VIRUS CORONA

Jalani Observasi Virus Corona di Natuna, Mahasiswa Tetap Ikut Kuliah Gunakan Sistem Online

WNI yang berstatus mahasiswa menjalani kuliah dengan sistem online. Beberapa dari mereka melakukannya di balik komplek hanggar Lanud Raden Sajad.

TribunBatam.id/Bereslumbantobing
Warga mengikuti olahraga bersama di hanggar Lanud Raden Sajad, Ranai, Minggu (9/2/2020). Sejumlah mahasiswa yang menjalani observasi di Lanud Raden Sajad tetap mengikuti perkuliahan sistem online. 

NATUNA,TRIBUNBATAM.id - Ruang gerak terbatas tak membuat 238 Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjalani masa observasi di Hanggar Lanud Raden Sajad berhenti dalam menimba ilmu.

WNI yang berstatus mahasiswa menjalani kuliah dengan sistem online. Beberapa dari mereka melakukannya di balik komplek hanggar.

Dalam cuplikan video yang dikirim Humas Kemenkes Lukman Dede kepada TribunBatam.id, Senin (10/2/2020) terlihat aktivitas mahasiswa warga observasi tengah mengerjakan perkuliahaan jarah jauh itu.

Seorang WNI yang menjalani masa observasi, Nathania saat dihubungi TribunBatam.id menyebutkan, kalau saat ini mereka sedang disibukkan aktivitas perkuliahan.

"Iya, kami sudah pada mau kuliah, belajarnya online," ucap dia saat dihubungi.

Nathania merupakan seorang pelajar mahasiswa di Universitas Normal Huazhong, berlokasi di Komunitas Universitas Normal Tiongkok Tengah, Kecamatan Luonan, Distrik Hongshan di Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei.

Tidak hanya Nathania, seorang warga observasi Sylvaniacarsila juga mengaku sudah menjalani proses kuliah online.

"Ada beberapa kampus yang mulai online belajarnya," tulis Sylva dalam pesan Whatsappnya.

Sekretaris Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Achmad Yurianto saat jumpa pers di Jakarta, Senin (10/02/2020) menyebutkan bahwa selain permasalahan masa observasi, ratusan WNI yang diantaranya mahasiswa kini harus memikirkan proses masa perkuliahan.

Karena di Wuhan itu masa perkuliahan telah dimulai untuk semester ini, namun memang masih diterapkan secara online.

Bahkan ia menyebutkan beberapa mahasiswa kedokteran semester 8 sudah harus menjalani masa praktek.

"Jadi yang menjadi permasalahan mereka saat ini, bagaimana sponsor beasiswa mereka nantinya, jika proses masa karantina masih berlangsung hingga pulang ke rumah orang tua masing masing nantinya. Tentu akan memakan waktu," katanya.

Tembus Rp 1 Triliun

Kementerian Keuangan mempersiapkan dana siaga untuk penanganan Warga Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan ke Natuna.

Dana siaga ini dikeluarkan bila alokasi dana dari masing-masing kementerian tidak mencukupi untuk penanganan ratusan WNI yang kini menjalani masa observasi sejak Minggu (2/2/2020).

Dilansir Tribunnews.com, penanganan wabah virus Corona terhadap 238 WNI dari Wuhan di Natuna diprediksi mencapai Rp 1 Triliun.

"(Pascapenangangan) bisa (Rp 1 triliun), tapi maksud saya ini kan baru sebulan (wabah virus corona) ini," ujar Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, Askolani di kantornya, Jakarta, Senin (10/2/2020).

Ia menjelaskan, penanganan di Natuna sekarang masih terus jalan, tentunya sumber dana dari masing-masing kementerian.

Anggaran tersebut, khususnya gabungan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), TNI, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

"Tergantung siapa yang lakukan kegiatan, pasti Kemenkes. Kemudian ada TNI, ada BNPB kemarin dia bantu masker," katanya.

Sementara, jika dana tersebut kurang maka Kementerian Keuangan akan melakukan antisipasi melalui persetujuan Sri Mulyani untuk memberikan dana tambahan.

"Nanti kalau pilihan terakhir bisa. Saat ini dari pagu masing-masing, kurangnya itu nanti belakangan kan itu masih jauh," pungkas Askolani.

Cerita WNI Jalani Observasi di Natuna

Punya ruang gerak yang serba terbatas memang tidak menyenangkan.

Hal ini yang harus dilalui oleh 238 orang Warga Negara Indonesia (WNI) selama 14 hari di Hanggar Lanud Raden Sajad, Natuna.

Delapan hari menjalani masa karantina, cerita para WNI yang menjalani observasi di Natuna menarik untuk dikulik.

Informasi kondisi kesehatan mereka terus disampaikan. Hal itu lah yang mengurangi rasa kecemasan para warga indonesia, terkhusus keluarga para WNI yang diobservasi.

