HEADLINE TRIBUN BATAM
Virus Corona Singapura Level Oranye, Dua Warganya Tertular Pulang dari Malaysia
Pemerintah Singapura menaikkan level wabah virus corona dari kuning ke oranye. Dan menangguhkan kegiatan eksternal seluruh sekolah.
Kemudian wanita berusia 39 tahun yang juga punya riwayat perjalanan ke Malaysia dari 22 hingga 29 Januari. Dia mengalami gejala pada 30 Januari, dan berada dalam isolasi di Rumah Sakit Umum Sengkang.
Hong Kong Panik
Sementara itu, warga Hong Kong dilanda kepanikan dan menyerbu supermarket untuk memborong barang-barang penting.
Mereka cemas setelah pemerintah eksekutif Hong Kong mengumumkan pembatasan dan karantina seluruh barang dari China daratan di perbatasan selama 14 hari.
Selain itu, pemerintah Hong Kong juga mengumumkan tentang karantina wajib 36 jam terhadap warga yang datang dari China daratan.
Tidak detailnya pengumuman pemerintah tersebut membuat warga Hong Kong menyerbu swalayan dan toko-toko.
Sementara, kelompok pemuda yang sebelumnya sudah menyatakan “perang” dengan pemerintah menggelar aksi demo.
Menurut laporan South China Morning Post, selama dua hari sejak Kamis, warga berdesakan untuk membeli tisu toilet, beras dan barang-barang harian lainnya.
Meskipun pemasok makanan berusaha meyakinkan masyarakat bahwa tidak perlu menimbun barang-barang tersebut, namun warga negara otonom sudah kadung panik.
“Tidak perlu panik membeli. Kami selalu memastikan pasokan makanan yang selama bertahun-tahun, di semua jenis acara besar, kami tidak pernah kekurangan,” ujar Thomas Ng Wing-yan, ketua Dewan Makanan Hong Kong dalam konferensi pers, Jumat (7/2/2020).
Namun, pernyataan Thomas itu langsung mendapatkan reaksi dari himpunan pedagang untuk mendesak pemerintah Hong Kong membebaskan truk yang membawa beras, babi, telur, makanan laut, unggas, buah dan sayuran dari karantina.
Karantina yang dimulai Sabtu itu hanya akan memunculkan keterlambatan pasokan mencapai kota, kata pedagang itu.
Di media sosial, pro dan kontra berlangsung sangat sengit setelah Aliansi Karyawan Otoritas Rumah Sakit (HAEA) dan personel medis menggelar aksi mogok dan melakukan demonstrasi di gedung Otoritas Rumah Sakit di Hong Kong, Jumat.
Mereka menyerukan pemerintah untuk menutup perbatasan dengan China daratan agar virus tidak semakin meluas di Hong Kong.
Saat ini, jumlah penderita virus di negara otonom itu mencapai 25 kasus dan satu orang meninggal dunia.