MANTAN KETUA OB MENINGGAL DUNIA
Mantan Ketua OB Meninggal Dunia, Keluarga Berencana Kebumikan JB Sumarlin di San Diego Hills
Keluarga besar berencana memakamkan mantan Menteri Keuangan Era Soeharto & Ketua Otorita Batam kedua, JB Sumarlin di San Diego Hills pekan depan.
JAKARTA,TRIBUNBATAM.id - Keluarga besar berencana memakamkan mantan Menteri Keuangan Era Soeharto, Johannes Baptista (JB) Sumarlin di San Diego Hills awal pekan depan.
"Rencana dimakamkan di San Diego Hills Karawang Senin, 10 Februari 2020," bunyi keterangan resmi keluarga , Kamis (6/2/2020).
Sebelumnya, keluarga menyampaikan berita duka telah berpulang Prof Dr JB Sumarlin, Menteri Keuangan Kabinet Pembangunan V pada 1988 hingga 1993, Kamis (6/2/2020) pukul 14.15 di Rumah Sakit Carolus, Jakarta.
Jenazah pria yang pernah memimpin Otorita Batam itu akan disemayamkan di rumah duka MRCC Siloam Semanggi, lantai 36 pukul 18.OO WIB.
"Mohon dimaafkan semua kesalahan-kesalahanya selama hidupnya. Kami yang berduka, keluarga besar JB Sumarlin," tutup keterangan tersebut.
Sosok JB Sumarlin
Mantan Ketua Otorita Batam, JB Sumarlin wafat hari ini, Kamis (6/2/2020).
Informasi mengenai meninggalnya Johannes Baptista Sumarlin dibagikan oleh putri almarhum, Sylvia W Sumarlin.
Sylvia menyebutkan, JB Sumarlin meninggal pukul 14.15 WIB di Rumah Sakit Carolus, Jakarta.
JB Sumarlin dikenal sebagai salah satu menteri yang sangat diandalkan oleh almarhum Presiden Soeharto.
Sumarlin menjadi arsitek pembangunan Indonesia lewat perannya sebagai Menteri Perencanaan Pembngunan merangkap sebagao Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) periode 1983 sampai 1988.
Mengutip Wikipedia, JB Sumarlin lahir dari pasangan Sapoean Pawirodikromo dan Karmilah, yang sehari-hari bekerja sebagai buruh tani.
Kakek dari jalur ibu, Toedjo Towinangoen, adalah seorang petani yang memiliki sawah dan pekarangan luas di Desa Ngadirejo di Kecamatan Nglegok, Blitar, Jawa Timur, yang berdekatan dengan Gunung Kelud.
Nenek dari ibunya bernama Raminah. Sumarlin menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD Negeri I, Blitar pada 1944. Kemudian dia bersekolah SMP di Kediri dan Yogyakarta pada 1947.
Sumarlin kemudian pindah ke Jogja untuk bersekolah di SMA Negeri I, Yogyakarta dan dilanjutkan ke SMA I, Budi Utomo, Jakarta di 1952.
Gelar doctorandus di bidang ekonomi dia dapatkan dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (1958), dan gelar Master of Arts (MA) di bidang Ekonomi dari University of California di Berkeley, California, AS (1960).
Gelar S3 Doctor of Philosophy (Ph.D) bidang Ekonomi dan Pembangunan Sosial (Economics and Social Development) dia raih dari University of Pittsburgh, AS pada 1968.
Sumarlin merintis karier sebagai asisten dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada 1957
dan menjadi guru besar FE UI sejak 1960-sekarang.
Dia kemudian jadi staf ahli Menteri Keuangan Prof. Dr. Ali Wardhana mulai Desember 1968-Mei 1969
Sekretaris Dewan Moneter (1970-1973) dan menjadi Deputi Ketua Bappenas bidang Fiskal dan Moneter (1969-1973).
Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Otorita Batam periode 1976-1978.
Sumarlin juga pernah menjadi anggota MPR periode 1972-1988 dan menjadi Wakil Ketua Bappenas di 1973-1982.
Presiden Soeharto kemudian mengangkatnya sebagai Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional, merangkap Ketua Bappenas di periode 1983-1988.
Sumarlin pernah menjadi Menteri Pendidikan ad interim di 1985, Menteri Keuangan Kabinet Pembangunan V (1988-1993) dan Ketua BPK 1993-1998.
Karier di perusahaan, dia pernah menjadi presiden komisaris independen di Asuransi Ramayana Tbk. dan pernah pula menjadi Guru Besar Emeritus di Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia sejak 2008.
Sebelum masuk ke dalam instansi pemerintah pernah bekerja sebagai dosen di Fakultas Ekonomi dan sempat bekerja di sebuah perusahaan industri di Jakarta.
Bahkan dimasa Revolusi fisik berperan serta bergerilya sebagai anggota Palang Merah Indonesia, dan sebagai anggota TNI (Tentara Nasional Indonesia) di Jawa Timur.
Perjalanan karir di Kementerian Keuangan dirintis sejak melakukan Gebrakan Sumarlin I pada tahun 1987.
Pada saat itu menjabat sebagai Ketua Bappenas dan Menteri Keuangan ad Interim.
Gebrakan Sumarlin I adalah pengetatan moneter dengan cara menaikkan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
Hal ini dilakukan pemerintah bersama Bank Indonesia untuk mengatasi perekonomian Indonesia yang menghadapi kesulitan.
Gebrakan Sumarlin I berhasil menunjukkan perkembangan yang membaik dengan angka pertumbuhan 5,7% melebihi target rata-rata pertumbuhan 5% (1988).
Pada Kabinet Pembangunan V, dipercaya untuk menjabat sebagai Menteri Keuangan didampingi Menteri Muda Keuangan Nasruddin Sumintapura.
Kebijakan yang dikeluarkan untuk mendukung pengendalian inflasi dan memperkuat struktur perkreditan yaitu Paket Kebijakan Deregulasi di Bidang Moneter, Keuangan dan Perbankan (Pako 1988), Paket Maret 1989, dan Paket Januari 1990.
Kebijakan ini malah menghasilkan ekspansi kredit perbankan yang berlebihan dan kurang selektif. Pada Maret 1991 Gebrakan Sumarlin II dikeluarkan. Gebrakan II ini mampu mengekang laju inflasi hingga secara berangsur-angsur turun menjadi 4,9% pada 1992.
Sejak 1970 hingga 1998, JB. Sumarlin banyak berperan dalam pusat kebijakan ekonomi dan keuangan.
Penghargaan yang diraih atas Pengabdiannya yaitu Menteri Keuangan terbaik tahun 1989 oleh Euromoney dan tahun 1990 oleh majalah Asia, Bintang mahaputra Adiprana III (1973) dan pernah pula meraih Bintang Grootkruis in de Orde van Leopold II dari pemerintah Belgia tahun 1975.
[1] Winarno, Bondan. 2013 JB. Sumarlin, cabe rawit yang lahir di sawah. Kompas:Jakarta
[2] Manurung, Mandala. 2013. JB Sumarlin diantara Sahabat. Kompas:Jakarta
[3] Samsul, Mohammad. 2007. Pasar Modal & Manajemen Portofolio. Erlangga : Jakarta
[4] Tedjo, Sasongko. 1994. Penampilan Ekonomi Indonesia. ISEI:Semarang
[5] Warta Ekonomi:mingguan berita ekonomi & binsi, Volume 2. 1991. Obor Sarana Utama
[6] Rupiah di tengah rentang sejarah : 45 tahun uang Republik Indonesia, 1946-1991. 1991. Departemen Keuangan.
Peran Konsolidasi
Johannes Baptista Sumarlin punya peranan dalam membangun Kota Batam.
Ia menjadi Ketua Badan Pengusahaan Batam (Otorita Batam) kedua, setelah Ibnu Sutowo meletakkan periode persiapan tahun 1971 hingga 1976.
Dilansir dari website resmi BP Batam, JB Sumarlin memimpin Otorita Batam dari tahun 1976 hingga 1978.
Pada saat Pertamina mengalami krisis, JB Sumarlin yang menjabat sebagai Menpan, Wakil Ketua Bapennas dan Ketua Opstib ditugaskan Presiden Soeharto menjadi Ketua Otorita Batam kedua.
Ia berperan dalam merubah Batam menjadi Kawasan Berikat Bonded Ware House. Menetapkan kewenangan Pengelolaan Pelabuhan kepada Otorita Batam.
Pada masa JB Sumarlin, pembangunan waduk kedua dibangun pada tahun 1975 yakni Waduk Sei Baloi oleh kontraktor PT Kurnia Dwi Putera dan beroperasi pada tahun 1978.
Dilanjutkan dengan pembangunan Waduk Nongsa pada tahun 1975 oleh kontraktor Jepang dan beroperasi pada tahun 1980.
Seiring dengan pelaksanaan pembangunan Batam berdasarkan Master Plan 1972 yang didukung dengan penetapan Batam sebagai daerah idnustri berdasarakan Keppres Nomor 41 tahun 1973, maka sejumlah perusahaan asing (investor) mulai tertarik untuk menanamkan investasinya dan beroperasi di Batam.
Tercacat ada 9 perusahaan yang telah menanamkan modalnya di Batam, dan 9 perusahaan berpotensi menunjukkan minatnya untuk berinvestasi.
Peran J.B Sumarlin dalam Periode Konsolidasi:
Menginventarisir kendala dan Penentuan Kelanjutan Proyek Batam apakah bisa dilanjutkan/tidak. Diputuskan pembangunan Batam dilanjutkan dengan menggunakan APBN (dulunya dana Pertamina).
Pada era ini terdapat Pelimpahan Wewenang Pengelolaan Pelabuhan Laut di Pulau Batam kepada Otorita Batam dari Departemen Perhubungan.
(Tribunnews.com/Yanuar Riezqi Yovanda)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Keluarga Berencana Memakamkan JB Sumarlin di San Diego Hills, https://www.tribunnews.com/nasional/2020/02/06/keluarga-berencana-memakamkan-jb-sumarlin-di-san-diego-hills.


 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											 
											