Rasa khawatir akan keberadaan mereka, berangsur menurun. Dua warga observasi, Novi dan Elfa mengatakan kondisi terkini mereka sudah sangat baik dan sehat.

Ia menyebutkan petugas layanan kesehatan oleh Kemenkes selalu memperhatikan kebutuhan ratusan WNI di Hanggar.

"Menurut saya program ini sangat baik. Bagi saya ini sudah cukup. Kami diperhatikan di sini dan makanannya enak-enak, cukup mantaplah, ujar seorang peserta observasi, Elfa dalam video yang dikirimkan humas Kemenkes, Dede Lukman kepada TribunBatam.id, Minggu (9/2/2020).

Tidak hanya Elfa, peserta observasi lainnya, Novi dalam video yang sama mengaku diperhatikan selama menjalani masa observasi.

"Yang pasti kebersihannya benar-benar terjaga setiap hari disemprot vaksin dan setiap hari kesehatan diperiksa dua kali, dan kandungan makanan yang diberikan bergizi," ucap Novi.

Elfa juga menyebutkan selama menjalani masa observasi, kebutuhan fasilitas olahraga seperti basket, volly bad min serta meja pingpong tersedia di loakasi karantina.

"Alat musik gitar juga ada, saya suka karena saya suka nyanyi," kata Elfa.

Humas Kemenkes, Dede Lukman mengatakan ratusan WNI belum dapat dikontak, hal itu sesuai SOP yang berlaku. Namun untuk mengetahui informasi ratusan WNI pihaknya dapat menghubungi tim medis yang berjaga di ring satu.

"Nanti kalau ada yang mau ditanya, kami catat baru kami sampaikan ke tim medis di ring satu iya," kata Lukman.

Pengusaha Travel Menjerit

Sejumlah wisatawan memilih mengubah jadwal liburan mereka ke Kabupaten Natuna, Provinsi Kepri.

Hal itu sebagai dampak merebaknya virus corona yang belakangan menghebohkan dunia termasuk Natuna yang kini menjadi lokasi observasi

Dampak tersebut dirasakan pemilik jasa layanan travel wisata yang ada di Natuna.

"Ada 4 pesanan wisata yang menunda jadwal kunjungannya ke Natuna akibat virus corona," ujar seorang pengusaha travel, Kiki kepada TRIBUNBATAM.id, Jumat (7/2/2020).

Kata dia, seharusnya 20 orang wisatawan itu sudah datang tanggal 4 Januari lalu.

Namun hal itu berubah setelah WNI dari Wuhan datang dan melaksanakan observasi di Natuna.

Menurut Kiki, belum ada wisatawan yang berani melakukan kunjungan ke Natuna.

Suspect Corona di Tanjungpinang

Dugaan Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri) dari Singapura Suspect virus corona masuk ke wilayah Indonesia melalui Batam benar adanya.

Hanya saja hasil pemeriksaan yang dilakukan tim dari Dokter yang dipimpin oleh Dokkes Polda Kepri menyebutkan negatif.

"Hasil pemeriksaan kami terhadap satu keluarga tersebut, semuanya sehat, tidak ada gangguan atau gejala-gejala yang menyerupai virus corona," kata Kombes Muhammad Haris, Kabid Dokkes Polda Kepri melalui telepon, Minggu (9/2/2020).

Haris menjelaskan enam WNI suspect virus corona ini masuk melalui pelabuhan Harbourbay Batam, Sabtu (4/1/2020) lalu.

Dan yang melakukan investigasi adalah tim dari KKP dan dokter dari Dinkes Tanjungpinang.

"Saat ini ke 6 WNI ini sudah berada di Tanjungpinang dan dalam keadaan sehat," jelasnya.

6 WNI dinyatakan sehat

Harris meminta agar masyarakat Kepri, khususnya Batam dan Tanjungpinang tidak terprovokasi yang informasi-informasi yang belum pasti.

"Jadi sekali lagi saya tegaskan, mereka sehat," tegasnya.

Terpisah Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepri, Tjetjep Yudiana mengatakan tidak ada warga Kota Tanjungpinang yang suspect terjangkit virus corona.

Pihaknya sudah menemukan orang-orang yang disebutkan terjangkit suspect virus corona, sudah mendatangi mereka dan Sudah melakukan pemeriksaan kesehatan.

"udah dipastikan orang-orang tersebut dalam keadaan sehat. Tidak ada gejala demam, batuk dan apalagi sesak nafas. Jadi tidak perlu resah," jelas Tjetjep.

Sebelumnya beredar informasi bahwa pada 8 Februari 2020 di Batam terdeteksi adanya WNI dari Singapura yang suspect terjangkit virus corona masuk ke wilayah Indonesia melalui Batam.(Tribunbatam.id/Bereslumbantobing) (Tribunnews.com/Yanuar Riezqi Yovanda) (Kompas.com/Kontributor Hadi Maulana)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved