VIRUS CORONA

3 Pesawat Milik TNI AU Disemprot Disinfektan di Natuna, Bakal Angkut Ratusan WNI Pulang ke Daerah?

3 unit pesawat evakuasi milik TNI AU yang sebelumnya mengangkut ratusan WNI dari Hubei, dilakukan penyemprotan disinfektan Selasa (11/2/2020) pagi ini

Editor: Dewi Haryati
TRIBUNBATAM.ID/BERES LUMBANTOBING
Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan 1) Laksda Yudo Margono 

NATUNA, TRIBUNBATAM.id - Tinggal hitungan hari, ratusan Warga Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, China di Natuna akan pulang ke daerahnya masing-masing.

Diketahui, masa observasi 238 WNI di Hanggar Lanud Raden Sajad, Ranai, Natuna, Provinsi Kepri akan segera berakhir.

Memasuki hari kesepuluh dari rencana 14 hari masa observasi terkait virus corona, pemerintah mulai menyiapkan skema pemulangan para WNI yang dievakuasi dari Wuhan, Hubei, China.

Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan 1 (Pangkogabwilhan 1) Laksda Yudo Margono mengatakan, telah menyiapkan transportasi untuk pemulangan ratusan WNI.








"Terkait mekanisme pemulangan WNI ke tempat masing-masing, kita sudah siapkan sarana prasarana dan bahkan tim pendamping," ujar Yudo, usai menggelar bakti sosial di Kota Tua Penagi, Natuna, Selasa (11/2/2020).

Ia mengatakan, hingga kini pihaknya masih menunggu perintah dari Panglima TNI tentang mekanisme pemulangan.

"Tentunya kita di sini menyiapkan sarana dan prasarana, sudah siap seperti pesawat sudah stand by di hanggar," ucapnya.

Kendati demikian, ia akan tetap menunggu instruksi dari pimpinan.

Jalani Observasi Virus Corona di Natuna, Mahasiswa Tetap Ikut Kuliah Gunakan Sistem Online

Hilangkan Trauma Warga, Panglima Ajak 300 Warga Kota Tua Penagi Natuna Makan Ayam Goreng Bersama

Sementara itu pantauan Tribunbatam.id, pagi ini 3 unit pesawat evakuasi milik TNI AU berjenis Hercules C130 dan Boeing 737-400 yang sebelumnya mengangkut ratusan WNI dari Hubei, dilakukan penyemprotan disinfektan.

Direncanakan 3 unit pesawat tersebut akan digunakan mengangkut pemulangan ratusan WNI dari Hanggar Lanud Raden Sajad.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan dalam hal ini Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Achmad Yurianto di Jakarta menyebutkan, skema pemulangan ratusan WNI sedang dirancang dan berkoordinasi untuk memyiapkan kepulangan WNI.

Namun melihat sulitnya akses tranportasi ke tempat observasi di hanggar, pihaknya berencana membawa pulang para WNI ke Jakarta terlebih dulu.

Dari Jakarta, rencananya 238 WNI yang selasai diobservasi akan dijemput kepala daerah asal tempat tinggal mereka masing-masing.

“Kami sudah berkoordinasi dengan beberapa kepala daerah dan rencananya akan dijemput oleh mereka,” sebutnya.

Hilangkan Trauma Warga

Sementara itu, untuk merajut kebersamaan antar elemen masyarakat, Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan 1 mengajak 300 warga Kota Tua Penagih, Ranai, Natuna, makan ayam goreng bersama.

Kegiatan itu disejalankan dengan bakti sosial kesehatan pengobatan gratis oleh Gabungan Tugas Terpadu Operasi Kemanusiaan.
di Kota Tua Penagih, Ranai, Selasa (11/2/2020).

Pangkogabwilhan 1, Laksda Yudo Margono mengatakan, selain makan ayam goreng bersama dan pengobatan gratis, seperti pengecekan kesehatan, dan membagikan vitamin, pihaknya juga menikmati hiburan musik orgen tunggal.

"Pagi ini kita bersama warga penagih sudah makan ayam goreng bersama, juga pengobatan gratis, seperti pengecekan kesehatan," ujar Yudo.

"Kenapa ayam goreng. Karena ayam goreng yang terkenal di Kota Tua Penagih ini," ujarnya.

Tentunya, kegiatan ini merupakan upaya untuk menghilangkan ketakutan warga Kota Tua Penagih terhadap ratusan Warga Negara Indonesia yang menjalani observasi di Hanggar Lanud Raden Sajad.

"Jadi kita pupuk kembali rasa kebersamaan itu, sehingga warga bersama pemerintah, TNI dan Polri kedepannya dapat saling sinergi menjaga Natuna ini," ujarnya.

Sebelumnya dikabarkan, akibat rasa ketakutan terhadap ratusan WNI yang menjalani masa observasi di Hanggar Lanud Raden Sajad yang jaraknya berkisar 1,3 km dari permukiman warga Penagih, puluhan warga mengungsi ataupun keluar meninggalkan rumah.

Tetap Ikut Kuliah Gunakan Sistem Online

Ruang gerak terbatas tak membuat 238 Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjalani masa observasi di Hanggar Lanud Raden Sajad berhenti dalam menimba ilmu.

WNI yang berstatus mahasiswa menjalani kuliah dengan sistem online. Beberapa dari mereka melakukannya di balik komplek hanggar.

Dalam cuplikan video yang dikirim Humas Kemenkes Lukman Dede kepada TribunBatam.id, Senin (10/2/2020) terlihat aktivitas mahasiswa warga observasi tengah mengerjakan perkuliahaan jarah jauh itu.

Seorang WNI yang menjalani masa observasi, Nathania saat dihubungi TribunBatam.id menyebutkan, kalau saat ini mereka sedang disibukkan aktivitas perkuliahan.

"Iya, kami sudah pada mau kuliah, belajarnya online," ucap dia saat dihubungi.

Nathania merupakan seorang pelajar mahasiswa di Universitas Normal Huazhong, berlokasi di Komunitas Universitas Normal Tiongkok Tengah, Kecamatan Luonan, Distrik Hongshan di Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei.

Tidak hanya Nathania, seorang warga observasi Sylvaniacarsila juga mengaku sudah menjalani proses kuliah online.

"Ada beberapa kampus yang mulai online belajarnya," tulis Sylva dalam pesan Whatsappnya.

Sekretaris Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Achmad Yurianto saat jumpa pers di Jakarta, Senin (10/02/2020) menyebutkan bahwa selain permasalahan masa observasi, ratusan WNI yang diantaranya mahasiswa kini harus memikirkan proses masa perkuliahan.

Karena di Wuhan itu masa perkuliahan telah dimulai untuk semester ini, namun memang masih diterapkan secara online.

Bahkan ia menyebutkan beberapa mahasiswa kedokteran semester 8 sudah harus menjalani masa praktek.

"Jadi yang menjadi permasalahan mereka saat ini, bagaimana sponsor beasiswa mereka nantinya, jika proses masa karantina masih berlangsung hingga pulang ke rumah orang tua masing masing nantinya. Tentu akan memakan waktu," katanya.

Tembus Rp 1 Triliun

Kementerian Keuangan mempersiapkan dana siaga untuk penanganan Warga Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan ke Natuna.

Dana siaga ini dikeluarkan bila alokasi dana dari masing-masing kementerian tidak mencukupi untuk penanganan ratusan WNI yang kini menjalani masa observasi sejak Minggu (2/2/2020).

Dilansir Tribunnews.com, penanganan wabah virus Corona terhadap 238 WNI dari Wuhan di Natuna diprediksi mencapai Rp 1 Triliun.

"(Pascapenangangan) bisa (Rp 1 triliun), tapi maksud saya ini kan baru sebulan (wabah virus corona) ini," ujar Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, Askolani di kantornya, Jakarta, Senin (10/2/2020).

Ia menjelaskan, penanganan di Natuna sekarang masih terus jalan, tentunya sumber dana dari masing-masing kementerian.

