VIRUS CORONA
Virus Corona Terus Mengancam, Harga Barang di Batam Mulai Naik
Kini dampak penyebaran virus corona, sejumlah barang dari China tidak diperbolehkan masuk ke Batam.
Virus Corona Terus Mengancam, Harga Barang di Batam Mulai Naik
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Kondisi penyebaran virus corona di berbagai negara sangat berdampak terhadap penurunan perekonomian di Kota Batam.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Batam, Rafki Rasyid mengkhawatirkan kalau virus corona ini berkepanjangan maka akan bisa mempengaruhi perekonomian Batam.
"Walaupun sampai saat ini dampaknya kepada ekonomi belum begitu terasa tapi kalau masih berlanjut beberapa bulan ke depan dampaknya kepada perekonomian akan mulai terasa," ujar Rafki kepada Tribun, Jumat (14/2).
Dimulai dari hambatan impor bahan baku yang berasal dari China.
Kemudian diikuti dengan penurunan permintaan dari pasar global akibat masyarakat yang menahan konsumsinya akibat virus Corona.
"Kalau hal ini terjadi, maka Batam yang menggantungkan ekonominya kepada aktivitas ekspor impor akan ikut terpengaruh," tuturnya.
• WASPADA Corona, Belasan TKA China Dikarantina di Batam
Ia berharap pemerintah sudah menyiapkan langkah-langkah antisipasi untuk hal ini. Jangan sampai ekonomi di Kota Batam ikut terseret karena isu virus corona ini.
"Kita juga berharap masyarakat Batam tidak panik dan bereaksi berlebihan dengan adanya isu ini," tegasnya.
Apabila masyarakat sampai panik, tambahnya dan melakukan panic buying maka dampak isu corona ini kepada ekonomi akan lebih cepat. Sehingga dampaknya akan lebih merugikan.
Kini dampak penyebaran virus corona, sejumlah barang dari China tidak diperbolehkan masuk ke Batam.
Kondisi ini berdampak kepada kondisi perekonomian di Batam.
Ketua Indonesian National Shipowners Association (INSA) Batam, Osman Hasyim mengakui tenaga-tenaga kerja yang berhubungan dengan kapal asing terhambat. Pasalnya di negara mereka juga ada aturan travel warning.
"Kami memang belum mengkaji berapa persen penurunannya," ujar Osman saat berada di Travelodge Hotel, Jumat (14/2).
Diakuinya untuk crew kapal asal China sementara ini memang dilarang turun ke darat saat tiba di Batam. Sementara untuk jenis barang yang masuk dari wilayah lain ataupun dari China belum ada perubahan.
Hanya saja prosedur kesehatannya harus dijalankan. Seperti kapal tersebut harus melalui tahapan karantina kemudian diperiksa satu-persatu.
"Baru tadi pagi saya telepon teman di Australia untuk menanyakan apakah bisa datang. Dia bilang tak bisa datang sampai travel warning dari Australia dicabut," ujarnya.
Menurut Osman, kapal yang sangat berdampak adalah kapal ferry. Pasalnya banyak wisman yang terhambat melakukan traveling keluar daerahnya.
Sementara kapal barang yang masuk masih normal jumlahnya.
"Yang jelas secara kecepatan memang menurun. Karena tenaga ahli orang yang berkepentingan dari luar negeri untuk mengecek barangnya terhambat," ujarnya.
Ia menegaskan seluruh stakeholder harus patuh terhadap kebijakan pemerintah di bidang karantina. Dan hal ini merupakan langkah pencegahan suatu tindakan yang lebih besar.
"Kita patuh untuk itu. Soal penurunan kami belum buat kajiannya," ujar Osman. (TRIBUNBATAM.id/Roma Uly Sianturi)