dari berbagai satuan baik Brimob, Polisi dan TNI, termasuk yang mengawal aksi demonstrasi warga.
"Jadi warga tidak perlu cemas lagi. Hingga saat ini kondisi ratusan WNI sudah membaik," ujarnya, Selasa (4/2/2020).
Yudo mengatakan, seperti diketahui sejak 2 hari lalu dan kini memasuki hari ketiga, Menteri Kesehatan telah menyampaikan bahwa rekan-rekan yang diobservasi sudah dalam keadaan sehat.
Bahkan dalam kegiatan konferensi pers yang berlangsung, Yudo menegaskan kembali alasan pihaknya menetapkan Pulau Natuna sebagai lokasi tempat observasi.
"Perlu saya tegaskan, kenapa kita memilih pulau Natuna tepatnya di Hanggar Lanud Raden Sajad ini, karena memiliki kesiapan sarana dan prasarana untuk observasi yang memumpuni," katanya.
"Pemilihan tempat telah memiliki syarat sarana dan prasarana, termasuk Hanggar yang kini ditempati ratusan WNI belum pernah dipakai, dimana pesawat datang langsung turun dan masuk hanggar jadi tidak ada bersentuhan dengan masyarakat," ujarnya.
Tidak hanya itu, lokasi ini sudah paling ideal dari jarak permukiman warga sejauh 1,3 KM.
Kendati demikian, Yudo meminta masyarakat tetap menjaga kesehatan.
"Jangan lupa menjaga kesehatan diri, seperti gunakan masker," katanya.
Jika memang nantinya ada yang terindikiasi, semua instrumen untuk layanan lanjutan dan skenario rujukan telah disiapkan.
"Kami mengajak seluruh warga Indonesia agat dapat mendukung program observasi ini. Kita harus menjadi satu kesatuan yang saling mendukung.
Hasil Observasi 238 Orang WNI di Natuna
Kementerian Kesehatan menyampaikan hasil observasi kesehatan 238 orang Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjalani masa observasi di hanggar Lanud Raden Sajad, Natuna.
Bahwa kondisi terkini ratusan WNI sudah menunjukkan kesehatan yang jauh dari indikasi virus corona.
Hal itu disampaikan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI, Anung Sugihantono di Mako Lanal, Natuna pada Selasa (04/02/2020) sore bahwa serangkaian proses masa observasi yang telah dilalui selama 3 hari telah menunjukkan kondisi tubuh yang sehat.
"Saya menyampaikan hal hal yang kami kerjakan dalam konteks kesehatan terhadap ratusan WNI sesuai SOP WHO, kami telah melakukan pengecekan terhadap 238 orang WNI juga 5 orang tim Aju serta 48 crew pesawat, dengan total 285 orang," ujarnya.
Alhasil, kata dia dalam pemeriksaan yang dilakukan 2 kali dalam satu hari itu sudah semakin baik.
Kata dia adapun yang diperiksa, mulai dari kondisi kesehatan tubuh, suhu tubuh dan keluhan keluhan yang dirasakan para ratusan WNI.
"Semua mereka ini sudah dalam keadaan sehat, sampai pada pagi ini laporan dari teman-teman petugas tim medis semuanya baik dan tidak ada kondisi suhu tubuh diatas 36 celcius yang menjadi tanda tanda indikasi virus," ujarnya.
Bahkan kata dia, sebagai upaya mengendalikan kesehatan ratusan WNI, petugas tim medis melakukan disinfeksi terhadap tempat tidur serta semua pakaian hingga sampah yang digunakan mereka kita musnahkan.
Selama melakukan observasi, ratusan WNI diberi makanan yang bergizi dan aktivitas berolahraga yang rutin.
Sampaikan Ucapan Terima Kasih kepada Masyarakat Natuna
Setelah dua hari menjalani masa observasi di Ranai, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), kondisi semua warga negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, China berada dalam kondisi sehat.
Pegawai Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kota Tanjungpinang, Agus Jamaludin, kembali mengirimkan beberapa potongan video kepada TRIBUNBATAM.id, Selasa (4/2/2020). Semua video itu berisi seluruh aktivitas WNI di Ranai.
Dalam video pertama, terlihat sejumah WIN yang mengenakan masker tengah berada dalam sebuah ruangan observasi. Mereka bersama beberapa prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI).
"Kami sehat dan bahagia," begitulah seruan mereka dalam video berdurasi 5 detik.
Video ke dua berdurasi 1 menit 38 detik. Dalam video ini tampak ratusan WNI tengah duduk di sebuah lapangan luas.
Ada beberapa prajurit TNI mengawal sekeliling mereka. Di belakang mereka terparkir pesawat TNI Angkatan Udara. Mereka bernyanyi sambil bertepuk tangan.
Dalam video ke tiga terlihat sejumlah WNI yang berada dalam sebuah ruangan observasi. Mewakili semuanya, seseorang mengatakan bahwa mereka mahasiswa Indonesia di China merasa senang dan bangga berada di Natuna. Mereka mengucapkan beribu-ribu terima kasih atas fasilitas yang disediakan oleh pemerintah Indonesia.
Video ke empat berdurasi 21 detik. Dalam video ini, seorang wanita mewakili kawan-kawannya mengatakan mereka sehat dan baik-baik saja dengan makanan yang selalu tersedia.
"Terima kasih masyarakat Natuna, terima kasih Indonesia. Kami sehat, kami kuat. Yess," demikian potongan video ke empat yang berdurasi 21 detik.
Berangkatkan Keluarga Jauh dari Lokasi Observasi
Warga Natuna memberangkatkan anaknya jauh dari lokasi observasi WNI dari Wuhan, Tiongkok.
Mereka khawatir dengan kabar virus Corona yang menjangkit di sejumlah negara di dunia.
Seperti diketahui, 237 WNI dari Wuhan diobservasi di area Bandara Lanud Raden Sajad, Ranai selama 14 hari.
Seorang warga Penagi, Ranai, Nata mengaku memberangkatkan anaknya ke Pulau Midai, jauh dari ibu kota Kabupaten Natuna itu.
Ketakutan itu tak hanya dirasakan Nata, juga warga lainnya.
Bukan tanpa alasan, mereka ingin melindungi diri dan keluarga dari penyebaran virus corona yang menggegerkan warga dunia, bahwa ribuan orang telah meninggal dunia akibat terpapar.
Berbeda halnya dengan ketakutan warga terhadap aktivitas ratusan WNI dari Wuhan di Ranai. Pantauan TribunBatam.id Senin (2/3/2020) sore hari di hanggar tempat ratusan WNI menjalani observasi terlihat sehat.
Mereka beraktivitas dengan ceria, bermain dan bercanda tawa bak tak ada peristiwa seperti yang menggemparkan warga natuna.
Di sore hari mereka tampak bermain games, dan berlari, hingga menjelang maghrib mereka usai beraktivitas.
Diketahui aktivitas mereka berjalan seperti biasa keseharian melalui hari-hari.
Kisah TNI/Polri Kawal Aksi Massa Tolak WNI dari Wuhan
Pratu Frengki terlihat duduk di bawa pohon untuk berlindung sejenak dari teriknya sinar matahari persis di depan kantor DPRD Natuna.
Meski terlihat santai, namun sikap dan pandangan prajurit Batalyon Komposit 1/Gardapati, Natuna.
Bersama anggota lainnya, mereka membantu proses pengamanan gelombang aksi massa yang menolak WNI dari Wuhan diobservasi di Natuna.
"Butuh tenaga ekstra. Bukan membantu mengangkat barang-barang ratusan WNI. Tapi menghalau massa aksi demonstrasi yang menolak. Dari pagi hingga malam, massa terus memadati pintu bandara, apalagi jelang kedatangan WNI," ujar Frengki, Senin (3/2/2020).
Frengki yang ikut terlibat waktu pengamanan di pintu bandara mengaku lelah tidak tidur sudah biasa baginya.
"Capek dan lelah hingga tidak tidur itu sudah biasa bagi kami, Bang. Namun perihal pengawalan seperti ini (virus corona) agak sedikit waspada juga, namanya juga virus kan tidak kelihatan. Kalau berperang melawan musuh sudah tugas," katanya.
Hal yang sama juga disampaikan seorang personel Polresta Natuna, Sijabat. Ia bertugas mengawal aksi demonstrasi massa unjuk rasa, Senin (3/2/2020) siang di Kantor DPRD Natuna.
"Saya sudah hampir 15 tahun bertugas di sini. Baru kali ini lah ada aksi demonstrasi yang besar oleh masyarakat. Banyak juga menyita tenaga personel yang berjaga. Saya sampai bilang ke istri dan keluarga jangan hubungi saya dulu iya, saya lagi bertugas," lanjut Sijabat bercerita.
Terkait maraknya informasi tentang ratusan WNI dari kota Wuhan yang merupakan sumber virus corona juga membuat keluarganya selalu sedikit waspada.
"Sebenarnya tidak begitu daruratnya, tapi masyarakat sudah sangat khawatir. Iya beginilah kami jadinya mengawal," ucapnya.
Pantauan TribunBatam.id, sepanjang jalan pintu kedatangan Bandara Lanud Raden Sajad, hingga ke kantor DPRD beberapa petugas tampak berjaga sejak pagi hari.
Mereka mengantisifasi gelombang massa yang berunjuk rasa.
Tidak hanya itu, bahkan pada saat pengawalan hingga siang hari sejumlah petugas gabungan dari personel Brimob Polda Kepri, TNI Al, dan TNI AD dari berbagai satuan terlihat mulai lelah.
Saat gelombang massa demonstrasi bubar mereka bahkan mengistirahatkan diri dibawah pohon dan beberapa gubuk yang ada.
(Tribunbatam.id/bereslumbantobing/thom limahekin)