Anggaran tersebut, khususnya gabungan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), TNI, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

"Tergantung siapa yang lakukan kegiatan, pasti Kemenkes. Kemudian ada TNI, ada BNPB kemarin dia bantu masker," katanya.

Sementara, jika dana tersebut kurang maka Kementerian Keuangan akan melakukan antisipasi melalui persetujuan Sri Mulyani untuk memberikan dana tambahan.

"Nanti kalau pilihan terakhir bisa. Saat ini dari pagu masing-masing, kurangnya itu nanti belakangan kan itu masih jauh," pungkas Askolani.

Cerita WNI Jalani Observasi di Natuna

Punya ruang gerak yang serba terbatas memang tidak menyenangkan.

Hal ini yang harus dilalui oleh 238 orang Warga Negara Indonesia (WNI) selama 14 hari di Hanggar Lanud Raden Sajad, Natuna.

Delapan hari menjalani masa karantina, cerita para WNI yang menjalani observasi di Natuna menarik untuk dikulik.

Informasi kondisi kesehatan mereka terus disampaikan. Hal itu lah yang mengurangi rasa kecemasan para warga indonesia, terkhusus keluarga para WNI yang diobservasi.

Rasa khawatir akan keberadaan mereka, berangsur menurun. Dua warga observasi, Novi dan Elfa mengatakan kondisi terkini mereka sudah sangat baik dan sehat.

Ia menyebutkan petugas layanan kesehatan oleh Kemenkes selalu memperhatikan kebutuhan ratusan WNI di Hanggar.

"Menurut saya program ini sangat baik. Bagi saya ini sudah cukup. Kami diperhatikan di sini dan makanannya enak-enak, cukup mantaplah, ujar seorang peserta observasi, Elfa dalam video yang dikirimkan humas Kemenkes, Dede Lukman kepada TribunBatam.id, Minggu (9/2/2020).

Tidak hanya Elfa, peserta observasi lainnya, Novi dalam video yang sama mengaku diperhatikan selama menjalani masa observasi.

"Yang pasti kebersihannya benar-benar terjaga setiap hari disemprot vaksin dan setiap hari kesehatan diperiksa dua kali, dan kandungan makanan yang diberikan bergizi," ucap Novi.

Elfa juga menyebutkan selama menjalani masa observasi, kebutuhan fasilitas olahraga seperti basket, volly bad min serta meja pingpong tersedia di loakasi karantina.

"Alat musik gitar juga ada, saya suka karena saya suka nyanyi," kata Elfa.

Humas Kemenkes, Dede Lukman mengatakan ratusan WNI belum dapat dikontak, hal itu sesuai SOP yang berlaku. Namun untuk mengetahui informasi ratusan WNI pihaknya dapat menghubungi tim medis yang berjaga di ring satu.

"Nanti kalau ada yang mau ditanya, kami catat baru kami sampaikan ke tim medis di ring satu iya," kata Lukman.

Pengusaha Travel Menjerit

Sejumlah wisatawan memilih mengubah jadwal liburan mereka ke Kabupaten Natuna, Provinsi Kepri.

Hal itu sebagai dampak merebaknya virus corona yang belakangan menghebohkan dunia termasuk Natuna yang kini menjadi lokasi observasi

Dampak tersebut dirasakan pemilik jasa layanan travel wisata yang ada di Natuna.

"Ada 4 pesanan wisata yang menunda jadwal kunjungannya ke Natuna akibat virus corona," ujar seorang pengusaha travel, Kiki kepada TRIBUNBATAM.id, Jumat (7/2/2020).

Kata dia, seharusnya 20 orang wisatawan itu sudah datang tanggal 4 Januari lalu.

Namun hal itu berubah setelah WNI dari Wuhan datang dan melaksanakan observasi di Natuna.

Menurut Kiki, belum ada wisatawan yang berani melakukan kunjungan ke Natuna. (tribunbatam.id/Beres Lumbantobing)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved