Bertato & Tampak Garang, Prianggono Ternyata Berhati Mulia, Pensiun dari Preman Dirikan Panti Asuhan
Perjalanan hidup Prianggono sangat berliku. Pernah terjerumus ke lembah hitam, Prianggono insaf dan mendirikan panti asuhan.
Ia kemudian membuka usaha dengan berjualan soto.
Dari sana juga ia kenal dengan komunitas Islam.
Semenjak itulah, Prianggono rajin beribadah. Hingga ia mempunyai keinginan untuk mendirikan panti asuhan.
"Waktu itu mimpi saya itu saya buat di kos-kosan, di kos saya gambar panti asuhan. Alhamdulillah dalam waktu satu tahun dua bulan terlaksana," ucapnya.
Alasan mendirikan panti asuhan, karena Prianggono ingin bisa bermanfaat bagi orang lain terutama bagi anak-anak yatim dan kaum dhuafa.
Ia pernah mendengar bahwa orang yang mengurus anak yatim akan berdampingan dengan Nabi Muhammad SAW.
Harapanya, ia bisa membayar dosa-dosa yang telah dia buat di masa lalu.
Panti asuhan
Panti asuhan dirintisnya tahun 2013. Saat itu panti masih berlokasi di rumah mertuanya.
Seiring berjalanya waktu, tahun 2015 Prianggono memulai membangun panti asuhan di atas tanah yang dibelinya.
"Saya rintis panti asuhan di rumah mertua, ada delapan anak waktu itu. Lalu saya membeli tanahnya simbah, Saya cicil ke anaknya satu-satu," ujar Prianggono.
Saat itu ada 21 anak yang ada di panti asuhanya, mulai dari balita hingga SMA.
Secara mandiri ia menghidupi anak-anak di panti asuhan itu.
Selama enam tahun Prianggono menjalankan panti asuhan tanpa mengajukan proposal kemanapun.

Meski diakuinya, banyak orang yang datang ke panti asuhan untuk bersedekah.